🍁MARAH🍁

6.9K 449 24
                                    

"Apapun yang menyangkut dirimu, itu tanggung jawabku"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
🍁ARGAN WIJAYA ADITAMA🍁

HAPPY READING💟

Tak terasa kini kehamilan Disya sudah menginjak 4 bulan, Argan semakin berubah menjadi lebih over terhadap Disya, tak ingin jauh dari Disya, terus saja senantiasa sepanjang waktu bersama istrinya itu.

Sore ini keduanya berencana untuk sekedar jalan-jalan dan menikmati makanan di luar, karena Disya begitu menginginkannya, maka Argan hanya mengangguk meng'iyakan keinginannya itu.

"Jadikan, makan di luarnya?" Tanya Disya mencoba memastikan.

"Jadi Dis" Jawab Argan lembut, sembari mengusap pelan kepala Disya yang bersandar pada pahanya.

Disya pun tersenyum senang, Argan selalu mengabulkan keinginan dirinya, tan terkecuali. jika begini Disya akan semakin sayang.

"Kapan kita berangkat?" Tanya Disya kembali.

"sebentar lagi, kamu siap-siap dulu sana" Argan menyarankan, karena kalian pasti tahu, jika wanita merias diri butuh banyak waktu.

"Aku mandi dulu" sahut Disya.

Setelahnya Disya segera masuk kedalam kamar mandi, lalu segera membersihkan tubuhnya. sedangkan Argan hanya menunggu istrinya itu dengan menonton televisi.

Beres dengan urusan mandinya, Disya meraba handuk yang selalu ia taruh di sisinya, namun nihil handuknya kini tak ada. ternyata dirinya lupa membawanya dengan segera ia memanggil Argan, menyuruhnya membawakan handuk.

"Ga" Panggil Disya dari arah kamar mandi.

Argan yang sedang menonton pun akhirnya menjawab panggilan dari istrinya.

"Iya Dis. kenapa?" Jawab Argan setengah berteriak.

"Boleh tolong ambilin handuk gak, aku lupa" Disya memberi tahu hal tersebut.

"Boleh. bentar ya" Lalu Argan berjalan menuju lemari. dan mengambil handuk untuk istrinya.

"Dis ini handuknya" Argan kini berdiri tepat di depan pintu kamar mandi,enunggu Disya untuk membukakan pintunya.

Tak lama pun, pintu terbuka, dengan sedikit terburu-buru Disya menyambar handuk yang ada pada genggaman Argan, lalu menutup kembali pintunya setelah handuk itu berpindah tangan.

Disya malu, walau pun sebenarnya ini hal biasa, namun entahlah rasa malu itu masih ada padanya, sekali pun itu terlihat oleh suaminya.

Argan hanya bisa menggeleng pelan, masih saja istrinya itu malu.

Setelah urusan Disya beres, kini gantian Argan yang membersihkan dirinya dan bersiap untuk pergi makan bersama di luar rumah.

*****

Kini Argan dan Disya sedang berada di perjalanan, keduanya terlarut dalam obrolan, tak jarang juga keduanya tersenyum kala salah satu dari mereka melempar pertanyaan konyol yang tak penting.

Karena inilah yang di sebut bahagia tak perlu mewah, hanya bercanda dan tertawa bersama pun bisa membuat keduanya bahagia dan nyaman.

Argan akan menuju restoran yang dekat dari perumahan Disya, mereka tak akan hanya berdua, namun sahabatnya pun akan ikut menikmati malam ini, karena berhubung mereka jarang untuk bertemu maka malam ini akan mereka gunakan untuk bersenang-senang bersama.

Sesampainya disana, Disya dan Argan di sambut oleh Ke-empat sahabat mereka yang sudah terlebih dahulu sampai di sana.

"Dis sini!" Panggil Rika, detelah melihat keberadaan Disya serta Argan.

A R G A N [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang