CHAPTER 35 • HANCUR

17.5K 604 35
                                    

"Cinta hanya sebuah keindahan perasaan, cinta akan bertukar menjadi tanggung jawab apabila terbinanya sebuah rumah tangga."

Chairil Anwar

•••••

Diana Soerjodiningrat pov

Pekerjaanku sungguh berat. Semakin terasa berat karena aku sama sekali belum memahami berbagai dokumen dihadapanku. Apalagi jika dihadapkan pada laporan laporan keuangan yang semakin memusingkan. Untung saja ada sekertaris yang ditugaskan oleh om Dharmadji untuk membantuku belajar. Beruntung juga dengan kehadiran para manajer yang sangat welcome dengan kehadiranku.

Setiap hari aku berangkat pagi dan pulang malam. Waktuku bersama Aaron jadi sangat berkurang. Setiap aku pulang dia pasti sudah tidur. Kadang sedih juga, padahal aku ingin menyaksikan setiap pertumbuhan Aaron. Darren sangat mengertiku, dia kadang suka video call agar aku bisa melihat Aaron. Ahh, aku semakin cinta. Eh tunggu dulu, cinta? Tanpa kusadari aku sudah mencintai Darren. Rasanya nggak mau jauh jauh dari Darren.

"Masuk!" Ada seseorang yang mengetuk pintu ruanganku.

"Kak Kevin," ucapku. Untuk apa dia ke sini.

"Sibuk di?" sindirnya. Dia dengan seenaknya duduk di kursi depanku sebelum kupersilahkan.

"Seperti yang kakak lihat. Ada urusan apa ke sini?"

"Jadi aku nggak boleh mengunjungi kamu?"

"Bukan, hanya saja tidak biasanya."

"Kamu ada waktu malam minggu besok?" tanya kevin.

"Kenapa?"

"Kakak mau ngajak kamu makan. Udah lama kita nggak keluar berdua," ujarnya.

What?? Apa maksudnya? Sekarang status kita berbeda, jelas saja kalau tidak pernah keluar berdua. Bukankah dulu dia juga mengatakan bahwa tidak ingin aku mengingatnya lagi. Apakah dia lupa ingatan?

"Aku nggak bisa. Darren pasti nggak kasih izin." Maafkan aku Daddy, berbohong menggunakan nama Daddy. Aku hanya tidak memiliki alasan lain.

"Dia possesif juga ya. Kamu pasti tersiksa hidup dengan manusia seperti dia."

"Maksudnya?" Aku sepertinya tau arah pembicaraannya. Dia pasti ingin merendahkan Darren. "Aku sangat bahagia hidup bersamanya. Dia suami yang sangat mencintai istrinya, Dia sosok terbaik yang pernah kukenal," lanjutku membanggakan Darren. Enak saja ingin merendahkan Darren. Jelas-jelas Darren lebih baik dari kamu.

"Lantas bagaimana dengan kamu? Aku tau kamu masih mencintaiku," ucapnya cukup percaya diri.

"Apakah layak seseorang yang sudah menyakitiku mendapatkan cinta dariku? Lagian dulu kakak memintaku untuk melupakan kakak, sekarang sudah kukabulkan. Tidak ada sedikitpun rasa cintaku untuk kakak," ucapku tegas.

"Tapi aku masih mencintai kamu," kata Kevin.

"Itu urusan kakak. Yang penting dihatiku sudah tidak ada kakak lagi. Darren segalanya untukku, aku hanya ingin mengisi hari-hariku bersamanya. Kakak kan sudah punya kak Diandra, yang lebih segalanya dibanding aku."

Pregnant ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang