🍁SAKIT🍁

6.6K 426 14
                                    

"Jika saja rasa sakit itu bisa di pindahkan begitu saja, akan aku pindahkan seutuhnya pada tubuhku"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
🍁ARGAN WIJAYA ADITAMA🍁

HAPPY READING🐣

Pagi hari di meja makan sudah terisi oleh Rahma, Aditama, serta Argan dan Disya, yang sama-sama menikmati sarapan pagi mereka dengan hikmat. hanya ada dentingan sendok dan piring yang beradu, tanpa riuh obrolan mereka.

Menikmati nasi goreng yang di buat oleh Disya dengan senang hati, karena memang masakan Disya selalu saja enak, tak pernah mengecewakan.

Setelah selesai dengan sarapan paginya, mereka pun kembali bertegur sapa dan saling melempar senyum. sungguh keluarga yang sangat hangat.

"Kamu sekolah, tinggal berapa lama lagi ga?" Tanya Aditama, sembari melirik ke arah Argan.

"Kurang lebih dua bulan pah" Jawab Argan.

"Sudah siapkan kamu untuk mengurus perusahaan papah" Ucap Aditama serius.

Argan menghela nafas, sebenarnya tak siap karena dirinya tak di bekali apapun terlebih dahulu, otomatis dirinya benar-benar tak tahu apa-apa mengenai perusahaan.

Namun demi keluarga kecilnya, dirinya harus mampu memimpin sebuah perusahaan, mengingat dirinya sudah menjadi kepala keluarga, maka dirinya wajib menafkahi istrinya dengan uangnya sendiri, bukan uang orang tuanya.

"Argan akan berusaha pah" Jawab Argan dengan senyum.

"Bagus, semoga kamu dapat memimpin perusahaan dengan baik" Ucap Aditama di tambah senyum lebar kearah Argan.

"Papah berangkat sekarang ya" Pamit Aditama, lalu mencium kening Rahma hangat, dan segera pamit keluar untuk segera menuju ke kantornya.

Rahma pun mengantarkan suaminya menuju keluar, membawakan tas kerja suaminya.

"Dis" ucap Argan, kala melihat Disya yang tertunduk lesu di meja makan.

Entah kenapa istrinya itu, terlihat lemas dan pucat.

Disya mendongak perlahan, berusaha melihat ke arah Argan yang memanggilnya.

"Kenapa?" Jawab Disya.

"Kamu pucat, kamu sakit?" Argan balik bertanya, sungguh wajah Disya sangat pucat, tak seperti biasanya.

"Enggak. aku gak papa" Sahut Disya berusaha agar tak membuat Argan khawatir padanya.

"Kamu sakit Dis, kita periksa aja ya, aku gak bakal berangkat sekolah dulu" Argan sangat khawatir pada istrinya, karena sebelumnya tak pernah melihat wajah istrinya begitu pucat seperti sekarang.

"Jangan, kamu tetap berangkat ga. aku gak papa" jawab Disya lagi-lagi berucap begitu.

Argan dengan berat hati mengangguk, menuruti perkatann Disya dengan sedikit memberi senyum, padahal jauh dalam dirinya sungguh ia khawatir.

"Oke aku berangkat, tapi ingat kalau ada apa-apa langsung kabarin!"  Ucap Argan bernada perintah.

Disya pun memberi senyum tulus pada Argan," Gak usah khawatir oke, aku baik-baik aja" Balasnya.

A R G A N [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang