Chapter 6

566 71 14
                                        

Setelah meninggalkan Sarada, Boruto sebenarnya baru ingat harus pergi ke Rumah Sakit yang letak jauhnya hanya 500 m dari toko CD tadi. Oh ya, CD barusan dia masukkan ke dalam tasnya. Suatu saat mungkin dia akan berikan pada Sarada jika sudah berhasil berteman dengannya.

Papanya, Naruto, menunggu di lorong RS itu dan menanyakan darimana saja anaknya itu.

"Kamu darimana aja?" tanya Naruto.

Seorang laki-laki sekitar umur 37 tahun menghampiri Boruto dengan wajah panik.

"Jalan-jalan!" jawab Boruto.

Papanya Boruto hanya menghela napas, "Boruto..."

"Iya aku tau ada jadwal kontrol hari ini, tapi aku bosen periksa terus, Pa! Maafin Boruto, Pa!"

Naruto hanya menghela napas lagi, "Yaudah gakpapa! Lain kali kalau mau jalan-jalan bilang dulu! Sudah makan belum?"

Boruto pun menggeleng. "Yaudah ayok kita cari makan!" ajak Naruto.

"Kamu emang abis ngapain aja Boruto?" tanya Papanya penasaran.

"Aku bertemu seseorang yang istimewa hari ini!"

"Siapa?"

"Teman sekolah!" jawab dengan matanya berbinar. "Dia anak baru!"

"Kamu mau kenalin ke Papa?"

"Nggak, nanti aja Pa. Bukannya sekarang jadwalnya Boruto kontrol?"

Naruto mengangguk. "Ayo!"

Boruto sudah mengenal Rumah Sakit ini sejak kecil. Sejak kecil ia sering keluar masuk rumah sakit.

Saat melihat bunga mawar merah di taman RS, entah mengapa ingatannya ke rambut merah Sarada. Gadis aneh namun unik baginya. Pikirannya tentang Sarada membuat dia rileks dalam menjalani pemeriksaan.









Rumah Sarada

Sementara itu Sarada sudah sampai di rumahnya. Satpamnya kembali menyapa dia lagi dengan ramah namun masih dijawab ketus oleh dia.

"Siang non!"

"Emang sore kali!"

Satpamnya hanya ngeri dan gregetan melihat perlakuan Nona-nya.

Sarada masuk ke dalam dan mendapati Mamanya tidak ada di rumah. Tumben sekali biasanya dia ada! Dia ingin bertanya, namun hati & mulutnya berlawanan. Lalu tak lama, ada pembantunya, bibi Karin, memberi informasi kepada Sarada.

"Eh non Sarada udah pulang. Non, tadi Ibu telfon katanya Ibu pulang malem, ada meeting...meeting epilepsi." Sarada heran.

"Eh salah, salah bukan. Mau meeting epa...epa naon ya...oh evaluasi! Ya itu maksudnya!" bibi Karin membenarkan perkataannya.

Sarada hanya diam merenung saja, bukannya malah mendekati Sarada malah sang Mama masih sibuk dengan kerjaan! Dia hanya diam mendengarkan sambil berdiri menyender ke tembok. Lalu, ada 1 hal info yang membuat dia kaget.

"Terus 1 lagi, non. Ada kiriman dari Bapak, kirimannya ada di kamar Ibu, mau bibi ambilin?" tanya Karin ramah.

Sarada langsung meninggalkan pembantunya tanpa sepatah katapun lalu menuju kamar sang Mama. Pembantunya hanya menggelengkan kepala dengan mulut mengerucut.

Sarada melihat di meja kamar Mamanya, benar! Ada sebuah kotak, dia langsung mengambilnya. Tapi di bawah kotak itu? Dia menemukan sebuah kartu undangan! Sepertinya undangan pernikahan kalau diliat-liat!

Dia mengambil dan membacanya, Sarada pun kaget & sedih :

WILL BE HONORED IF YOU COULD SHARE THE JOY OF THIS UNION BEFORE GOD

UCHIHA SASUKE

AND

YAMANAKA INO

ON SATURDAY, THE FIRST OF AUGUST
TWO THOUSAND AND TWENTY
ON NINE O'CLOCK IN THE MORNING


What???Papanya mau menikah? Dalam waktu dekat ini?Dan Mamanya tidak segera memberitahunya malah menyimpannya rapat-rapat?

Sarada sangat marah dan langsung melempar undangan itu ke kasur Mamanya! Lalu ke lemari Mamanya untuk mencari sesuatu.

Ah ketemu! Dompet Mamanya dengan Kartu Kredit yang banyak. Dia ambil salah satu dan langsung pergi untuk bersenang-senang yaitu, ke tempat Club! Dia ingin melampiaskannya dengan kenalakan yang akan ia buat, supaya Mamanya mau memarahi dia & mengakui kesalahannya!

Sebenarnya sakit apakah Boruto?
Dan bagaimana dengan Sakura saat mengetahui Sarada pergi ke Club?

➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖

557 words 💕

3600 DETIK [DISCONTINUED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang