ChildishObsesi 28

1K 81 10
                                    

" Halo?"

"gimana? Dia udah lihat fotonya."

"Iya udah sih, malah mereka lagi bahas masalah itu berdua. Gue iri deh, kenapa tuh pasangan sweet banget." Orang itu menatap sengit ke arah Alin dan Elon berada.

Terdengar suara tawa dari seberang sana.

Terkejut, Si penelpon langsung pergi dari tempat itu ketika matanya bertemu dengan iris hitam Elon. Tapi dia punya informasi yang gak kalah bagus....

"Mereka putus J-!!!" Meskipun kesal dimatikan sepihak oleh orang itu, dia juga ikut senang ketika telinganya masih mendengar suara Alin menangis. Beda lagi orang yang disebrang sana dengan wajah yang kurang meyakinkan tapi tenang saja dia masih punya rencana yang paling menarik.

***

"Hm, kita putus."

Alin menatapnya dengan tatapan tak percaya.

Dia langsung menubrukkan dirinya ke tubuh Elon.
"HUWAAAAAAAA AKUU GAK MAU PUTUSSS, GAK MAUU GAK MAUU GAK MAUUU DAN GAK AKANNN AAAAAA HUWAAAAAAAA."

Elon terkejut dan panik, tangannya reflek memeluk gadis itu tak kalah erat.
"Eh? Sssttt cup cup cupp." Tubuhnya ikut oleng karena gadis itu yang menabraknya dengan kuat, untung saja dirinya bisa bertahan.

"JAHATTT, KAMU GAK BOLEH BILANG GITU HUWAAAA." Alin menangis sekuat-kuatnya, seperti anak kecil yang ditinggal oleh ibunya.

Elon tak menyangka reaksi gadis nya akan seperti ini, cowok itu malah tertawa membuat Alin memukul bahu Elon yang bergetar berkali-kali.

"Ekhem, Sssstt tadi ada yang ngintipin kita," ucap Elon berusaha meredakan tawanya, membuat Alin langsung menatapnya.

"Ngintip?" beonya.

Elon mengangguk, merapikan rambut gadis itu dan mengelap air matanya.
"Dari tadi ada yang lihatin kita dibalik tembok itu." Elon mengendikkan dagunya ke arah depan, membuat Alih menoleh kebelakangnya sekilas.

"Jadi aku mau buat drama sedikit, biar dia seneng. Eh kamu malah nangis, maaf yah." Cowok itu tertawa pelan dan membawa kepala Alin kedalam pelukannya lagi.

SSRRRRTTTTT

Cowok itu memasang wajah jijik saat Alin mengeluarkan ingusnya menggunakan baju Elon. Tapi tidak mengelak, tangannya terus mengelus rambut Alin yang masih sesegukkan.

"Kamu beneran gak marah?" tanya Alin mendongakkan kepalanya sedikit.

"Marah sih, mangkanya jangan kesana lagi ya?"

Alin tersenyum dan mengangguk, dia harus jadi gadis yang patuh agar Elon tetap menyukainya.

"Jaangan bilang putus lagi." Alin merengek, membuat Elon mencubit pipi gadis itu lalu menangkupnya. Alin hanya mengerjapkan matanya beberapa kali. Menaruh rambut gadis itu kebelakang telinga, Elon mengelus pipinya pelan. Mereka bertatapan beberapa saat, hingga Elon memutuskan untuk mendaratkan bibirnya ke kening Alin lama.

"Jadi kita gak putus kan?" tanya Alin

"Enggak, dan nggak akan," ucap cowok itu ragu namun tersenyum lebar setelahnya. Apa iya? Mereka gak akan pisah? Karena setiap pertemuan pasti akan ada yang namanya perpisahan. Itu yang ditakutkannya, sudah menjadi hukum alam.

"Udah? Ayo kita pulang." Elon berjalan santai meninggalkan Alin. Sedangkan Alin yang cemberut langsung tersenyum lebar ketika dirinya merencanakan sesuatu.

Mengambil ancang-ancang, dia berlari dengan mata yang terfokus pada punggung cowok itu. Dan ... HAP!!! Dia melompat ke atas punggung Elon kemudian melingkarkan tangannya disekitar leher cowok itu sambil tertawa lebar. Elon dengan sigap langsung memegangi kaki Alin yang melingkar dipinggangnya.

Kemudian mereka tertawa bersama. Namun masih terpikirkan oleh mereka masing-masing.

Siapa yang mengikuti Alin diam-diam sampai memfoto dirinya

Siapa yang mengintip mereka

Siapa yang mencoba menghancurkan hubungan mereka

Dan karena apa

Biarlah mereka menyingkirkan dulu persoalan itu, Alin bahagia. Sungguh bahagia bisa memiliki laki-laki ini.

***

Taraaaa, kembali lagi sama mereka hihi. Segitu dulu ya..

Childish X Obsesi ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang