Rindu terhalang malu.
***
Akhirnya sampai di rumah. Benar saja ibu dan Abang yang sudah duduk didepan rumah. Baru saja mobil parkir, mereka berdua sudah berdiri. Kita turun dari mobil dan mengambil barang. Hati sudah tidak sanggup, jantung berdebar kencang, muka cemas.
Berjalan mendekat, kedua tangan ibu yang sudah di atas pinggang. Membuat ku semakin lambat berjalan.
" Bagus! Disuruh masak malah kabur ya!, Nggak ngomong lagi kalau mau kabur! "
Tangan abang yang merangkul pundak ibu, " Namanya kabur ya nggak ngomong bu, kalau ngomong namanya ijin pergi, "
Ibu menatap mata abang dengan polosnya " Apa hubungannya sama ijin mengemudi? " Kita semua tertawa tak tahan
" Bukan ijin mengemudi tante, ijin pergi, pergi! " tegas Amel
"Hus... Malah ketawa, itu namanya kepeleset! "
"Kepleset bu! " Cetus abang, kita masih terus tertawa. Ibu memerhatikan kita semua yang sibuk menertawakannya.
" Jangan ketawa dong! Ibu lagi mau marah, yang serius dong kalian " ibu bete, kita tertawa lagi.
" Eh serius, serius ibu udah latihan marah tahu dihargai usahannya hahaha " ujar abang
Kita berusaha untuk diam. Menahan nahan.
" Han! Kamu itu! Kabur- kaburan kayak mau dikawinin aja!! " Ibu yang hampir tertawa dan kita yang menahan tertawa melihat ekspresi ibu. " Udah ah ibu capek ketawa terus, kita sudahi drama ini, ayo masuk aja makan siang " kita kembali tertawa.
" Ibu lagi kenapa sih tumben nggak ngomel-ngomel "
" Tau, udah kita masuk aja "
Ibu dan abang masuk dan kita masih terus cenggenggesan berjalan masuk kedalam rumah. Kita ke ruang makan.
" Wah enak banget tante" kacang
" Han nggak usah sok- sok an mau kabur lagi "
Kita semua duduk dan abang sudah mengambil jatah makan dulu.
" Iya bu, tapi ibu nggak boleh ngomel mulu tiap kali aku masak, kan namanya belajar bu pasti ada salahnya juga nggak bisa langsung sempurna. "
Ibu mulai memancing untuk ribut denganku lagi. " Iya!. Tapi emang kamu yang bandel kalau dikasih tahu! Dibilangin nggak nurut. "
Abang yang mendengar intonasi suara ibu yang sudah naik abang berusaha menurunkan.
" Ibu, sudah lah "
Mulai ngotot " Kan ibu pengen kamu jago masak biar nanti kalau kamu udah nikah masak jago gitu, nggak dicibir mertua sama tetangga "
Menghela nafas berat.
Disenggol tidak terima alu senggol balik ibu " Untung mertua ku bukan ibu nantinya ya! Bang calon lu suruh sabar ya kalau dicibir ibu" menahan rasa kesal.
" jangan dicibir bu, kasihan! "
" Ya makannya harus bisa masak! "
Aku berusaha membela kebenaran. Dengan mengekspresikan wajahku dan tanganku yang mempraktekkan menguncupkan jari-jari tangan kanan ku dan membukanya seperti bunga yang ambyar.
" Ya jangan gitu bu mentalnya itu lo... Ambyar kalau dicibir mertua! " Aku membela calon kakak ipar.
" Iya-iya!, Tapi kamu harus tetep belajar masak "
" Iya, niat aja dulu pembuktian nanti " ujar abang
Ibu yang sudah mulai kalah omongan mengalihkan pembicaraan.
KAMU SEDANG MEMBACA
LUKA [ END ]
Teen FictionYang pernah datang, pergi dan kembali lagi untuk menyirami rasa yang sudah mati. Itu BEGO! namanya! "gue nggak nyesel nolak lo!. Tapi gue masih pengen lihat lo berjuang buat gue!. "Hanna Karya 2021 Aminah Hanima