Epilog

593 65 32
                                    

Setiap pertemuan, pasti akan ada perpisahan...

Setiap yang hidup di dunia, pasti akan kembali lagi ke sang Pencipta...

Semua sudah hukum alam di dunia ini...

Begitu pula yang dipahami Sarada saat ini...

2 hari setelah kepergian Boruto, membuat dirinya masih murung dan menjauh dari orang-orang...

Dia tau ini sudah hukum alam dimana setiap kehidupan pasti akan ada yang namanya kematian...

Namun, kepergian Boruto masih menjadi mimpi buruk baginya. Apalagi dia melihat Boruto sekarat saat sedang bersamanya.

Terkadang, Sarada terbangun kaget dan menangis sehabis mimpi buruk tersebut. Seakan dirinya masih merasa bersalah telah mengajak Boruto jalan-jalan padahal kondisinya sudah tidak memungkinkan.

Tapi jika ia terus merasa bersalah, Boruto pasti di atas sana juga akan merasa sedih. Padahal, pemuda itu sendiri yang bilang ia bahagia menghabiskan waktu bersamanya. Dan merasakan arti hidup normal sesungguhnya karena Sarada selalu bersamanya.

"Maafin aku, Bolt. Aku tau harusnya aku gak merasa bersalah & bersedih lagi tentang kamu. Aku janji aku gak akan nangis lagi setelah ini. Tapi biarin aku menangis malam ini! Sekali aja, boleh kan Bolt?" tanya Sarada sambil menatap ke atas seolah Boruto disana sedang mengawasinya.

Mendekapkan wajahnya ke boneka Bebek, boneka pemberian Boruto saat di Taman Rekreasi. Ia kembali menangis lagi terisak-isak. Sembari memegang kalung Baut yang masih dikenakan di lehernya.

Hanya itu yang bisa ia lakukan ketika ia merindukan Boruto...

















5 bulan kemudian...

Di Sekolah

Ujian Nasional 2021 telah dilaksanakan bulan Mei ini. Termasuk sekolah Sarada. Semua murid dengan tenang mengerjakan soal-soal yang ada di depan meja mereka.

Begitu juga Sarada, yang sekarang duduk sendirian di bangkunya. Baginya sejak kepergian Boruto, tak ada siapapun yang boleh duduk di sampingnya.

Sarada mengerjakan ujian itu dengan tenang. Karena ia belajar dengan keras untuk UN kali ini. Ia sudah punya janji dengan Papanya Boruto. Maka ia harus menepatinya, bukan?

Setelah memeriksanya lagi jawabannya, ia letakkan alat tulisnya. Ia lalu tengok kanan kiri, mengeluarkan sebuah selembar kertas dari sakunya.

Contekan?

Salah!

Ia tak mau mengecewakan kerja kerasnya selama ini!

Ternyata saat dibuka, itu adalah sebuah foto. Foto yang diberikan Papanya saat ikut mengunjungi makam Boruto.

 Foto yang diberikan Papanya saat ikut mengunjungi makam Boruto

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
3600 DETIK [DISCONTINUED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang