27

10 3 0
                                    

Karena yang biasanya diam akan berusaha membela dari belakang.

***

Rama memimpin untuk berdoa.
" Semoga kegiatan kita berjalan dengan lancar dapat membantu banyak orang dan akan dibalas oleh kebaikan yang lebih dan lebih lagi aamiin,,, sebaiknya kita berdoa menurut agama dan kepercayaan kita masing- masing berdoa dipersilahkan "

Kita semua menundukkan kepala sejenak untuk berdoa untuk kelancaran kegiatan kali ini.

" Selesai "

" Kita sekarang bantu- bantu bersihin rumah warga yang terkena lumpur lalu nanti kita bagikan sembako dan makanan lainnya. Dan kita harus tetap hati- hati dan jaga diri. " Ujar Arya.

Kita berpencar di suatu komplek dan aku bersama Amel dan Raka, kita membantu membersihkan salah satu rumah warga.

" Han tangan lu udah sembuh? " Tanya Raka

" Alhamdulillah udah ya tapi masih agak nyeri "

" Terus kenapa nggak dipake lagi itunya buntelan nya "

" Buntelan apa ka! Bahasamu itu lo hahahah "

" Buntelan, buntelan! Hahahhah... "

Pertama kalinya Raka membuatku tersenyum dan tertawa dengan ikhlas.

" Itu lo "

" Apa itu? "

" Han, gue bersihin bagian dalam ya " Amel membersihkan bagian dalam rumah.

" Iya "

" Itu lupa namanya. Kalau perasaan lu baik? "

" Baik "

" Hati lu? "

" Baik "

" Syukurlah "

Berharap Raka melucu lagi hari ini. " Kenapa memangnya? Lu mau bercanda apa lagi? " Ujarku sambil membersihkan lumpur- lumpur.

" Nggak, nggak mau bercanda "

" Terus? " Rama datang

" Guys Amel kemana? "

" Tuh didalam bersihin kaca "

" Mel!" Teriak Rama.

" Iya!" Sahutan Amel dari dalam rumah.

" Kalau udah tolong dirumah yang sana ya, "

" Iya ini udah, gue kesana, guys gue tinggal ya,  yuk mas "

" Ya! "

Disitu hanya aku Raka dan pemilik rumah yang sedang membersihkan bagian dalam.

" Han, lu pengen tahu nggak gimana perasaan gue sekarang? "

Aku yang sudah memiliki firasat pada Raka, berusaha menahan agar raka tidak mengatakan sesuatu padaku.

" Nggak! Gue nggak pengen!. Diam lu nggak usah ngomong, oke!" Aku pura-pura tidak memperhatikan dia.

" Apapun perasaan lu, gue nggak akan berharap lebih lagi "

" Udah nggak usah ngomong! "

" Gue minta maaf, tapi gue mulai sekarang nggak akan berharap apapun dari lu "

" Ka! Lu nggak perlu ngomong gue tahu, gue nggak mau setelah ini kita mulai ngerasa nggak enak "

Raka menghentikan aku dan membuat ku menatapnya.
" Nggak, jangan sampe,  anggap saja gue nggak ngomong apa- apa. Dan gue nggak papa Han, gue nggak merasa tersakiti gue seneng aja kalau lu tahu gue pernah ada rasa. Nggak usah ngerasa nggak enak. Dan gue minta maaf mungkin selama ini gue selalu gangguin lu "

LUKA [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang