CHAPTER 8 • MIMPI

7.9K 462 4
                                    

"barangkali hidup adalah doa yang panjang, dan sunyi adalah minuman keras. ia merasa Tuhan sedang memandangnya dengan curiga; ia pun bergegas."

Sapardi Djoko Damono

•••••

'Diana seneng sayang? Kita mau ke pantai kesukaan Diana'

'nanti kita main pasir ya ma, diana mau buat istana yang besar seperti istananya lady diana'

'tentu sayang, papa pasti juga akan bantuin diana bangun istananya'

'papa, kenapa lewat jalan tol? Diana lebih suka lewat desa desa papa, naik turun bukit, pemandangannya indah'

'nanti kita lewat sayang'

'enggak, papa sama mama bohong'

'yaudah, papa turun tol ya, kita lewat jalan yang diana suka'

Jalanan pegunungan naik turun yang didominasi pohon pinus menjadi pilihan mereka. Tentu saja ini bagian yang paling di sukai diana, saking gembiranya anak itu sampai bernyanyi tiada henti.

Naik-naik ke puncak gunung
Tinggi-tinggi sekali
Kiri kanan ku lihat saja
Banyak pohon cemara aa

'mama, rem nya blong'

'papa ini gimana, mama takut papa'

'buka pintunya dan turunkan diana, mobilnya akan turun ke jurang'

'papa, mama takut'

'cepat, tidak ada waktu lagi, selamatkan diana cepat'

Sang mama membuka pintu mobil perlahan, dan berusaha mendorong sang anak agar keluar dari mobil.

'tidak mama, diana takut, diana takut'
Diana kecil meraung raung

'lepaskan tangan mama'
Diana pun terlepar diantara semak semak

Sedangkan mobilnya masuk ke jurang

Boom
Mobil pun meledak

"Aaaaa" Diana tersadar dari tidurnya. Nafasnya memburu, keringatnya bercucuran.

"Diana kamu kenapa?" Darren yang mendengar teriakan diana lantas mendatangi Diana. Mereka tidur terpisah. Darren mendekat mengusap punggung diana. "Kamu minum dulu," kata darren sembari memberikan segelas air yang terletak di nakas sebelah dipan.

Diana menenggak minuman itu perlahan. Tangannya gemetar, sehingga Darren membantu memegangi gelasnya.

"Kamu mimpi buruk?" Diana mengangguk

"Udah ya, kan cuma mimpi bukan kenyataan. Mungkin kamu lagi banyak pikiran jadinya mimpi buruk," kata darren sambil merapikan rambut Diana yang berantakan.

"Tidur lagi ya, ini masih malem banget." Darren menengok jam yang tertempel di dinding kamar.

"Takut," lirih Diana.

Pregnant ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang