🐒 ➖ sebuah perdebatan

484 75 1
                                    

“Gimana kalau yang ini?” tanya Arin kepada Mark sembari menunjukan foto wajan di salah satu aplikasi belanja online yang ada di telepon selular miliknya.
 
 

Arin berencana ingin lebih produktif selama masa WFH atau Work From Home ini, maka dari itu ia ingin mulai belajar memasak. Berbagai resep dan video tutorial mudah memasak sudah ia unduh, sekarang tinggal alat dan bahannya yang harus dicari. Seperti wajan yang ia butuhkan untuk memasak ayam saus mentega kali ini.

Basic. Tapi Arin dan Mark tidak mempunyai itu di rumah mereka. Sebagai orang yang sama-sama meniti karier di luar rumah keduanya lebih sering membeli makanan dari luar. Mereka hanya punya piring, mangkok, gelas, sendok dan garpu. Menghangatkan makanan lebih sering menggunakan microwave. Memasak air panas sudah ada dispenser. Memasak nasi pun sudah ada magic jar.
 
 

“Yang ini aja, yang,” ucap Mark sembari menunjuk gambar lainnya.

“Ih itu tipis, kayaknya gampang panas juga, takut nanti bikin makanan yang aku masak cepet gosong!”
 
 

Arin memang tidak terlalu mengerti akan hal perwajanan, tapi tadi ia sempat membaca testimoni bintang satu dari salah satu customer barang tersebut.
 
 

“Ya udah terserah kamu pilih yang mana. Aku nggak ngerti,” kata Mark pada akhirnya.

Payah. Begitu batin Arin. Padahal baru dimintai pendapat sekali.  “Apa ke toko langsung ya, yang? Anterin aku yuk? Biar bisa milih-milih.”

Mark mengerutkan keningnya, “Corona yang, nggak boleh keluar rumah kalau nggak perlu-perlu banget.”

“Tapi aku butuh wajan buat masak, emang kamu nggak mau makan masakan aku?” Mark menggelengkan kepalanya cepat.  “Ih kok gitu!”

“Kamu kan nggak bisa masak. Mending kita beli aja. Biar kamu nggak capek juga.”

“Nggak, orang aku mau belajar masak!”

Mark menghela napas singkat, “ya udah beli wajannya via online aja.”

“Tapi nanti kalau zonk gimana?”

“Ya beli lagi.”

“Kamu kira wajan murah???”

“Emang harganya berapa?”

“Yang satu paket isi tiga macem harganya 2 juta.”

“Beli satuan nggak bisa?”

“Bisa, jadi 800ribuan.”

“Yaudah beli.”

“Ya udah ayo!”

“Beli online maksudnya.”

“Iiih, nanti kalau zonk gimana? Kalau kita ketipu terus yang dikirimnya malah yang aneh-aneh gimana?”

“Ribet kan? Makanya mending kita beli aja yang kalau laper. Nggak usah masak kamu. Nanti capek. Sedih nanti aku kalau lihat kamu capek.”

“Halah pret!”

our love scenario; k-idols ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang