Chapter 33

432 61 18
                                    

Semilir angin sejuk yang berhembus di daerah Sentul memang membuat siapa saja orang-orang akan menikmatinya.

Termasuk jika berada di Taman Rekreasi, membuat para pengunjung betah berlama-lama disana.

Dan tentu saja, termasuk pengunjung dari kedua orang sahabat yang baru saja menjadi sepasang kekasih, Boruto & Sarada.

Sarada masih mengajak Boruto berkeliling di Jungle Land untuk menaiki berbagai macam wahana lagi. Seperti wahana : Wave Swinger, Air Race, Mini Bumped Car, Mini Drop, dan masih banyak lagi.

Ketika di Wave Swinger, Sarada memberikan Headphonenya ke telinga Boruto agar ia bisa menikmati permainan sambil mendengarkan lagu kesukaan mereka berdua. Dan Sarada menyenderkan kepalanya ke bahu Boruto.

Hembusan angin yang cukup dingin sambil menikmati permainan Ayunan Tinggi itu. Entah kenapa tiba-tiba, Boruto flashback dengan kejadian penerimaan lamaran Sarada di Taman tadi.







Flashback On

"Maka dari itu aku terima lamaran kamu sekarang, AKU JUGA SAYANG DAN CINTA SAMA KAMU, UZUMAKI BORUTO!"

Boruto yang mendengar pernyataan Sarada masih melongo dengan mulut masih ternganga.

Melihat ekspresi Boruto membuat Sarada begitu gemas dan segera mencubit kedua pipi Boruto agar pemuda itu sadar dari lamunannya.

"Aww...sakit Sar!" ucap Boruto sambil mengelus pipinya.

"Abisnya kamu malah bengong aja!"

Sejenak Boruto berpikir mengapa Sarada menerimanya, takut-takut Sarada hanya ingin membuat Boruto senang saja dan tidak mencintainya sama sekali. Itu hanya akan membuat hati masing-masing saling terluka, iya bukan?

"Sar, aku minta kamu jujur dari dalam hati. Kenapa kamu terima lamaran aku?"

Sarada terdiam sejenak ketika pertanyaan terlontar dari mulut Boruto dengan ekspresi yang serius.

Gadis itu menarik dan menghembuskan nafasnya agar ia tidak gugup menjawabnya.

Bagaimana ia tak gugup, bila kamu ditanya langsung seperti itu dari orang yang kamu cintai?

"Hmm...kalau kamu berpikir aku terima kamu karena biar kamu senang, kamu salah!"

Gulp...

Bagaimana bisa Sarada tau apa yang dipikirkan Boruto saat ini?

Sungguh menakjubkan!

Sarada lalu bangkit dari kursinya, tidak menatap wajah Boruto.

"Aku terima kamu, karena aku memang sayang sama kamu. Aku sadar perlakuan kamu selama ini ke aku. Biarpun aku jutekin kamu, marahin kamu, mencoba jauhin kamu dari aku dan segala macam perlakuan jahat aku ke kamu. Tapi, kamu gak pernah gubris! Kamu selalu coba dekatin aku terus.

Jujur...aku gak ngerti kenapa kamu terima semua kelakuan buruk aku awalnya! Well...kamu sangat menerima aku apa adanya!

Kamu mengubah semua keburukan yang ada di dalam diriku, Bolt! Tadinya pun aku gak percaya yang namanya CINTA pasti ada di setiap hati orang-orang. Apalagi sejak perceraian kedua orangtuaku, aku gak percaya hubungan cinta itu ada!"

Boruto mengangguk dan mendengar detail setiap penjelasan Sarada dengan baik. Boruto mengerti isi hati gadis itu walaupun ia tak mengalaminya.

Memang benar, perceraian orangtua pasti meninggalkan bekas di hati dan menganggu psikologis anaknya. Mau seberapapun umur anak, ketika melihat orangtua yang disayangi berpisah tidak akan pernah bisa hilang dari memori anak-anaknya!

Sarada memutar balik badannya dan menggenggam kedua tangan Boruto yang masih duduk.

"Dan kamu hadir disini, di sisi aku. Merobohkan semua benteng 'emosi' aku. Dan karena kamu juga membuat hubungan aku dengan Mama bisa rukun kembali!" ucap Sarada tersenyum.

"Tapi kan hubungan kamu akur karena kamu bilang gak bisa hidup tanpa Mama kamu! Dan hubungan itu membaik karena kamu sendiri!"

"Iya itu benar, Bolt. Tapi kamu tau, aku bukan orang yang gampang terbuka mengungkapkan emosional. Pelarianku selama ini ke arah yang gak pernah baik."

Yap, Boruto ingat betul pelarian Sarada ke arah mana saja dulu. Ngerokok, bolos sekolah, main Billiard, bahkan ke Klub Bar. Dan jangan lupakan, gadis itu hampir menjadi pencuri CD lagu di toko jika Boruto tak hadir dan membayarnya!

"Aku gak bisa terbuka dengan perasaanku, karena aku belum nemuin orang yang tepat bisa mengerti keadaan aku. Bukannya memberi saran, mereka malah pergi menjauh! Itulah yang aku benci, Bolt!

Sampai akhirnya kamu hadir, dan akhirnya aku menemukan orang yang tepat yang bisa mengerti keadaan aku. Dan curhatanku tentang Mama. Kalau bukan karena saran kamu, mungkin aku masih cuekin Mama, walaupun dia lagi sakit."

Boruto langsung berdiri dan menatap Sarada sambil tak melepaskan genggamannya, tak menemukan kebohongan dari mata gadis itu.

Gadis itu jujur dan sudah mengakui perasaannya!

"Jadi tolong kamu jangan berpikir kalau aku menerima kamu agar kamu senang karena kamu sakit dan...karena aku tau entah berapa lama kamu bisa bertahan. Bukan karena itu. Aku memang cinta sama kamu, Bolt!"

Mata Boruto nyaris berkaca-kaca setelah mendengar jawaban jujur dari Sarada.

"Dan karena itu, saat kamu di ruang operasi nanti kamu gak akan kepikiran lagi dengan jawaban aku. Karena aku akan selalu nemenin kamu apapun keadaan kamu & dimanapun kamu berada. Selama kamu masih di dunia ini, aku akan juga berada di samping kamu. Aku mau kamu jalanin operasi itu dengan tenang & pikirkan hal atau memori yang membuat kamu bahagia.

Bolt, satu hal yang aku ingin kamu perjuangkan saat ini. Kamu harus sembuh agar bisa selamanya bersama-sama dengan aku!"

Boruto mengangguk dan langsung memeluk Sarada dengan erat. Sarada pun tak kalah erat membalas pelukannya.

Boruto yang lebih tinggi dari Sarada, membuat kepala Sarada menyender di dada Boruto. Sungguh membuat nyaman Sarada selama ini.

Flashback Off














Satu hal yang menjadi pertanyaan Boruto, apakah ia benar bisa sembuh total?

Apakah operasi itu akan berhasil?

Karena sekarang, firasatnya mengatakan hal yang tidak baik!

Jika ia ceritakan pada Sarada, kekasihnya itu pasti akan panik dan histeris lagi. Dan melarang Boruto operasi!

Semoga saja firasat itu tidak benar!

Tanpa Boruto sadari, Sarada diam-diam meneteskan air matanya saat bersandar di bahu Boruto!

➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖

893 words 💖

3600 DETIK [DISCONTINUED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang