ChildishObsesi 18

1.1K 92 12
                                    

"Ma

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Ma.." Elon mengetuk kamar mama nya sambil memanggil".

Pintupun terbuka menampakkan wanita paruh baya yang masih cantik diumurnya yang sudah berkepala tiga.

"Mau pergi?" tanya mama Elena. Anak semata wayangnya mengangguk.

"Elon pamit ya ma mau main, Dika udah nunggu di bawah," tutur cowok itu sopan sambil menyalam tangan mamanya. Elena terkekeh pelan.

"Baik-baik ya, jaga diri jangan macam-macam loh, inget kata mama.. Mama selalu bangga sama kamu sayang."

Elon mencium pipi mama nya singkat.
"Pasti! Mama mau Elon antarin ke kantor papa gak? Sekalian lewat gitu."

"Nggak usah, ini mama mau kebawah. Sumpek juga lama-lama di kamar."

Mereka tertawa bersama..
"Ohya ma Elon mau nanya sesuatu boleh?"

"Sini masukk." Elena membawa putra tunggalnya masuk ke kamar. Mereka duduk di pinggir tempat tidur.

"Nanya apa?" tanyanya.

"Gini hem, cewek itu sukanya dikasih apa ya ma?" Elon gugup sambil menahan malu.

Mama nya pun menatap anaknya dengan tatapan geli.

"Hal yang paling dia suka apa?"

Elon menggembungkan pipinya sambil berfikir.
"Semuanya." Jawaban Elon membuat mama Elena bingung.

"Alin suka semuanya," jawab Elon lagi. Elena mengangguk.

"Emang sih cewek mah suka apa aja, tapi ada nggak sesuatu yang paling dia sukai? Istimewa gitu?"

"Elon?" Cowok itu menunjuk dirinya sendiri.

"Hm?" Mama Elena tersenyum hangat.

"Iya Alin selalu bilang kalo dia suka sama Elon, enggak. Sayang katanya."

Elon menaikkan alisnya bingung ketika melihat mama nya seperti sedang menahan tawa.

"Emangnya ada acara apa? Alin ulang tahun ya nak?"

"Enggak sih ma, cuma mau ngasih aja soalnya Alin gak pernah minta apa-apa, terus waktu ke mall juga Alin gak mau ngerepotin aku. Katanya kan aku masih minta uang ke ortu.. Apa Elon harus kerja dulu ya ma?" ucap Elon curhat.

"Memang gak salah pilih. Betul sih kamu emang harus kerja, tapi nanti ya lanjutin perusahaan papa aja mau? Atau kamu punya cita-cita lain?"

"Itu nanti aja bahas nya please, sekarang gimana?" Elon memasang wajah memelas. Cita-cita adalah topik sensitif baginya, tak ingin mengecewakan orang tua karena ia harapan satu-satunya untuk melanjutkan perusahaan yang sudah turun-temurun itu tapi itu bukanlah keinginannya.

Elena melepaskan kalung yang berada dilehernya.
"Ini kalung udah dari nenek moyang kamu, sekarang mama kasih ke kamu memangsih bentuk nya rada kuno tapi mewah. Nanti kasih ini ke calon mantu mama ya kalo kamu udah yakin dengan pilihan kamu...dan seterusnya kasih ini ke cucu-cucu mama. "

Elon terperangah.
"Serius ma?" Elon menerimanya dan tak bisa berhenti untuk menatap sesuatu yang ada digenggamannya sekarang. Semenit kemudian dia memeluk mama Elena.

"Makasih ma."

***

Guyysss ayo dong support terus pasangan kita Alin dan Elon nya.. Ntar authornya ngambek lohh terus hiatus atau unpublish?
Ah tapi tenang aja, ini author tersantuy kok gak akan menye-menye..

Tapi kasih semangat dong untuk akunya hehe..

Spam koment

Votte

Dan tambahkan cerita ini ke library kaliannn ya..

Salam manis dari istrinya suga:*

Childish X Obsesi ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang