Chapter 29

396 52 11
                                    

Dua sahabat yang masih dalam lamunannya masing-masing selepas mereka berpelukan, duduk di kursi piano yang berada di Ruang Musik Sekolah.

Mereka tak mau beranjak dari sana, walaupun langit sudah menunjukkan waktu menjelang senja.

Sarada menyenderkan kepalanya ke bahu Boruto, ingin menikmati momen-momen ini sebelum...

Sebelum...

Sebelum...

Ahh...entahlah pikiran Sarada sudah kalut. Yang hanya dalam pikirannya saat ini : Apakah dia akan bisa menikmati momen seperti ini seterusnya?

Tak lama, Boruto akhirnya membuka percakapan yang daritadi hanya diisi keheningan selama 30 menit.

"Kamu dapet kartu pos hari ini?"

Oh iya, Sarada teringat saat Boruto menyebutkannya. Kartu pos yang dibagi dari Pak Shino sehabis mengambil rapor tadi!

"Iya. Punyaku warna kuning." angguk Sarada sambil mengeluarkannya dari kantong baju sekolahnya.

Yah, Sarada belum ganti baju sekolahnya begitu sampai rumah dan kembali lagi ke sekolah!

"Aku dapet warna biru." ucap Boruto sambil mengeluarkan kartu pos dari tasnya.

"Aku suka warna biru!" ucap Sarada mengambil kartu pos Boruto dan menukarnya dengan warna kuning punyanya.

"Nah sekarang kamu punya warna biru!" ucap Boruto tertawa.

"Terimakasih." kata Sarada senyum.

"Kamu kemana setelah liburan ini? Nemuin papa kamu?" tanya Boruto.

"Entahlah, aku belum mutusin sih!"

"Kalau kamu udah putusin, kamu tulis di kartu pos kamu dan kirim ke aku. Oke?" titah Boruto.

"Oke. Umm...Boruto, kapan kamu operasi?"

"Minggu depan!"

"Secepat itu?" tanya Sarada gusar.

"Lebih cepat lebih baik kata dokter. Kondisi jantungku juga semakin memburuk, Sar. Jadi aku ingin melakukannya sebelum terlambat. Besok aku udah harus di Rumah Sakit."

"Oh begitu." ucap Sarada sedih.

"Aku akan tetap jalanin operasi itu, Sar!"

"Aku tau. Aku akan nemenin kamu di Rumah Sakit!" ucap Sarada.

"Makasih ya Sar." ucap Boruto sambil menggenggam tangan Sarada.

Lalu, Boruto menatap langit yang sudah mulai gelap. Dia mengambil HPnya dan menelpon Pak Sai untuk menjemputnya di sekolah. Papa dan Mamanya pasti sudah khawatir.

"Sar, pulang yuk. Udah sore banget. Aku anterin kamu pulang ya." ucap Boruto.

"Harusnya aku yang anterin kamu, Boru. Kan yang sakit kamu bukan aku!" ucap Sarada cemberut.

"Tenang aja, aku udah nelpon Pak Sai untuk anterin kita pulang. Lagian cewek pulang sendirian udah mau malem kan gak baik."

Sarada hanya mendengus nafasnya perlahan. Ya, ada benarnya juga Boruto. Lagipula, pasti Mamanya khawatir juga karena ia belum pulang. Belum lagi, dia harus meminta ijin Mamanya untuk menemani Boruto di RS beberapa hari ke depan.

Tak lama 15 menit kemudian, mobil Boruto datang dan menjemput mereka berdua kembali ke rumah.















Rumah Sarada

Akhirnya mobil sampai di depan Rumah Sarada. Sesaat sebelum Sarada membuka pintu mobil, Boruto menggenggam lengannya seolah ingin mengatakan sesuatu.

3600 DETIK [DISCONTINUED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang