29

9 3 0
                                    

Jika bisa aku tidak ingin di keadaan dimana aku harus memilih.

***

Malam yang selalu membuatku pilu. Malam ini sangat membuat ku tambah pilu. Di dalam kamar aku mengunci diri, mematikan lampu kamar dan hanya menyalakan satu lampu belajar ku.

Aku duduk di kursi kerja berdiam diri dan memandangi jari-jari tanganku yang sedang menunjukkan bahwa pemilik raga sedang gelisah.

Aku mulai gila berbicara sendiri di dalam ruangan gelap itu. Dan menatap fotoku sendiri di atas meja itu.

"Kok bisa seorang Alan balik lagi di kehidupan gue?"

"Hati, sebenarnya lu itu masih punya rasa apa nggak sih sama Alan? "

"Apa dia masih bisa tumbuh kembali?"

"Atau udah mati? " Aku menyandarkan punggung ku di kursi dan mengambil foto ku itu dari meja dan aku menatap foto ku dengan lebih dekat.

"Terus sebenarnya lu nganggap Rama apa?. Dia selama ini selalu bantuin lu, selalu ada untuk mendengarkan lu."

"Tapi, Rama terlalu baik untuk lu, lu nggak pantes sama dia. Dia terlalu tinggi untuk di gapai, huh....gue nggak akan bisa menyesuaikan. "Aku meletakkan tangan ku di meja dan dan memandangi langit-langit ruangan itu.

"Yang bener aja! Seorang Hanna yang kayak gini, nyebelin, gampang marah, dsb ini sama Rama? Mana mungkin!. Hanna lu sadar diri aja deh!. Cantik juga kagak! Lemot, manja, nyolotan ah! Tahu deh! Nggak ada pantes- pantesnya sama Rama."

Diam sejenak kembali ke Alan.

"Alan. Dia pernah ada di hati lu, tapi apa sekarang masih ada?."

"Ayah! Kenapa di saat banyak orang jomblo malah aku jadi rebutan orang sih! Aa.....aaa...."

"Hanna! Ini itu menentukan masa depan lu! Ini memilih untuk kedepannya jangan main-main dong!"

Aku sudah terlanjur bingung dengan perasaan ku yang tidak yakin mengiyakan atau mengtidakkan mereka berdua.

(Tuk tuk tuk)

" Siapa! "

" Kakak "

Aku berjalan menuju pintu dan membukakan pintu untuk kakak. Kak ida yang melihat kamarku gelap langsung kepo.

" Gelap banget ngapain lu? "

" Kalau nggak penting pergi aja deh, " ujarku dengan wajah bete.

" Are you okay? " Aku menarik tangannya ke dalam kamar dan menutup kembali pintu kamar ku.

" No, no, no, no, no......and NO! " Aku duduk di lantai dan bersandar di kasur. Kakak duduk di depanku dia menatap mataku walau gelap.

" Why? "

" it's a matter of heart and feeling. "

" Tell me "

" Apa semua orang selalu mempunyai pilihan? "

" Pasti ada saat orang mempunyai pilihan "

LUKA [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang