28

9 3 0
                                    

Apa mungkin bisa untuk pulang ke masa lalu?

***

Hari ini aku akan menepati janji untuk bertemu Alan dan Rama. Aku memakai pakaian simpel karena setelah bertemu Alan aku akan langsung bertemu Rama untuk joging.

Aku masuk ke restoran tempat janjian bersama Alan. Alan sudah menungguku disana. Tumben tepat waktu.

" Han! Sini," aku menghampirinya." gimana? " Aku duduk di kursi depannya.

" Apanya? "

" Ya apa gitu "

" Nggak ada pertanyaan bagus? "

" Gimana perjalanannya? Macet? "

" Lu nggak lihat tuh, jalanan macet? " aku menunjuk kaca transparan yang melihatkan jalan didepan macet.

" Iya, macet. Lu naik apa ? "

" Taksi,"

" Tumben lu nggak bawa tas, dan penampilan lu santai banget pakai hijab kaos, celana itu, sepatu kayak mau lomba lari aja nggak biasanya "

" Perasaan penampilan gue dari dulu sederhana kayak gini, "

" Masak si? "

" Kemarin di kedai penampilan gue juga kayak gini pake kaos "

" Oh iya, tapi "

" Udah lu nggak usah bawel kenapa, orang penampilan gue juga nggak malu- maluin juga! "

" Iya sih "

" Udah lu mau ngomong apa cepet! "

" makan dulu kali "

Aku menghela napas. Berusaha mengalihkan.
" Nyadar nggak sih dari dulu sampai sekarang kalau kita ketemu pasti ditempat makan terus, sebenarnya lu sekarang mau ngobrol sama gue atau mau ngasih makan gue sih? "

" Haha...dua- duanya lah "

" tapi gue udah makan. cepet lu mau ngomong apa gue nanti ada urusan lagi!"

"Buru- buru banget kenapa sih "

" Udah lah gue nggak suka orang kebanyakan basa- basi!, "

" Kenapa lu takut kalau kelamaan sama gue lu baper lagi? "

Aku sedikit terkejut dan sedikit geli mendengarnya.
" Pliss deh nggak usah ke PD an kenapa sih! "

" Gue berharap lu baper lagi " aku berusaha menahan sesuatu yang aku rasakan saat ini.

" Maksud lu apa sih? Udah nggak usah mulai "

" Kejadian kemarin, Rama nggak bisa membalas perasaan ke Ririn. Dan ririn pasti sedih banget. Gue nggak mau lu kayak ririn, gue mau membalas perasaan lu " ujar Alan dengan serius

Aku tersenyum getir " What? "

" Lu pernah berharap lebihkan sama gue, dulu lu pengen gue nggak hanya sebatas teman buat lu dan gue sekarang siap. Gue bersedia temui keluarga lu kalau perlu malam ini "

Aku sangat terkejut itu adalah hal gila yang permah aku dengar. Aku menepuk meja dan sedikit tersenyum, pelan- pelan menyenderkan punggung ku ke kursi. Berusaha menyadarkan diriku.

" Tunggu!, Berarti selama ini lu tahu kalau dulu, gue ada rasa sama lu? "

" Iya "

Aku memposisikan dudukku lebih tegak dan sedikit mencondongkan ke arah Alan dan berkata dengan suara pelan dan berusaha untuk tetap santai.

LUKA [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang