Chapter 16

474 66 3
                                    

Sarada menemani Boruto ke Rumah Sakit hari ini. Sepanjang perjalanan ke Rumah Sakit, mereka berdua bercanda & tertawa tiada henti. Baru kali ini Pak Sai, supirnya Boruto, melihat ia tertawa lepas.

Papa Boruto, Naruto, sudah berada di Rumah Sakit karena berbincang dengan dokternya Boruto dulu bahwa putranya tak ingin datang. Tak lama, ia terkejut ketika melihat anaknya berada di lorong RS.

"Boruto?"

Boruto menatap Ayahnya.

"Pa, maafin Boruto karena tadi pagi bertengkar dengan Papa. Boruto memutuskan untuk mau lanjutin pemeriksaan ini!"

Naruto senang bukan main. Kemudian dia melihat gadis yang berdiri di samping Boruto. Boruto lalu memperkenalkan Sarada padanya.

"Papa, ini Sarada. Teman sekolahku!"

Naruto tersenyum, 'Jadi ini teman istimewa Boruto yang mau dia kenalkan pada waktu itu. Memang bukan teman yang biasa.' batin Naruto.

"Oh iya, halo Sarada!" sapa Naruto senyum.

"Halo Om! Senang bertemu dengan Om!" salim Sarada pada Naruto.

"Om juga Sarada! Terimakasih ya mau mengantar Boruto kesini!" ucap Naruto tersenyum.

"Lalu apakah kita bisa mulai pemeriksaannya sekarang juga, Boruto?" tanya Naruto.

"Emm Pa, boleh gak Sarada ikut sama aku buat nemenin?"

"Tentu aja boleh." ucap Naruto senyum.

Pertama-tama, Boruto dibawa ke sebuah ruangan untuk diambil darahnya. Sarada mendapat izin dari Dokternya Boruto, Dokter Lee, untuk menemani Boruto di sampingnya. Boruto lalu mengulurkan tangan pada Suster yang sudah memegang jarum suntik.

Tatapan Sarada jatuh pada tangan Boruto. Disana terdapat banyak sekali bekas tusukan jarum. Kesedihan terpancar di mata Sarada. Sarada mengenggam tangan Boruto yang satunya lagi.

Boruto yang melihat tangannya digenggam, memandang Sarada seakan mengatakan 'Terima kasih!'

Ketika pemeriksaan itu selesai, Boruto mengajak Sarada ke kantin Rumah Sakit. Naruto sudah pulang duluan menggunakan Taksi, karena Boruto ingin berdua dulu dengan Sarada. Boruto memandang Sarada tanpa berkedip.

"Kenapa? Ada sesuatu di muka gua?" tanya Sarada yang menyadari Boruto menatapnya, merasa tidak enak dipandang terus.

"Enggak. Cuman gua keinget pertama kali kita ketemu! Gua belum pernah ketemu cewek kayak lu sebelumnya! Rambut merah, kuku merah, belum lagi baju seragam berantakan! Benar-benar kesan pertama yang gak bisa gua lupain!"

Sarada tertawa mendengar penuturan Boruto.

"Haha pasti! Gua emang sengaja mau buat sekolah kita mengeluarkan gua di hari itu juga!"

Lalu, akhirnya tiba pulang. Boruto mengantarkan Sarada sampai ke rumahnya. Satu jam kemudian, Boruto menurunkan Sarada di depan rumahnya.

"Bor, makasih ya lu udah nganterin gua!" kata Sarada.

"Iya. Emm Sar, gua rasa lu lebih cantik tanpa gunain anting-anting di hidung lu itu!" saran Boruto.

Sarada hanya tertawa saja.













Malam Hari Di Rumah Sarada

Sarada duduk di sofanya sambil memangku Laptop di pahanya. Melihat foto-foto lama keluarganya di layar, Sarada hanya bisa merenung dan merindukan keutuhan keluarganya.

Tak lama, dia merasa mengantuk kemudian tertidur. Sampai tak sadar kalau Mamanya baru pulang dari tempat kerja.

Lalu ia melihat Sarada ketiduran di Sofa, sambil melirik apa yang dilihat Sarada. Begitu Sakura melihatnya, ia hanya bisa mengelus rambut putrinya lalu mencium dahinya. Sarada pun merasa tak terganggu dengan perlakuan Mamanya. Sarada pasti merindukan Papanya.

Sakura berharap Sarada juga merindukan dirinya. Dirinya tak ingin Sarada menjauhinya seperti ini selamanya!

Tiba-tiba, Sakura jadi teringat dengan kata-kata mantan suaminya sebelum Sasuke pergi ke Luar Negeri.





Flashback On

"Aku ingin Sarada ikut denganku, Sakura!" kata Sasuke.

"Aku tau, tapi aku ingin memohon satu hal kepadamu."

"Apa itu?" tanya Sasuke.

"Biarkan Sarada tinggal disini bersamaku!" kata Sakura

"Tapi..."

"Aku ingin kamu memberikan kesempatan supaya aku bisa dekat dengan Sarada. Aku tau selama ini aku sibuk, sehingga jadi kamu yang lebih dekat dengannya."

"Aku ingin permintaanku ini dirahasiakan dari Sarada. Aku ingin Sarada memberi kesempatan untuk membuka hatinya dengan aku. Aku ingin Sarada tinggal denganku. Sampai dia lulus SMA!"

"Baiklah!" kata Sasuke mengangguk setuju.

Setelah Sasuke pergi, Sakura mencoba ingin Sarada lebih dekat lagi dengan dirinya. Bagaimanapun juga, Sakura adalah Mamanya yang mengandung & melahirkan dirinya. Namun Sakura sadar ini salahnya, karena terlalu sibuk menjadikan Sarada tidak dekat dengannya.

Flashback Off

➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖

635 words ❤

3600 DETIK [DISCONTINUED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang