16

14 3 0
                                    

Kalau hanya sekedar kopi pasti pahit, makannya harus di tambah gula agar bisa melengkapi.

***

Beberapa hari ini banyak sekali yang aku dan Amel urus dan ini hari kesekian aku kerumahnya Rama untuk ikut partisipasi bakti sosial yah walau hanya bisa ikut diskusi dan ikut membantu sedikit karena jujur aku sangat sibuk mengurus semua kerjaan.

Aku yang sudah mulai tidak konsentrasi mulai mundur dan pergi ke taman rumah Rama, bunga yang sedang bermekaran sangat membuatku terasa tenang. Amira yang datang menghampiriku.

" Mbak "

" Iya "

" Ngapain? "

" Lihat bunga, bagus banget ini mataharinya banyak banget bunganya bisa dipanen buat kuaci ini " aku yang sudah berlagak ingin melucu.

" Mbak ada-ada aja deh "

" Ya bener kan? Eh yang suka bunga siapa disini? Bunda? "

" Iya, "

Aku yang terus memperhatikan bunga-bunga itu dan sebenarnya aku sedang berfikir tentang masalah aku dan Ririn waktu itu karena semenjak kejadian di rumah, aku mulai tidak nyaman untuk ikut berkumpul dengan mereka apa lagi di rumah Rama.

" Eh Mir, gue mau tanya sebenarnya hubungan Ririn sama Rama itu apa sih? "

" Emangnya kenapa mbak? Mbak suka sama mas Rama? "

" Ya.. bukan gitu, jadi kemarin waktu kumpul di rumah gue itu tiba-tiba Ririn kayak nggak suka kalau gue jadi relawan buat bantuin bencana ini dan sedikit ada kata-kata yang seakan dia mau menjelek-jelekkan gue gitu "

" Yang bener mbak? "

" Iya, ngapain gue bohong sih? "

Amira diam sejenak untuk berfikir. Aku menatap matanya sepertinya ada sesuatu.

"Emm.... Jadi mbak Ririn itu pernah suka sama mas Rama mbak tapi yah itu mas Rama nya nggak mau menganggap dia lebih dari teman "

" Ha? Kenapa Rama nggak mau? "

" Yah mungkin mas Rama tahu kalau mbak Ririn aslinya kayak apa, mungkin aslinya seperti yang mbak lihat kemarin, aku juga kurang ngerti mbak kalau itu "

" Emangnya lu nggak pernah lihat Ririn yang asli? "

" Enggak, "

" Ririn pernah nanyain lu tentang calon lu nggak setelah dari rumah gue kemarin "

" Enggak, emangnya kenapa mbak? "

" Yah kan gue kemarin ngomong sama dia kalau kayaknya lu sama  Rama cocok, tapi dia ngomong kalau lu udah punya calon, gue pikir dia pastiin lu kalau masih sama calon lu "

" Dia nggak nanya apa- apa, dan mungkin dia nggak mau kalau kita tahu dia masih ngarep sama mas Rama, karena dulu dia mengungkapkan perasaannya didepan kita semua dan setelah ditolak dia ngomong dia bakal ngelupain perasaannya sama mas Rama "

" Kasihan amat! Heran gue kenapa gue selalu ketemu orang yang gengsian banget, berarti maksudnya dia akan malu kalau Rama tahu dia masih berharap? " Aku terheran- heran kenapa harus malu? Kalau memang suka.

" Yah mungkin begitu "

" Sebenarnya lu sekarang masih deket sama calon lu? Kayaknya dari yang gue lihat... "

" Yah aku lagi nggak deket siapa- siapa sekarang "

"Nah bener kan tebakan gue, lu kayaknya suka kan sama ma..." Raka datang langsung menghancurkan mood ku begitu saja. Tiba-tiba melihat dia aku langsung bete.

LUKA [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang