ChildishObsesi 16

1.3K 99 10
                                    

Alin melajukan mobilnya jauh dari kota, setelah menempuh beberapa kilo meter dia memarkirkan mobil itu berderetan dengan motor atau mobil-mobil yang berada disitu.

Berjalan turun, gadis itu menyibak ilalang-ilalang yang merepotkan.

Ini adalah tempat terpencil, jarang ada manusia yang tinggal ditempat ini.

Ditatapnya gedung kotor dengan jengah.

"Kenapa gak buat markas yang bagus aja iss, jorok amat. Capek, jauh pula." Alin menggerutu sepanjang perjalanan masuk ke dalam gedung.

Sebenarnya hanya bagian luar saja gedung itu tampak seperti sarang hantu, tapi bagian dalamnya sudah dimodifikasi sedemikian rupa.

"Holla, Queen kita udah datang nihh," teriak salah satu orang, yang membuat beberapa orang yang berada disitu menatapnya.

Dengan pongah Alin melangkah.

"Mana Juna?" tanyanya lalu memutar bola matanya.

"Diatas sama bang Rey tadi."

"Eh diruangannya kali, coba lihat dulu."

Alin mengangguk, naik ke lantai dua lalu duduk disalah satu sofa dengan kaki yang naik di atas meja.

Sedangkan tangan kanannya menggapai apel lalu menggigitnya.

Mengingat-ingat, kenapa bisa ya dia mencium Elon dengan sembarangan begitu. Duhh, cowok itu sudah terkontaminasi akibat ulahnya. Setelah kejadian itu, ya mereka seperti biasa dan untungnya Elon tak membahas pertanyaan sebelumnya.

"Whats up," ucap Juna beberapa menit setelah gadis itu mengunyah, dia duduk disampingnya.

"Hu'um," gumam Alin singkat.

"Pertandingan dimulai setengah jam lagi, siapp?" kata Juna mengambil alih apel itu lalu digigitnya hingga membuat Alin kesal.

Kenapa juna ada disini? Mereka sudah lama saling mengenal, Alin yang dulu sering mengintilinya kemana pun terpaksa membawa gadis ini ke sini dan memperkenalkan Alin kepada Rey, pemilik gedung ini.

"Gue udah sering kali tanding, lo masih mempertanyakan kesiapan gue??" Alin memukul bahu cowok itu dengan kepalan tangannya.

"Sewot amat neng." Juna tertawa terbahak-bahak sampai-sampai ia tersedak dengan kunyahannya sendiri. Sekarang gantian, Alin yang menertawakannya.

Gedung ini cukup ramai, mereka tergabung dalam satu komunitas kecil. Beberapa orang yang ada disana melirik ke arah gadis itu iri.

Alin itu cewek, terus cantik. Yang bisa seakrab itu hanyalah Juna dan Bang Rey.. Wajar iri. Tapi mereka juga tak mengelak kemampuan gadis itu yang lihai diatas ring.

You know? Ini adalah gedung, tempat pertarungan illegal berlangsung. Mereka mempertaruhkan sesuatu yang bisa dijadikan hadiah untuk si pemenang. Siap-siap aja kalo kalah, fisik dan harta ludes.

"Hello ladies and gentelman." Nyatanya beberapa orang membawa wanita untuk partner menonton. Dan itu adalah suara dari arena ring, emm pembawa acara? Atau apa ya hehe.

"My Queen, Sini pertarungan akan dimulai." Bang Rey menghampiri gadis yang duduk tenang bersama Juna.

"Jangan terlalu menganggap remeh musuh hei," lanjutnya. Alin berdiri lalu memeluk Bang Rey sebagai sapaan sekilas.

"Taulah bang, siapa dia?" tanya Alin penasaran.

"Lo bakal tau nanti." Rey tersenyum amat manis. Btw, umur cowok ini sekitar 20 an yah.

Alin menatap sekitar..

"Buru, gue tunggu disana." Rey berlalu pergi.

"Juna, suruh Dika jagain pacar gue!" Alin menoleh sekilas lalu berjalan sambil mengikat rambutnya kuat berbentuk cepolan.

"Siappp Queen." Juna memberikan dua jempol.

Childish X Obsesi ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang