CHAPTER 12 • MEMORIAL PARK

6.7K 388 7
                                    

"...bahwa kasih sayang mengungguli segalanya menembus apa pun yang tidak bisa dipahami oleh pengertian pinggir jalan tidak akan bisa dicapai tidak bisa dibincangkan dengan teori metode dan pendekatan apa pun..."

Sapardi Djoko Damono

•••••

"Ngapain kesini? Aku baik-baik saja. Aku sehat," protes Diana. Setelah pamit pulang, Darren membelokkan mobilnya ke salah satu rumah sakit cukup besar di Jakarta.

"Nggak mau turun," kata Diana saat mobil telah terparkir sempurna di parkiran rumah sakit. Diana mengaitkan kedua tangannya dan dibawa ke dadanya. Dia menentang perlakuan Darren untuk memeriksakannya.

"Darren turunin aku!" teriak Diana. Darren turun dari mobil. Tanpa banyak komentar, dia dengan gesit menggendong Diana. Diana meronta meminta diturunkan.

"Periksa dulu baru ke San Diego." Darren akhirnya buka suara. Dia merasa agak malu diperhatikan oleh orang sekelilingnya. Mungkin dia dikira penculik.

"Tapi aku udah sembuh."

"Aku akan percaya kalau dokter yang mengatakannya."

Darren menaiki lift yang akan membawanya ke ruang periksa dokter kandungan. Saat tiba di lobi, dia mengambil sebuah kusi roda dan mendudukkan Diana di sana. Sementara Darren sibuk mendaftarkan pemeriksaan Diana di bagian loket. Tidak perlu menunggu lama, mereka pun dipersilahkan masuk ke ruangan dokter.

Di ruangan itu lebih banyak Darren yang menceritakan kejadian yang dialami Diana. Diana hanya membuka suara ketika ditanya oleh dokter.

"Kondisi janin sehat ibunya juga sehat. Selagi ibu tidak mengalami sesak nafas dan kesulitan bernafas juga pusing dan lemas, bapak tidak perlu cemas. Lain kali jangan tidur terlalu larut malam. Juga minum air putihnya yang teratur, jangan sampai kekurangan," jelas dokter setelah memeriksa kesehatan Diana dan si jabang bayi.

Dokternya begitu sabar menjelaskan berbagai pertanyaan yang ditanyakan Darren. Seperti biasanya, Darren lebih antusias dibandingkan Diana.

"Apa ini?" tanya Diana. Darren memberikan sekantong obat kepada Diana. Selepas pemeriksaan Dokter tadi, Darren langsung menebus obat, sedangkan Diana menunggunya di Lobi rumah sakit.

"Suplemen sama vitamin," kata Darren. Dia mendorong kursi roda Diana. Masih tidak tega jika Diana kelelahan berjalan.

"Tiap hari minum obat terus kayak orang penyakitan aja," gerutu Diana sarkas.

"Huss, jangan ngomong sembarangan. Minum obat supaya adek bayi dan juga ibunya sehat." Darren merasa tidak suka dengan pendapat Diana barusan.

***

Check out dari hotel tidak memerlukan waktu lama. Diana sungguh sangat tidak sabar untuk mengunjungi makam orangtuanya, meskipun itu belum pasti. Seperti yang dikatakan Darren sebelumnya, dia tidak yakin orangtua Diana dimakamkan San Diego Hills, tapi kemungkinan besar di sana.

"Kamu udah pernah ke San Diego Hills di?" tanya Darren saat mereka akan masuk pintu tol. Perjalanan Jakarta Karawang membutuhkan waktu sekitar satu jam dan tiga puluh menit dengan melewati tol, bila kondisi kendaraan sedang tidak padat.

"Udah, yangti sama yangkung kan dimakamkan di sana," jawab Diana.

Tidak terlalu sulit mencari lokasi San Diego Hills. Darren hanya perlu keluar dari Exit tol Karawang Barat 2, KM 46, dan lokasi tidak jauh dari pintu tol itu. Ada papan reklame besar yang akan mempermudah pengunjung untuk sampai di lokasi.

Pregnant ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang