ChildishObsesi 33

1.1K 88 20
                                    

|HAPPY READING|

____

"Dalam rentan waktu yang begitu singkat
Aku ingin hanya ada kata selamanya yang melekat. "

***

Elon Malvinesta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Elon Malvinesta

Elon Malvinesta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Khalindy Vanue

••••••

Semilir angin berhembus menerbangkan rambut-rambut Alin yang tidak tertutup helm, dengan tangan yang melingkar erat dipinggang kekasihnya. Dia bernapas lega, Elon sudah mendingan daripada keadaan kemarin. Sungguh, kemarin itu adalah pertama kalinya dia merawat seseorang karena demam. Biasanya dia yang dirawat oleh Juna, jika sakit.

"Elon pokoknya nanti kamu harus pulang kerumah!!" Alin mengatakannya tepat disebelah telinga cowok itu agar terdengar jelas.

"Tapi---"

"Gak ada tapi-tapian, kamu udah tinggal dan dirawat baik sama mereka selama ini. Kamu tuh masih beruntung tau gak." Alin sedih seketika teringat dengan orang tuanya. Dilihatnya kepala cowok itu bergerak mengangguk tanda mengiyakan.

"Good boy." Alin berteriak dengan mengacungkan jempol tepat di depan wajah Elon, membuat cowok itu terkejut dan langsung menyingkirkan tangan gadis itu. Alin hanya tertawa lepas setelahnya.

***

Koridor sekolah tampak ramai menandakan jam pelajaran akan dimulai sebentar lagi. Menjadi sorotan disekolah? Sudah biasa bagi mereka. Menebar keromantisan di depan umum? It's easy, harus dimaklumi karena memang begitu adanya. Membuat semua orang iri, merasa ngenes, tapi hanya sekedar itu tanpa ada bantahan lagi, tanpa ada gosip miring menyebalkan ataupun tanpa adanya pengganggu. Karena ke bar-baran seorang Alin tak bisa diduga-duga, dan keluguan Elon serta senyum ramahnya membuat mereka segan. Berjalan beriringan, Elon mengusap kepala Alin dengan sayang lalu pamit melangkah ke arah kelasnya.

"WOII BROOO." Dika menggandeng bahunya membuat Elon sedikit tersentak yang kemudian mendengus mengetahui pelakunya. Disusul dengan Leo yang sedang murung.

"Udah sehat lo?" tanya Leo.

Elon terkekeh,
"Kenapa tuh muka, kusut amat?"

"Ssst, ditolak lagi dia mah." Sontak hal itu membuat keduanya tertawa.

"Emang apasih yang salah sama gue? Ganteng iya, keren iya." Leo semakin cemberut membuat mukanya semakin tak karuan.

"Dompet lo kali," celetuk Juna sadis yang entah datang dari mana. Membuat Leo memukul lengan cowok itu kuat.

"Gue kaya kok," sahut Leo tak terima.

"Iya tapi PELITTT," ucap mereka berbarengan diakhir kata. Ah rasanya senang sekali punya temen buat dibuli.

"Weh, Bondan mana?" tanya Dika.

"Biasa di kelas paling, hari ini kan jadwal nya dia pdkt sama Hana," jawab Leo.

"Hana siapa ya?" celetuk Elon membuat mereka semua menatapnya.

"What the hell, udah berapa lama lo sekolah disini?" tanya Dika heboh. Mereka memasuki kelas bersama dan menduduki singgasana masing-masing.

"Assbvxgxhs, kalian lama amat datangnya," kata Bondan ketika melihat keempat temannya baru datang diawali dengan umpatan mautnya.

"Salah sendiri datang kerajinan."

"Hana itu adik kelas yang wajahnya ke bule-bulean itu loh."

"Ngapain nih bahas gebetan gue!!" selidik Bondan memicingkan matanya.

"Nggak wooo, ini ni anak gak kenal sama si doi." Tunjuk Leo ke arah Elon yang sedang sibuk senyum-senyum sendiri.

"Iyalah pacaraaaaannnn mulu, mana ngeh dia kalo masih ada yang cantik plus bohay dari si bar-bar Alin," sindir Dika lalu tertawa.

"Tuh anak kesambet sekarang." Juna mengendikkan dagunya ke arah cowok itu. Sontak mereka melihat dan ejek-ejekkan lainnya pun terdengar.

Selama pelajaran pun yang dilakukan Elon hanya membuka buku lalu mencoret-coretnya. Juna yang melihatnya hanya menghela napas, tidak biasanya temannya ini sekurang kerjaan itu.

"Ngapa lagi lu?" bisik Juna terkekeh pelan. Guru sedang mengajar di depan, tidak ingin berisik. Mereka bukanlah murid nakal atau selengekan yang suka keluar masuk kelas, bolos ataupun kena hukuman karena melanggar. Elon hanya menggeleng.

"Cerita?"

"Gue bukan anak kandung Jun." Juna membelalakkan matanya kaget. Perkataan Elon yang lumayan terdengar dari kursi Bondan, Dika, Leo membuat mereka menoleh sambil melirik ke depan sekelas untuk memastikan kalau mereka aman.

"Apa!!!" Dika membuka mulutnya tanpa suara. Elon menghembuskan napas keras, lalu mengacak rambutnya asal.

"HEHH!!" Bondan menutup mulutnya kuat-kuat dia keceplosan berteriak membuat seisi kelas menatapnya. Goblok, ucap mereka semua dalam hati. Bondan tuh takjub, ketampanan Elon dua kali lipat lebih terpancar karena rambutnya yang berantakkan membuat kesan bad boy yang jarang-jarang sekali cowok itu perlihatkan. Hair style Elon itu rambut rapi dengan poni miring ke kiri. Lalu sekarang? Bondan pun merinding seketika lalu memukul pipinya keras, membuat Buk susi di depan kelas kesal karena anak murid yang dipanggilnya tidak menyahut. Beda lagi dengan mata anak cowok yang sudah lima watt, cewek-cewek tak bisa mengalihkan tatapannya kepada most wanted boy Cakrawala.

***

Kali ini scene Elon dan Alinnya dipending dulu yaa, terkhusus untuk merekaa berlima walaupun sebenernya masih kurang sih xixi. Selamat malam semuanya..

Childish X Obsesi ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang