🍁PROLOG🍁

55.7K 1.9K 77
                                    

// A R G A N //



~HAPPY READING ALL~



Bagi lelaki itu, malam ini sama seperti malam-malam yang lainnya. Rokok, minuman, dan wanita. Hanya saja, yang membedakan adalah wanitanya.

It's okey. Wanita yang akan menemaninya pasti berbeda setiap malamnya, hanya wanita satu ini benar-benar berbeda dari yang sebelumnya pernah dia mainkan.

Wanita ini sangat berisik, membuatnya jengkel saja. Tapi dia tidak begitu peduli.

Dengan kondisi masih bertelanjang dada, lelaki itu bersandar tenang di kepala ranjang di sebuah kamar.

Dia menghisap dalam rokok di tangannya, kemudian menghembuskan asapnya dengan kasar. Dia mendengkus keras, menoleh ke sisi kanannya dengan kesal. Dia menatap sinis wanita berbalut selimut yang berbaring membelakanginya. Entah sudah berapa lama wanita itu menangis, seakan dunianya runtuh.

Tapi mungkin, lelaki itu tidak tahu bahwa dunia wanita di sampingnya sudah benar-benar runtuh. Karena dirinya.

"Berisik banget sih, diem!" Sentak lelaki itu kasar. "Apa yang lo tangisin? Udah kejadian juga. Percuma lo nangis, tolol!"

Wanita itu mengusap hidungnya sesaat. "Argan, lo keji banget tahu gak! Lo sadar gak sih apa yang udah lo lakuin?" Tanya wanita itu serak. Sebenarnya dia ingin berteriak tepat di depan wajah Argan, meluapkan semua emosinya. Tapi dia sudah tidak memiliki tenaga.

Argan melengos keras. "Lebay banget sih lo."

"Lebay?" Ulang wanita itu, merasa miris sendiri.

Dia kembali terisak, menangisi apa yang tidak bisa dia jaga. Kehormatannya yang hilang karena direnggut lelaki brengsek di belakangnya.

Dia tahu siapa Argan, semua orang juga tahu siapa lelaki keji itu. Sudah menjadi rahasia umum jika Argan suka bermain dengan perempuan, hanya saja dia tidak menyangka bahwa kini dirinya pun menjadi permainan Argan. Padahal sebelumnya dia tidak memiliki urusan apapun dengan lelaki bejat ini.

Astaga, bahkan dia sudah tidak tahu harus menyebut Argan dengan sebutan apa.

"Ck. Jangan berisik!" Bentak Argan.

Argan mendengkus gadis ini tidak berhenti menangis. Lelaki itu mematikan rokoknya, kemudian membuang bungkusnya ke dalam asbak.

"Udah gue bilang, jangan berisik, Disya!" Argan menarik paksa selimut yang membungkus tubuh wanita itu hingga terlepas, kemudian melemparkannya ke bawah.

"Ga, lo mau apa?!" Bentak Disya. Menyilangkan kaki dan tangannya untuk menutupi bagian intim tubuhnya.

"Berisik!"

Argan menarik Disya ke tengah ranjang, membuat tangis gadis itu semakin pecah, meronta minta dilepaskan. Tapi Argan, sepertinya dia sudah kembali dikurung oleh nafsunya.

Mata Argan yang menghitam menatap lekat lekuk tubuh Disya yang sempurna. Dia tidak menyesal mengambil keperawanan gadis ini, tidak mengecewakan. Wajahnya pun cantik, hanya saja terganggu oleh air mata.

Argan naik ke atas tubuh Disya, memposisikan diri di atasnya. Dia mengunci tangan Disya di atas kepala gadis itu, kemudian memajukan wajah membungkam bibir ranumnya yang berteriak mengumpati Argan. Rasanya manis.

Dan kemudian, Argan kembali melakukan hal yang tadi dia lakukan pada Disya.

Bisa dibilang, Argan menghancurkan dunia Disya untuk kedua kalinya. Di malam yang sama.








// A R G A N //



A R G A N [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang