24

16 3 0
                                    

Karena hal yang indah akan datang pada waktu yang tidak ditentukan.

***

Mataku sembab karena menangis semalaman. Semalaman aku meratapi nasib ku yang malang.

Pagi jam 8 Amel sudah datang ke rumah sakit dan aku masih tertidur pulas.

"Assalamualaikum... Masih tidur?. Hemm...."

Amel duduk di kursi sebelah tempat tidur dan dia baru menaruh tasnya dibawah.

Tuk-tuk

Assalamualaikum...

"Waalaikumsalam... Mas Rama, Raka Amira" Mereka masuk.

" Yaallah beneran sakit dia jam segini masih tidur? " Cetus raka.

" Raka namanya aja orang sakit, pasti capek dong " ujar Amira.

Amel yang sedikit kesal " Iya lu! Gimana sih"

" Nih gue bawain bunga "

Amel yang sudah kePDan duluan" Buat gue? Aaa,,,, baik banget lu, makasih,,,"

Amira dan Rama menjadikan perdebatan mereka berdua sebagai tontonan pagi ini.

" PD banget lu! Orang itu buat Hanna "

" Buat apa? Orang hanna sakit, "

" Karena dia sakit gue kasih bunga biar seneng, dia seneng bunga kan? "

" Iya di seneng bunga tapi kalau sakit dia nggak suka dikasih bunga "

" Kenapa, Mbak? "

Amel mengikuti ekspresi dan perkataan yang selalu keluar dari mulutku saat aku mengatakan itu.

" Ya lu pikir gue mati dikasih bunga!. Pasti dia ngomong gitu nanti."

" Ha?? Nggak tahu sosweet dia ya! "

" Tenang aja kalau hanna nggak mau gue dengan senang hati menerima "

" Terserah lu dah! "

Suara mereka cukup menganggu telingaku.
Aku terbangun. Mereka langsung mengarahkan pandangan ke aku.

" Han! Lu nggak papa? " Aku hanya diam membisu.

" Kalau hanna nggak papa nggak mungkin dirumah sakit bego! "

" Oh iya, berarti lu kenapa-napa ya? "

" Masih aja ditanya! Udah gue jawab juga, "

" Udah jam 8 lewat, mbak Hanna makan dulu sebelum jam sembilan "

" Iya,"

Rama duduk disofa.

" Gue aja yang suapin "

" Nggak usah biar gue aja! "

" Udah daripada kalain ribut aku aja yang nyuapin mbak hanna sini " Aku membenarkan posisi yang lebih nyaman.

Daripada mendengar celotehan mereka aku mengambil paksa tempat makanan dari tangan amel dan makan sendiri. Semua diam. Menelan ludah.

" Han sekarang gimana tangan lu masih sakit? "

Hening. Aku tidak menghiraukan mereka berbicara.

" Mata lu sembab banget lu nangis terus ya semaleman? "

Hening. Amira dan Amel hanya diam. Dan aku sibuk makan.

" Lu tadi malam tidur jam berapa? "

Hening.

LUKA [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang