Chapter 3

637 75 8
                                    

Hari sudah siang, sekolah pun sudah usai. Sarada pulang ke rumahnya. Satpam rumah yang menjaga rumahnya membukakan pagar & menyapa Sarada.

"Eh neng Sarada sudah pulang." sapanya dengan ramah. Sarada hanya menatap jutek satpamnya itu.

"Deh jutek amat." ucap satpamnya.

Kata ramah semacam itu tak ingin digubris oleh dia. Semua orang yang dia temui, dia hanya akan bersikap dingin & ketus.

Saat masuk ke rumah, dia mendengar Mamanya berbicara di telepon di ruang tamu. Pasti urusan pekerjaan lagi, lagi, dan lagi. Sudahlah, Sarada juga tidak peduli.

Saat Sarada lewat ingin masuk kamarnya, Sakura kaget dan langsung ajak ngobrol Sarada.

"Hei sayang, gimana tadi sekolah barunya?" tanya Sakura sambil menyentuh bahu Sarada. Tapi, Sarada menepisnya & berlalu lalang pergi.

"Sar, sarada, Mama belum selesai ngomong."

Sarada langsung berbalik badan dan duduk di ruang tamu tanpa menatap Mamanya yang sedang ajak bicara padanya.

"Sar, udah setahun kamu marah, sar. Udah setahun kamu kayak begini. Udah setahun kamu ngambek." ucap Sakura sambil mencoba menyentuh Sarada lagi. Namun, tetap Sarada tepis tangan Sakura dengan muka jutek & kesalnya.

"Bisa gak kita ngomong baik-baik Sar? Kita mulai hidup kita yang baru disini. Kita perbaikin semuanya, ya." tatap sedih Sakura pada putrinya yang terus mendiamkannya.

Akhirnya Sarada menjawab apa yang di dalam hatinya.

"Bisa gak sih Mama gak usah sok perhatian sama Sarada, hah! Urusin aja kerjaannya, biasanya juga gitu kan? Sarada tuh udah biasa, udah biasa ngerasa kayak gak punya Mama! You're never there for me! Mama tuh gak pernah ada buat Sarada. Paham itu gak sih?" jawab Sarada langsung masuk ke kamarnya.

Sakura hanya menghela napas sedih karena jawaban Sarada. Karena yang dikatakan dia memang faktanya, dia terlalu sibuk dengan pekerjaannya sampai lupa meluangkan waktu dengan putri tunggalnya itu.

Sarada berlari kamarnya dan langsung merebahkan dirinya di tempat tidur. Lalu dia melihat di meja samping, ada sebuah korek api elektrik, dia menyalakannya. Keluarlah api lalu dia memainkan api itu dengan jari-jarinya tanpa merasakan sakit kepanasan.

Mungkin karena tangannya sama seperti hatinya. Sudah tidak bisa merasakan sakit lagi karena dinginnya dunia beserta hatinya.

Tak lama kemudian ada sebuah notifikasi masuk di HPnya. Dari Papanya.

"Sar gimana kabar kamu?
Kenapa Papa nelpon gak pernah di angkat?"


Papanya masih peduli padanya?

Dia hanya melihatnya dan langsung melempar HPnya ke tempat tidur sambil merenung lagi sendirian.







*Skip Time*

Keesokan Paginya

Boruto semangat mengawali pagi hari menuju ke sekolahnya. Ia diantar oleh supir & masuk ke dalam mobilnya.

Sedangkan Sarada, ya dia terlambat. Pagar sekolah juga sudah ditutup. Terpaksa dia panjat lewat tembok sekolah di belakang. Dia langsung lempar tasnya & menaruh bukunya di atas tembok.

Dia memanjatnya dan berhasil turun dengan selamat, namun dia baru sadar tasnya mengenai kepala gurunya, Shino. Haduh, dia pasti akan dihukum lagi, pikirnya.

"Baru hari ke-2 kamu masuk sekolah, udah telat! Hah!"

Sarada langsung mengambil tasnya di atas kepala Shino, dengan raut penyesalan & bodohnya.

"Ikut Bapak!"

"Bapak sudah peringatin kamu kemarin untuk ubah penampilan! Kenapa penampilannya masih seperti itu? Rambut segala macam merah, dengerin kalau ngomong! Bapak udah cek semua file kamu ya. Semua nilai akademis merah! Mata pelajaran semuanya merah! Sekarang rambut, kuku merah semua! Sepatu juga ikutan merah! Mau kamu apa sih?" oceh Shino.

Sarada sudah lelah dengar ocehan gurunya ini. Sarada memilih kabur saja sebelum Shino menghukumnya. Mumpung dia masih menatap ke depan.

"Kamu tuh gak pengen ya, merubah warna hidup kamu menjadi lebih baik? Yang bisa ngerubah diri kamu ya diri kamu sendiri, bukan orang lain! Ngerti gak?" oceh Shino lanjut namun baru menyadari kalau Sarada sudah tidak ada di belakangnya.

Apakah warna hidup Sarada akan berubah? Siapa yang bisa mengubah hidupnya yang hitam gelap berubah menjadi berwarna seperti dulu?

➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖

Yoo, minna what's up! 😆

Thank you so much, buat kalian yang selalu vote ceritaku 😉

598 words 💕

3600 DETIK [DISCONTINUED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang