30

11 3 0
                                    

Sesulit itukah persahabatan tanpa ada rasa saling memiliki?

***

Setelah satu hari satu malam aku memikirkan dengan matang antara Alan atau Rama, aku mendapatkan jawaban terbaik. Dan hari ini aku mengajak mereka bertemu ditempat yang berbeda dan jam yang berbeda.

Bertemu dengan Alan di Taman. Alan sudah menunggu ku di sana dan dia sepertinya sudah tidak sabar mendengar jawaban ku.

" Lan! " Alan menoleh ke arahku dan berjalan mendekatiku. Dia berdiri tepat di depanku.

Aku tersenyum dengan penuh ketulusan hati untuk mengatakan jawaban terbaikku.

" Gimana lu setuju kan? "

" Gue berusaha mencari jawaban terbaik untuk kita"

" Gue yakin jawaban lu pasti tepat "

" Iya, pasti tepat. Makasih untuk semua hal yang udah lu beri ke gue."

" Sama- sama, gue juga minta maaf karena lu terlalu lama menunggu gue "

" Nggak papa, justru gue yang berterimakasih karena selama 4 tahun lu pergi dan berusaha meyakinkan diri lu hanya buat gue. Makasih.. banget " Aku sangat yakin dengan jawaban itu.

" Iya, " Alan membalas senyum ku dia memegang kedua bahu ku, dia terlihat sangat bahagia dengan hari ini.

" Alan, gue tahu lu sangat peduli dengan masa depan gue dan gue juga peduli dengan masa depan lu "

" Pasti, gue sangat ingin menjadikan masa depan lu paling bahagia di antara semua orang yang hidup di dunia ini Han."

" Gue juga pengen masa depan lu bahagia "

" Bahagia lu juga bahagia gue Han, "

Percakapan yang begitu manis untuk dikenang.

" Dan gue juga begitu Alan, gue berterima kasih sama lu, selama 4 tahun lu membawa perasaan gue ikut pergi bersama lu. Dan saat lu kembali perasaan itu tidak ikut kembali kesini, karena lu udah memindahkan perasaan itu ketempat yang lain. " Raut muka alan langsung berubah mendengar itu.

" Maksud lu? "

" Rasa suka gue ke lu udah mati, walaupun akan disiram lagi dengan orang yang sama, nggak akan pernah bisa tumbuh dengan rasa yang sama! "

" Lu udah nggak suka sama gue? Kenapa? " Aku melepaskan tangan Alan dari bahu ku.

Drama ini sudah cukup lancar. Mari kita hancurkan.

" Lu tanya kenapa? Lu gila! 4 tahun lu pergi!. Lu itu memantapkan diri atau bertapa di gua?!. Gila ya lu! Lu pikir gue hidup cuma untuk menunggu kepastian lu? " tegasku

" Kok gitu "

" Lu pergi waktu itu karena apa?. Karena lu ngejar orang lain ya kan! Ngaku aja!. Dan gue tahu siapa yang lu kejar! Sekarang lu udah putus asa malah balik kesini lagi buat apa? Buat temui gue? Lu pikir gue apaan! "

" Tapi lu kan cinta sama gue "

" Dulu! Bodohnya gue, kenapa gue bisa suka sama orang yang suka mainin perasaan. "

" Gue nggak mainin perasaan lu "

" Dan gue harus percaya gitu?. Gue dulu berharap banget sama lu Lan, tapi setelah lu hempas gue perasaan itu langsung hilang gitu aja, gue pikir lu itu pergi dan akan kembali karena lu sahabat gue, ternyata lu nggak pernah kembali dan masih terus ngejar cewek yang jelas- jelas nggak suka sama lu, dan sekarang lu baru kembali, baru menyadari! Kalau gue suka sama lu waktu itu, lalu lu tiba-tiba mau sama gue setelah 4 tahun berlalu?.
Dan sayangnya setelah 1 bulan lu pergi gue udah nggak pernah mengharapkan lu untuk kembali. Prinsip gue sekarang, yang pernah datang dan pergi nggak akan pernah datang kembali, sama dengan Ayah gue, dia pergi nggak akan kembali lagi tapi dia hanya meninggalkan kenangan.
Kalau lu meninggalkan luka buat gue dan gue nggak bisa menerima sesuatu yang sudah memberi luka, gue hanya bisa menerima lu sebagai sahabat gue." Aku mengungkapkan semua yang ingin aku ungkapkan.

LUKA [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang