🍁NGIDAM?🍁

12.6K 606 31
                                    

"Kita hanya perlu mengikuti apa kata hati, bukan kata orang lain"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
🕊Argan & Disya🕊

Happy Reading❤

Setelah urusan dengan baju pernikahan selesai, kini Disya, Argan, serta Rahma berada di mobil untuk menuju kediaman Aditama, Rahma beralasan agar bisa lebih dekat dengan calon menantunya itu,

Baik Argan maupun Disya hanya menggangguk menyetujui Rahma.

Di dalam mobil hanya Rahma dan Disya yang bercengkrama membahas beberapa persiapan pernikahan mereka yang akan berlangsung minggu depan itu.

Argan sesekali mencuri pandang pada Disya yang duduk di belakang bersama Rahma-ibunya, dirinya sangat senang melihat garis lengkung yang tercipta pada wajah calon istrinya itu, sangat cantik.

"Ayo liat siapa kamu ga?" ucap Rahma tak sengaja melihat Argan yang sedang menyetir sesekali melihat ke arah Disya lewat kaca mobil.

Seketika Argan gelagapan, tercyduk-batinnya.

"Ehh...enggak bun" elak Argan, namun dirinya sungguh malu tertangkap basah sedang memandangi Disya itu- sungguh konyol pikirnya.

Rahma yang mendengar itu pun hanya tertawa, begitu juga Disya. mereka berdua tak bisa menahan diri untuk tidak mentertawakan Argan

"kamu ini, fokus nyetir ga, jangan lirik sana-sini" balas Rahma pura-pura galak

Akhirnya Argan pun menuruti apa yang di katakan bundanya itu.

Tak butuh waktu lama, akhirnya mereka bertiga sampai di rumah Argan, hanya mereka dan beberapa pembantu saja, tanpa kehadiran Aditama,

Aditama dan Alex sedang menyiapkan beberapa persiapan lagi untuk pernikahan anak-anak mereka, walaupun ini pernikahan karena insiden, namun ini juga pertama kalinya untuk mereka masing-masing melepas putra-putri mereka agar membangun rumah tangga.

"Duduk sayang, kamu pasti cape kan?" perintah Rahma pada Disya

"iya bun" Disya pun duduk di sofa.

"bun, Argan ke atas dulu, mau mandi" ucap Argan pada bundanya itu

"yaudah sana"

Akhirnya Argan melangkahkan kaki menuju kamarnya, meninggalkan Rahma serta Disya.

"mau minum apa, biar bunda bikinin"tawar Rahma

"gak usah bunda, nanti Disya ambil sendiri" jawab Disya, ia tak ingin merepotkan calon mertuanya itu.

"hmm..yaudah bunda mau masak dulu, kamu juga pasti laper kan?"

memang benar, Disya belum makan apapun sejak tadi, ia terlalu antusias menuju butik bersama Argan sampai melupakan makan,

maafin bunda sayang ,bunda lupa kasih kamu makan- ucapnya sembari memegangi perut ratanya itu.

"Biar Disya bantu ya bun, sekalian belajar kan?" tawar Disya

"yaudah boleh, yuk kedapur"

A R G A N [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang