🍁LEBIH PENTING?🍁

6.1K 416 21
                                    

"Hanya perlu keyakinan, dalam sebuah hubungan"
.
.
.
.
.
.
.
🌈Disya Putri Ananta🌈

Happy Reading❤

Dua bulan sudah usia kandungan Disya, selama itu juga Argan selalu siap siaga, tak ingin hal buruk apapun terjadi pada Disya dan calon anaknya.

Rutinitas harian Argan adalah sekolah, yang sebentar lagi akan segera usai, dan dengan begitu Argan hanya akan fokus untuk mengurusi kerjaan di kantor papahnya.

Karena memang Aditama menyerahkan perusahaan miliknya pada Argan, Aditama hanya akan memantau dan membantu sedikit.

Sinar matahari kini tampak, Namun Argan masih tetap meringkuk di kasurnya, seperti anak kecil yang susah tidur dan susah juga untuk bangun, Disya yang kesal pun segera menarik selimut yang membungkus tubuh Argan.

"Ga. bangun!" Teriak kesal Disya, karena sedari tadi mencoba membangunkan suaminya, namun tak ada tanda-tanda dia akan bangun.

"Ck. pemalas!" Umpat Disya.

Tak habis akal, kini dirinya mencoba menarik sekuat tenaga selimut yang masih menggulung Argan, tapi entah kenapa selimut itu susah sekali untuk di tarik.

Tak menyerah, ia memberi tenaga ekstranya untuk menarik selimut itu kembali. belum sempat menarik selimut itu, Disya sudah terlebih dahulu jatuh pada tubuh Argan, kini posisinya Disya menindih tubuh Argan.

Dengan wajah terkejut, Disya berusaha bangun dan melirik hal selain tatapan Argan, lalu lagi-lagi Argan menarik belakang kepala Disya lalu menempelkan bibirnya dengan Disya.

"Morning kiss" Ucap Argan tak merasa bersalah.

Pipi Disya bersemu merah menahan malu, ini pagi hari dan suaminya sudah berlaku begitu, ck...menyebalkan!.

"Apasih, cepet mandi terus sarapan, nanti kamu telat masuk sekolah lagi!" Gerutu Disya lalu segera menjauh dari Argan.

Argan hanya bisa mengangguk pasrah, jika dirinya berdebat dengan Disya tak akan pernah beres satu menit.

"Iya bawel" Goda Argan, lalu pergi beranjak menuju kamar mandi.

Disya hanya menahan kesal dengan suaminya itu, lalu beranjak pergi menuju dapur.

Sesampainya di dapur, Disya di sambut oleh Rahma serta Aditama yang sedang menikmati makanan yang tersedia, namun ada dua koper di sebelah mereka, mau kemana-batin Disya.

Tak berselang lama pula, Argan turun dengan pakaian seragam rapih, tak lupa juga tas yang di sampirkan di bahu kanan.

Baik Disya maupun Argan keduanya mendudukan diri di kursi dekat Rahma dan Aditama, Argan pun sama di buat heran ketika melihat dua koper besar di sebelah mereka, entah mau kemana orang tuanya itu.

Tak mau penasaran, Argan pun memberanikan diri bertanya.

"Bun, pah, mau kemana bawa koper segala?"

Rahma dan Aditama yang menyadari itu pun berusaha menjelaskan.

"Papah sama bunda kamu mau ke jepang, ada kerjaan sama ayah Disya disana, mungkin satu bulananlah papah sama bunda di sana. kamu gak pp kan di tinggal?" Jelas Aditama, karena dirinya pun sebelumnya tak memberitahu terlebih dahulu.

"kenapa gak bilang dari awal?" Tanya Argan kembali.

"Bunda lupa terus, gak pp ya kamu di sini sama Disya, di jaga Disya nya jangan di buat nangis!" Nasihat Rahma pada Argan.

A R G A N [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang