ChildishObsesi 32

1.1K 88 24
                                    

||HAPPY READING||

_____

Sebelumnya author mau bilang nih, kalian wajib komen cerita ini ya dan wajib di baca.. Kalau enggak, jeng... Jeng.Jeng... Lihat aja nanti hohoho. Setidaknya bantu ramein lapak lah. Kasih tau juga apa yang kurang dan apa yang berlebih dari cerita ini.

Cerita yang kekgimana sih yang kalian suka? Aneh juga ya author bikin catatan di awal gini.

***

Alin menaruh mangkuk yang telah terisi bubur diatas nakas, mengecek suhu tubuh Elon yang masih terasa panas. Tubuh Elon pun sudah dibanjiri keringat.

"Baby boy, bangun yaa? Elon.." Alin menggoyang-goyangkan pundak cowok itu pelan berharap akan segera bangun. "Byy, baby boy makan dulu." Elon hanya bergumam tak jelas sambil menggeliat.

"Elon iss!!! Alin memaksa cowok tersebut agar bersandar di kepala ranjang, dan dengan ogah-ogahan Elon melakukananya masih dengan mata terpejam.

"Biar aku suapin ya? buka mulutnya." Alin segera memindahkan mangkuk itu ke pangkuannya.

"Aliin, minum," suara serak Elon mengalun ditelinga Alin, membuat gadis itu bergegas meminumkan kekasihnya dengan hati-hati. Perlahan Elon membuka matanya, kepalanya terasa pusing dan berat membuat dia memejamkan mata kembali.

Suap demi suapan pun diterima cowok itu dengan malas hingga tersisa setengah dan Elon sudah tak berselera. Segala makanan yang masuk terasa pahit dilidahnya, dia tak suka itu.

"Sekarang kita minum obat." Alin dengan semangat membuka tablet yang telah dibelinya di apotik depan." Buka mulutnya sayang," kata Alin memberitahu.

Elon menggeleng tanda menolak.
"Pahit....aku gak suka," rengeknya sambil memalingkan wajah.

"Kan langsung ditelan," kata Alin lebih dekat, mengelus pipi cowok itu menenangkan.

"Ck!! gak mau----"

"Katanya mau sembuh? Abis ini aku pijitin kepala kamu deh atau mau dilap-in badannya?"

Tidak ada jawaban. Alin menghela napas, gak ada cara lain. Tablet itu ditumbuknya agar halus dan dimasukkan ke mulutnya sendiri menggunakan sendok. Alin menarik lengan Elon membuat cowok itu oleng kearahnya, meraih kepala cowok itu dan menciumnya. Bukan. Tapi memindahkan obat itu ke mulut Elon. Elon yang mendapatkan perlakuan tersebut terkejut merasakan indra pengecapnya terasa pahit bercampur manis. Selesai, Alin dengan cepat menyodorkan air putih untuk Elon dan diminum cowok itu hingga kandas.

Alin hampir saja menyemburkan tawanya ketika melihat wajah Elon yang merah padam, tapi sebisa mungkin ditahannya.

"Ka-kamu ng-ngapain?" cicit Elon mencegah tangan Alin yang ingin membuka baju kaos yang sedang dikenakannya. Alin menatap mata cowok itu yang terlihat lebih sendu.

"Kamu keringetan, mau aku lap-in badannya biar seger. Yaudah aku ambil air sama handuk yang baru, tunggu." Dengan sigap Alin berlari menyiapkan keperluan. Dan kembali dengan segala perlengkapannya.

Elon pasrah ketika Alin membuka perlahan kaosnya. Gadis itu cekikikan membuat Elon mengerutkan dahinya bingung.

"Ekhem, kata kamu punya roti sobek. Mana? Datar gini." Alin tersenyum menggoda. Membuat Elon mencebikkan bibirnya lucu, tenaga cowok itu rasanya terkuras abis. Ingin membalas perkataan pacarnya pun rasanya melelahkan.

"Tenang, tapi kalo disuruh milih oppa-oppa korea atau kamu. Ya aku tetap milih kamu." Setelah memeras handuk itu, Alin dengan teliti mengelap tubuh Elon. Dimulai dari wajahnya, leher, pundak dan lain-lain. Cuma badan ya, nggak lebih. Sesekali Alin melirik ke arah cowok itu yang setia memejamkan matanya.

"Hmm," gumam Elon. Membuat Alin tersenyum dan setelah selesai dia segera membereskannya.

"Kamu gak usah pake baju deh, biarin kek gitu aja." Alin tertawa sambil melangkah ke arah lemari. Mencari bajunya yang dirasa cocok. Bisa aja sih pakai jaket, tapi itu terlalu tebal. Kan kasian kalau kekasihnya kepanasan.

Pilihannya jatuh pada baju berwarna hitam yang kelihatan lebih besar. Di pakaikannya baju itu ditubuh Elon.
"Alin....." Panggilan cowok itu menghentikan aktivitas Alin. Alin menjawabnya dengan gumaman sambil meneruskan kegiatannya.

"Makasih," ucapnya pelan, membuat Alin tersenyum. Tangan gadis itu beralih untuk merapikan rambut cowok itu yang berantakan.

"Dikompres lagi ya? Suhu tubuh kamu masih panas nih." Elon pun mengangguk, Alin kembali membantu cowok itu merebahkan tubuhnya. Membawa kepala Elon kepangkuannya, dan mengompresnya lagi. Alin memijit perlahan kepala pacarnya.

"Alinn," ucap Elon dengan suara seraknya.

"Iya?" Jawab Alin.

"Aku sayang kamu," ucap cowok itu meraih telapak tangan Alin dan menciumnya.

***

Pasangan kita up lagi nih:))). Part kali ini menurut kalian gimana?

Sweet

B aja

Kurang baper

Gak ngefeel

Oke thanks, happy reading:*

Childish X Obsesi ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang