Cxo EPILOG

2.2K 108 5
                                    

|SELAMAT MEMBACA|

______

______

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Namun sedang asiknya mengumbar kemenangan dan kelegaan, berharap semuanya berakhir dan bisa langsung pulang tidur dengan nyenyak. Tapi Elon langsung terbelalak kaget saat Jonathan yang terbaring lemah mengarahkan sebuah pistol ke arah gadisnya.

"ALINNN AWAASS," teriak Elon dengan kecepatan kilat berlari ke arahnya, yang lainnya terkejut. Sedangkan Alin langsung melihat ke samping dan mendapati dekapan pacarnya yang tak kalah erat berdampingan dengan suara tembakkan yang menggelegar memecah keheningan. Semua terdiam, tubuh Alin limbung karena menahan setengah berat badan dari Elon.

Senyum mereka pudar dan tergantikan dengan raut cemas, Bondan dan Leo segera mencari bantuan pada warga setempat. Dika menelpon polisi dan ambulan agar segera datang dan Juna menghampiri keduanya. Tubuh Alin bergetar, gadis itu berusaha menghentikan aliran darah yang keluar dengan deras di punggung Elon tepat di jantungnya.

Juna mengacak rambutnya kasar.
"Lon plisss bertahan, bentar lagi bantuan bakal datang." Dia bingung harus melakukan apa.

"E-elon?" Alin memanggilnya dengan suara tertahan.

"Aku gakpapa, tenang." Elon terbatuk-batuk mengeluarkan darah, tubuh Elon yang bergerak hebat akibat batuknya membuat Alin memeluknya kuat. Wajah mereka pucat. Juna ingin mengambil alih tubuh cowok itu tetapi Alin melarang.

"Gue janji, setelah ini mereka bakalan busuk di penjara. Atau lebih dari itu?" tanya Juna mengeraskan rahangnya, tangannya terkepal dia berdiri dan meninju tembok yang berada didekatnya frustasi.

Alin menangis dia terisak dengan keadaan yang kacau, beberapa kali bibirnya berucap lirih berdoa agar kekasihnya selamat dan bantuan cepat datang. Hanya terdengar suara jangkrik yang mengisi kekosongan diantara mereka.

"Al-lin boleh a-kku minta sesuatu? "

"Apa?" Alin menggigit bibirnya, air matanya terus mengalir dalam diam.

"Nyanyiin ak-ku." Elon menarik napasnya perlahan. Kalau dalam keadaan biasa, Alin akan menolaknya keras-keras sambil memukul bahu cowok itu. Tapi untuk menolak saat ini rasanya tak mampu.

"Mau nyanyi apa?" Alin menahan sesak di dadanya. Elon terkekeh kemudian terbatuk lagi.

"Kekasih impian, Natta Reza," kata Elon pelan. Alin berpikir berusaha mengingat lagu itu yang kemudian mengangguk sambil mengelus rambut cowok itu lembut.

Hening yang ada membuat suara Alin terdengar lebih jernih, Juna hanya diam terduduk menyaksikan. Dia hanya bisa menunggu, semoga semua baik-baik saja.

Andai ada keajaiban ingin kuukirkan

Namamu di atas bintang-bintang angkasa~~

Elon tersenyum memejamkan mata menikmati sentuhan lembut di tiap helai rambutnya dan telinganya yang dimanjakan.

Agar semua tau kau berarti untukku

Dia mendengarkan lagu ini dua hari yang lalu di salah satu stasiun televisi, dan dia menyukainya. Dia menyukai suara ini, dia menyukai semua yang berhubungan dengan Alin.

Selama-lamanya kamu milikku....

Alin berusaha menahan bobot tubuh Elon sepenuhnya.

"Elon?" panggil Alin, namun tak ada pergerakkan sedikit pun.

"Sayang?"

"Baby boy?" Alin melonggarkan pelukkannya, menatap wajah tenang Elon dengan mata terpejam. Melihat itu Juna langsung menghampiri, membantu untuk mengecek seluruh tubuh cowok itu dan tubuh Alin luruh seketika dan kembali memeluk Elon dengan sangat kuat seakan takut jika ia melepaskan, Elon akan musnah dari pandangannya. Denyut nadi cowok itu tak terasa bahkan Alin tak mendapati detak jantung atau hembusan napas hangat Elon yang menerpa kulitnya.

Rasanya dunianya hancur. Dia tertawa seperti orang yang kehilangan kewarasan.
"Jangan bercanda sayang, bangun!"

"Kamu ngeprank aku yah? Aku udah nyanyiin lagu buat kamu, sekarang kamu harus kabulin permintaan aku! Bangun Elon."

"Plissss aku mohon, kamu harus bangun terus muji betapa bagusnya suara aku!"

"ELOONNN BANGUN, AKU GAK MAU DITINGGAL!!! ELON."

Hening.....

Alin menangis histeris membuat Juna ikut memeluk mereka, pikirannya kalut.

"BANGUNN, KAMU JANGAN BERCANDA!! AKU GAK SUKAA."

Juna ikut meneteskan air matanya. Dika, Bondan dan Leo yang baru datang dengan membawa pertolongan pertama lemas seketika. Dika menjatuh kan kotak p3k dan peralatan medis lainnya, mata mereka memanas melihat pemandangan yang sangat mengerikan dan tak pernah mereka kira. Leo tertawa dengan semua ini sambil berderaikan air mata tidak percaya. Hingga bunyi siluit polisi dan mobil ambulan memenuhi kesedihan mereka. Alin tak terima tubuh Elon dibawa, Juna segera menenangkan gadis itu.

Satu harapan mereka.
"Semoga ada keajaiban."

SELESAI

***

Silahkan lihat video ini dan dengerin lagunya, coba bayangin kalau Alin nyanyiinya tanpa musik perlahan dengan suara serak memenuhi keheningan malam.

Childish X Obsesi ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang