CHAPTER 31 • PENAWARAN

6.3K 380 5
                                    

"Ada yang berubah, ada yang bertahan. Karena zaman tak bisa dilawan. Yang pasti kepercayaan harus diperjuangkan."

Chairil Anwar

•••••

"Hallo, kamu Di mana?" cerocos Darren begitu suara Diana terdengar pada sambungan telepon. Seingatnya tadi Diana tidak pamit pergi, tapi kenapa sekarang tidak ada di rumah.

"Di rumah, mas udah pulang? Aku denger suara mobil."

"Iya, aku di depan."

Ceklek

Diana membuka pintu rumah. Panggilan pun mereka putuskan.

"Aku pikir kamu lagi keluar," ucap Darren saat Diana mencium tangannya.

"Aku udah pulang dari sore tadi."

"Terus mobilnya kemana?" Pasalnya mobil Diana selalu terparkir di depan rumah. Tidak ada garasi tertutup di rumah mereka.

"Mmm____ itu____" kata Diana tergagap. Dia takut Darren akan marah.

"Dipinjem orang?" tebak Darren.

"Di bengkel," lirih Diana. Darren membalik tubuhnya.

"Kenapa bisa di bengkel. Mobilnya mogok?"

Diana menggeleng. "Tadi nabrak," lirih Diana. Dia menunduk tidak berani menatap Darren.

Darren membalik tubuh Diana. Meneliti setiap jengkal tubuh itu. Sorotnya menyiratkan kekhawatiran.

"Kamu nggak papa? Ada yang sakit?"

"Aku nggak papa, nggak ada yang lecet."

"Aaron gimana? Dimana dia?" Darren mencari Aaron ke kamar.

"Aaron tidur, jangan teriak teriak, nanti kebangun."

"Kita ke rumah sakit yuk," pinta Darren. Dia menggandeng tangan Diana.

"Aku nggak papa," tegas Diana. Dia memengang kedua lengan Darren, menatapnya kuat. Dia berusaha meredakan kekhawatiran Darren. "Tadi aku ditabrak orang dari belakang. Aku dan Aaron aman, hanya saja mobilnya rusak," lanjut Diana.

Darren mencari titik kebohongan Diana. Nihil. Tidak ada kebohongan dari mata coklat itu.

"Kamu nggak marah kan? Mobilnya aku rusakin," ujar Diana memastikan. Keterdiaman Darren membuatnya semakin takut.

"Udahlah nggak usah mikirin mobil. Yang penting kamu selamat. Yaampun aku khawatir banget, takut kamu kenapa-napa." Darren memeluk Diana erat. Dia menumpahkan ketakutannya pada pelukan itu.

"Aku nggak papa," tukas Diana sambil membalas pelukan Darren.

***

Dua hari semenjak kejadian itu Darren menjadi lebih protektif. Dia akan menanyai kabar Diana setiap saat. Takut kecolongan seperti sebelumnya. Tidak ingin sesuatu yang tidak diinginkan menimpa orang yang dicintai. Diana memaklumi sikap Darren. Jujur saja, itu membuatnya jadi merasa semakin dilindungi.

Pregnant ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang