Chapter 12

495 65 10
                                    

Sarada kembali memegang ember cat sambil melihat sekolahnya. Di sampingnya, Boruto menemaninya sekaligus mengawasi Sarada. Itu memang tugasnya kan?
Sarada mengeluh lagi.

"Harus ya gua dihukum kayak gini? Gua bukan Kuli kali!"

"Pake nanya lagi, ya haruslah! Ini tuh hukuman buat lu, jadi lu harus ngejalanin semuanya. Oke? Makanya kalau ngejalanin hidup tuh yang lurus aja, gak usah yang aneh-aneh. Udah penampilan aneh juga!"

Anehnya saat Boruto mengatakan 'aneh' seperti itu, Sarada tak marah sama sekali. Ia malah serasa ingin curhat ke Boruto.

"Hidup lurus tuh gak ngejamin kebahagiaan lu, asal lu tau aja."

Boruto heran dengan pernyataan Sarada, "Maksudnya?"

Sarada ingin lanjut tapi rasanya enggan untuk melanjutkan ceritanya. Karena takut Boruto akan menjauhinya seperti teman-teman dahulunya. Dia hanya menggelengkan kepalanya.

"Ya lu cerita dong ama gua, gua kan sahabat lu!"

"Dulu tuh hidup gua lurus, percaya gak percaya!"

Flashback On (Sebelum SasuSaku bercerai)

"Semua kata-kata Bokap gua, gua dengerin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Semua kata-kata Bokap gua, gua dengerin. Semua aturan-aturan, gua turutin..."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ending-endingnya, mereka cerai!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ending-endingnya, mereka cerai!"


Flashback Off

"Padahal mungkin aja Bokap lu itu punya alasan." ucap Boruto.

"Alasan apaan? Gua tanya ama lu ya, ada gak sih orangtua yang tega ninggalin anaknya sendiri? Gak ada kan!"

Boruto hanya diam dan kembali mendengar curhatan Sarada.

"Gua pernah denger, katanya tuh hidup berputar. Ya ini buktinya! Dulu hidup gua berwarna Bor! Sekarang gelap, gelap banget." raut sedih Sarada langsung kembali datang.

Boruto tak tau harus berkata apa untuk menenangkan hati Sarada. Takut-takut jika ia beri saran untuknya justru membuat Sarada salah paham. Yang hanya bisa ia lakukan, merangkul bahu dan mengelus bahu Sarada saat ini!

Menandakan bahwa Sarada harus sabar & tidak akan sendirian lagi disini. Boruto janji dalam hatinya akan buat hidup Sarada berwarna lagi seperti dulu. Apa yang Sarada rasakan, memang Boruto tak pernah rasakan & jangan sampai itu terjadi juga kepadanya!

Sarada hanya menengok Boruto, diam namun dia bersyukur dalam hatinya bahwa Boruto merangkul dirinya, bukan meninggalkan dia seperti teman-teman dulunya. Sarada bahkan tak menepis tangan Boruto seperti biasanya! Mungkin ini yang Sarada butuhkan sekarang, seorang teman yang mau mengerti dirinya & menerima masa lalunya yang kelam!









Keesokan Paginya

Di Sekolah Pukul 7 Pagi

Sarada langsung ke kantin sekolah karena ia terlambat masuk hari ini. Dia memilih bolos masuk pelajaran daripada ia dihukum lagi.

Setelah selesai dari kantin, kini ia mengelilingi sekolah namun langkahnya terhenti saat melihat Boruto duduk di taman sekolah. Dilihatnya teman-teman cowok sekelasnya itu sedang berolahraga. Sarada berjalan mendekatinya lalu duduk di sampingnya.

"Wah, rupanya anak teladan bisa bolos pelajaran juga!"

Boruto hanya menengok Sarada, tidak menggubris pernyataan Sarada barusan.

"Lu tuh aneh ya, kadang cerewet kadang pendiem! Hmm...gimana kalau gua kasih tau Pak Shino lu bolos pelajaran olahraga?"

Boruto langsung menatap Sarada, "Bukannya lu juga bolos?"

Sarada tertawa. "Ya, itu maksud gua! Apa sebaiknya kita memberitahu Pak Shino kalau kita berdua bolos? Gua jadi penasaran hukuman apa lagi yang dikasih sama dia!"

"Gua gaktau! Gua belum pernah dihukum!" ucap Boruto.

"Ya, gua yakin itu! Lu gak pernah ngelakuin kesalahan makanya gak pernah dihukum. Boruto, lu gak bosen apa jadi anak teladan terus-terusan? Coba sekali-kali lu jadi anak nakal & melihat betapa kreatifnya para guru membuat hukuman."

"Kreatif?" kening Boruto mengkerut.

"Dari lari keliling lapangan, mengecat dinding sekolah, membereskan buku-buku perpustakaan, sampai ngebersihin WC!"

Boruto tertawa, "Dan lu ngerasain semuanya?"

"Enggak! Gua bilang liat bukan ngerasain! Gua udah keburu dikeluarin sebelum hukuman itu dilaksanain!"

"Kenapa gua gak terkejut ya dengernya?" gumam Boruto. Lalu, Boruto melihat Sarada membawa lagi batang rokok & pemantik apinya. 'Dia pasti mau ngerokok!' batin Boruto.

"Tolong jangan merokok!" larang Boruto. Sarada hanya tertawa.

"Kenapa? Mau nasehatin gua lagi kalau ngerokok gak bagus buat kesehatan gua?"

"Enggak! Sebenarnya justru gak bagus buat kesehatan gua!" ucap Boruto menggeleng.

"Maksud lu?"

Boruto terdiam sebentar berpikir, "Gua sakit!"

"Sakit?" tanya Sarada.

"Gua gak bolos pelajaran olahraga. Gua emang gak bisa ikut."

"Emangnya lu sakit apa? Flu, sakit perut, demam atau apa?" tanya Sarada penasaran.

Boruto berpikir sejenak, apakah ia harus memberitahunya! Lalu menatap Sarada dengan raut serius.

"Gua punya Kelainan Jantung sejak lahir!"

➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖

Jreng...jreng...apa reaksi Sarada setelah mendengar penyakit Boruto?

Mari vote lagi! Agar mimin semangat untuk update 😘

667 words 💕

3600 DETIK [DISCONTINUED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang