34

47 3 0
                                    

Karena setiap orang memiliki sudut pandang yang berbeda.

***

Aku benar-benar sedang merasakan patah hati untuk kesekian kalinya. Aku memang tidak sekuat itu, aku harus bisa menghilangkan perasaan itu secepatnya sebelum aku benar-benar gila.

Sore yang mendung ini sama dengan suasana hati ku saat ini.

Aku pergi ke danau itu lagi. Melihat tempat itu, sebentar lagi akan diguyur hujan deras mungkin bercampur badai.

Sudah cukup banyak luka.

Aku siap melampiaskan semuanya hari ini aku harus segera menghilangkan semuanya.

Kita mulai dari awal.

Aku mulai lari memutari danau itu, sampai beberapa putaran gerimis mulai mengenaiku.

Aku terus berlari dan terus lari,2,3 dan mulai deras aku tetap terus berlari.

Terus menatap kedepan dan terus berlari, basah kuyup aku tidak peduli aku berusaha untuk tetap kuat berlari ditengah derasnya hujan dengan air mataku yang terus mengalir.

"Rasa ini,"

"Hati ini,"

"Diri ini,"

"Semua ini,"

"Dimulai dan juga harus diakhiri!"

4,5,putaran, kakiku sudah mulai lelah tapi aku terus berlari sejauh apapun.

"Sejauh apapun,"

"Sesulit apapun,"

'Seperti apapun,"

"Aku capek! Aku memilih tidak pernah mempunyai perasaan, jika bisa aku tidak akan membuka hati untuk siapapun jika harus berujung seperti ini!."

Hampir akan berjalan putaran ke-6. Tanganku tertarik kekanan dan aku sangat kaget, napasku yang sangat cepat menatap dia. Rama menghentikan lari ku. Aku melepaskan tangannya dan lanjut berlari tanpa menghiraukan dia.

Aku berharap hujan jangan berhenti, aku masih butuh untuk menutupi air mataku. Rama berlari dan menghalangi jalanku. Aku terhenti sejenak tapi mengambil sisi lain untuk tetap berlari.

Dia menghalangi ku lagi dan memegang erat tanganku. Aku berusaha melepaskan tangannya.

" Lepas! "

" Aku antar pulang " aku melepaskan tangannya dan lanjut berlari menyelesaikan putaran ke 6 itu, Rama yang terus mengejarku.

Hampir sampai titik awal kakiku sudah sangat lelah sampai keseleo dan sampai jatuh. kedua lutut dan telapak tanganku menempel jalan. Rama menolong ku untuk bangun tapi aku menolaknya. Aku memilih untuk bangun sendiri.

" Han, gue minta maaf kemarin gue sempet dateng kesini kok "

" Oh, ya? Terus kenapa lu nggak samperin gue? "

" Karena gue lihat Alan, gue pikir.... "

" Lu pikir apa? Lu pikir gue 3 hari bolak-balik kesini cuma untuk apa? Cuma buat bisa ngomong sama lu! "

" gue minta maaf, lu mau ngomong apa? "

" Nggak jadi!" Aku membalikkan badanku dan akan berjalan tapi Rama menarik tanganku.

" Lepas! " Dia tidak melepaskan, " lepas!" Aku menoleh kearah Rama dan menatap matanya dengan tajam. " Lepas! Gue sibuk! " Aku melepaskan tangan rama dan terus berjalan.

" Apa lu cuma mau ngomong kalau Helmi saudara lu?. Kalau iya untuk apa lu nunggu gue segitunya?. Setiap lu kesini gue juga kesini. " Aku berhenti dan membalikkan badan.

" Kalau lu kesini kenapa lu ngomong lu sibuk!! Kenapa lu nggak temui gue! Kenapa?! "

" Lu yang bilang gue nggak boleh berharap lebih. kemarin gue yang pesenin minum buat lu, gue udah tunggu lu tapi lu belum datang dan gue tiba-tiba ada meeting dideket sini. Gue pikir gue bisa samperin lu setelah itu, tapi gue lihat Alan disini. "

" Kenapa kalau ada Alan? " Rama berjalan mendekatiku dan berhenti di depanku trpat dihadapanku.

" Gue pikir Alan lebih baik dimata lu dari pada gue" aku membalikkan badanku dan berjalan lagi.

" Han! Gue antar pulang "

" Gue bisa pulang sendiri! "

" Han! " Aku berhenti.

Hujan sudah mulai reda sedikit demi sedikit sampai tinggal meninggalkan gerimis yang membuat suasana ini semakin membuatku bangkit untuk menumbuhkan lagi rasa yang  hampir mati.

" Kenapa susah buat ngungkapin perasaan gue ke lu Rama! " Rama berjalan pelan mendekat dan memegang kedua bahuku dari belakang.

" Ungkapin biar gue tahu, "

Aku berusaha untuk mengungkapkan.
" gue nggak nyesel nolak lo!. Tapi gue masih pengen lihat lo berjuang buat gue!. " Aku menangis mengungkapkannya.

Rama menepuk pundak ku untuk menenangkan aku.

"  kalau lu ngomong lu nggak pantes buat gue , gue nggak pernah setuju karena lu yang pantes untuk dapetin orang yang lebih dari pada gue "

" Gue pantes buat lo  "aku membalikkan badan ku dan menatap kedua mata Rama.

" Rama,,, apa lo mau perjuangin hati gue lagi? " Senyuman manis dari bibirnya seakan mengusir mendung dan hujan hari ini.

" Tentu, " tersenyum lega aku mendengarnya. Rama menghapuskan air yang membasahi pipiku.

" Akan aku buat kamu jatuh cinta dalam ikatan yang halal "

Dia merangkul ku.

" Aku antar pulang boleh?" Aku tersenyum dan menganggukkan kepala. " Turun berat badan berapa kilo ini calon istri ku haha...." Aku hanya tersenyum menatapnya.

Selesai.

Terimakasih untuk semua yang setia membaca cerita ini semoga banyak sisi lain yang positif dari cerita ini. Semoga bermanfaat dan semoga terhibur. Tunggu cerita selanjutnya guys.... Luv yuuu... see youu

Revisi 5 Februari 2021
Revisi 22 juni 2021

Follow instagram ku.

@aminahhanima23
@stahha_

LUKA [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang