CHAPTER 28 • MOMMY DADDY

8.2K 394 7
                                    

“Hidup itu seperti pergelaran wayang, dimana kamu menjadi dalang atas naskah semesta yang dituliskan oleh Tuhan mu.” 

Sujiwo Tejo

•••••

"Langsung jemput Aaron aja," pinta Diana. Mereka sedang dalam perjalanan pulang ke rumah Darren yang ada di Bandung. Perasaan bahagia menyelimuti perasaan Diana. Dia sudah tidak sabar untuk bertemu anak lelaki yang masih bayi itu.

"Pulang dulu, bersih-bersih baru jemput Aaron. Kita harus mandi ganti baju, nggak mungkin langsung jemput Aaron. Ini baju banyak debunya, apalagi kita habis perjalanan jauh."

"Habis itu langsung jemput Aaron ya. Aku udah kangen banget," ucap Diana memohon.

Kring

Ponsel Darren berbunyi.

"Minta tolong lihatin dong," kata Diana meminta bantuan Darren. Ponselnya ada di tas, terlalu beresiko jika dia mengambilnya sendiri. "Siapa?" tanya Darren begitu Diana bisa menggapai ponsel Darren.

"Nomer nggak dikenal," jawab Diana

"Abaikan aja."

Kring

Ponsel kembali berbunyi setelah Diana meletakkannya di Dashbord mobil. Diana pun kembali melihatnya.

"Nomor yang sama," kata Diana. "Angkat aja deh, siapa tau penting."

Darren berniat meminggirkan mobilnya. Dia melihat spion ke arah belakang, begitu keadaan lengang, dia mengarahkan kemudinya ke pinggir jalan.

"Hallo," sapa Darren mengangkat panggilan itu.

"..."

"Aku tidak berminat."

"..."

"Sudah. Aku sibuk."

Tut

Darren menyelesaikan panggilannya sebelum orang dalam telepon itu menyelesaikan perkataannya.

"Siapa?"

"Orang iseng," jawab Darren cuek. Mendadak mood Darren anjlog setelah mendapat telepon itu. Dia sama sekali tidak mengajak Diana mengobrol sepanjang jalan.

"Darren awas!" teriak Diana. Seorang pengendara wanita menyalakan lampu sein kiri namun berbelok ke kanan. Darren yang sedang tidak fokus pun menginjak remnya mendadak. Untung saja tidak sampai menabrak. Namun, kejadian itu membuat pengendara di belakang mobil Darren marah.

"Darren fokus dong. Kalau lagi nggak mood nyetir, kita istirahat aja dulu. Nanti dilanjutkan lagi."

Darren tidak keluar mobil. Dia menginjak mobilnya lagi begitu ibu ibu pengendara itu menghilang. Pengendara belakang yang teriak marah juga tak dihiraukannya. Moodnya benar-benar ambyar untuk seladeni orang-orang itu.

"Nanti semakin lama sampai rumah. Katanya kangen Aaron," ungkap Darren.

"Nggak papa istirahat dulu."

Pregnant ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang