Chapter 19

435 61 7
                                    

Akhirnya, Sarada setuju memperlihatkan 'akting' perdananya di depan Boruto. Mengambil ancang-ancang & nafas panjang dari Sarada dan Boruto sangat antusias.

Setelah 5 menit tanpa sepatah katapun keluar dari mulut  Sarada, Boruto yang tadinya berbaring di ranjang Rumah Sakit langsung duduk dan jadi tidak sabaran.

"Lu udah selesai belum sih melakukan persiapannya?" tanya Boruto.

"Boruto, akting itu tidak mudah, perlu penjiwaan." kata Sarada sambil menahan tawanya.

"Oke!" angguk Boruto.

"Aku mengerti, pasti berperan sebagai Rara Jonggrang sulit buat lu. Apalagi ini peran pertama lu!" lanjut Boruto.

"Oke!" angguk Sarada.

Sarada menarik nafas panjang lagi, kemudian merapatkan kedua tangannya di depan dadanya. Boruto memperhatikan Sarada dengan perasaan tertarik. Sarada terdiam 1 menit.

"Bagaimana akting gua?" tanya Sarada.

"Akting apaan? Lu gak ada ngomong sama sekali!" ucap Boruto melongo heran.

"Gua meranin Roro Jonggrang pas adegan terakhir, ketika dia jadi patung!" ucap Sarada menjelaskan.

"Kalau begitu adegan yang lain!"

"Adegan gua cuman itu doang!"

"HAHHH???" teriak Boruto membuat Sarada kaget tapi tertawa.

"Yehhh...jadi pemeran utama tapi sayangnya jadi patung!" ucap Boruto dengan ekspresi datar.

"Loh bener dong! Gua pemeran utama. Gua Roro Jonggrang yang dikutuk jadi batu."

"Iya iya bener lu tuh bangga banget ya jadi gituan ya!"

"Eh gua tetep Roro Jonggrang!"

"Eh pemeran utama itu ya nongolnya itu dari awal. Lu mah nongol terakhir jadi patung gimana gitu!"

"Nama pemeran utamanya adalah?"

"Roro Jonggrang."

"Dan gua adalah..."

"Cuman lu nongolnya pas jadi patung doang!"

"Ya tetap aja gua Roro Jonggrang!"

"Apa? Mau ngomong apa? Hah hah. Yey gua menang!" ledek Sarada.

Sarada dan Boruto tak berhenti berdebat soal peran Sarada. Namun Boruto melihat akhir-akhir pancaran mata Sarada yang dulu terlihat kelam dan sedih, kini sedikit terpancar kebahagiaan. Entah karena peran ini atau karena ada dirinya. Tapi Boruto tak mau menanyakan itu pada Sarada.

Tak lama, suara HP Sarada berdering. Sarada menengoknya layarnya : dari Bibi Karin. Pasti tentang Mamanya! Sudahlah dia berada dalam mood senang, tak mau tiba-tiba moodnya jadi rusak. Dia masukkan kembali HPnya ke dalam tas.

"Liat dulu dong!" kata Boruto.

"Udah diliat!" ucap Sarada.

"Kalo penting gimana?"

"Gak penting!"

"Kalo penting gimana lu?"

"Gak penting!"

"Liat, udah liat dulu!" paksa Boruto.

"Gak mau!" pasrah Sarada namun akhirnya dia menengok apa SMS dari Bibinya.


Bibi Karin

Mamah masuk RS Harapan Kasih...

Sarada terkejut dan tiba-tiba merasa panik.

"Nyokap gua masuk rumah sakit!"

"Loh? Kok bisa?" tanya Boruto.

"Lu tunggu disini dulu ya, oke? Nyokap gua masuk di rumah sakit yang sama kayak lu." kata Sarada lalu langsung pergi meninggalkan kamar Boruto.

"Sarada tunggu! Gua ikut bantu cari kamar Nyokap lu ya."

"Enggak boleh! Muka lu tuh liat dulu, masih pucet! Lu harus banyak istirahat! Gua gak lama kok nanti gua balik lagi, oke?"

"Gua udah gakpapa kok. Please, gua pengen nemenin lu!" ucap Boruto sambil menahan tangan Sarada.

"Tchhh yaudah oke, gua cari kursi roda dulu. Lu jangan jalan kaki oke?"

Lalu tak berapa lama, Sarada datang dengan kursi roda dari kamar Boruto dan menuntun Boruto ke resepsionis Rumah Sakit menanyakan dimana Mama Sarada dirawat.

Sarada segera berjalan cepat dan menemukan Kamar Mawar dimana Sakura saat ini sedang terbaring dengan wajah yang pucat dan selang infus yang tertancap di tangan kanannya. Sarada menghampirinya sambil menangis.

"Ma...mama...mom...mama...mama!" ucap Sarada terisak-isak.

"Mama, mama jangan tinggalin Sarada ma! Ma, kalau bukan Mama yang jagain Sarada siapa lagi ma?" ucap Sarada menangis tersedu-sedu.

Boruto yang tak tega langsung mengelus punggung Sarada untuk menenangkan dia.

"Ma, andaikan Mama bisa bangun lagi, Sarada mau minta maaf dulu Ma! Sarada bukan anak yang baik! Sarada sadar itu Mama! Mama maafin Sarada mama!" raung Sarada saking takut kehilangan Sakura.

Sakura masih menutup matanya tertidur dan belum merespon perkataan Sarada. Sedangkan Boruto tersenyum melihat perubahan Sarada saat ini.

Tak lama, Sakura perlahan membuka matanya dan melihat sekeliling dimana dirinya saat ini. Namun, ia merasakan bahwa ada yang menangisinya di sampingnya. Ternyata, Sarada, putrinya ada disini.

"Sar?" panggil Sakura.

Sarada terkejut dan langsung menengok wajah Mamanya. "Ma? Mama?"

Sarada bangkit dan langsung menggoyangkan bahu Boruto.

"Ihh Nyokap gua gak jadi mati. Nyokap gua hidup lagi Boruto!" seru Sarada.

"Iyah! Buset emang Nyokap lu gak meninggal kali! Pada ngaco-ngaco aja lu ngomongnya ya!" ucap Boruto.

Sarada kembali memeluk Sakura setelah memberi kabar bahagia ini ke Boruto.

'Akhirnya Ibu & Anak ini sudah rukun kembali! Terimakasih Tuhan!' batin Boruto sembari tersenyum.

➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖

Heolll...yoo minna! Maafkan author baru menulis lagi. Baru ada mood dan inspirasi perluas cerita lagi 🧠🥺

Tenang aja ini masih berlanjut kok! Tapi author sepertinya menyelesaikan 1 cerita ini dulu sebelum buat buku yang lain. Takut gak ke 'handle' kalau nulis 2 buku lagi 😊

719 words ❤

3600 DETIK [DISCONTINUED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang