CHAPTER 26 • PENJELASAN

6.5K 415 5
                                    

“Jangka waktu antara sanjungan dan umpatan demikian tipisnya. Manusia bisa pagi memuja, lalu sorenya mendamprat dengan berbagai hujatan.” 

Sujiwo Tejo

•••••

Darren Morrano Smith Pov

'Sejak kapan kamu mengenal Diana?"

'Dimana kamu kenal Diana?'

'Apa hubungan kalian?'

'Bagaimana bisa kamu dekat dengannya?'

Serentetan pertanyaan yang dilontarkan pria tua itu kepadaku waktu mengikutiku membeli sate ayam. Tapi aku tidak menanggapinya. Lagian dia juga tidak mengenalkan identitasnya kepadaku. Ini bukan maksudku untuk tidak menghormati orang yang lebih tua. Masalahnya itu, kalau kujelaskan akan membutuhkan banyak waktu. Sedangkan prioritasku adalah sampai secepatnya di ruang rawat Diana dan memastikannya makan.

Aku menengok ke belakang. Ada seseorang yang menepuk pundakku.

"Diana sudah tidur, cepat jelaskan," tuntut pria paruh baya yang ternyata bernama Dharmadji itu. Tadi aku sempat menanyakan kepada Diana tentang beliau. Ternyata beliau adalah mengacara keluarga Soerjodiningrat.

Aku mengangguk, "di luar," ajakku. Tadi sewaktu akan kembali dari membeli sate aku sempat berjanji akan memberikan jawaban atas pertanyaan beliau saat Diana sudah terlelap tidur. Sekarang Diana sudah tertidur, maka beliau menagih janjiku.

"Siapa kamu?" tanyanya tanpa basa basi.

"Sepertinya kita perlu berkenalan dulu, saya Darren, om?"

"Dharmadji," ucapnya singkat.

"Om ada hubungan apa dengan Diana?"

"Kamu harusnya jawab pertanyaan saya dulu, kenapa sekarang kamu malah balik nanya," ucapnya ketus.

"Saya suami Diana," jawabku tanpa basa-basi.

"Jangan-jangan kamu yang hamilin Diana?" tanya om Dharmadji dengan emosi.

"Saya tidak menampik____."

Bugh

"Awhh," rintihku sambil memegang sudut bibirku. Om Dharmadji langsung menonjokku sebelum aku menyelesaikan obrolanku. "Tunggu dulu om," cegahku begitu melihat tangan om Dharmadji terkepal ingin menonjokku lagi.

"Sejauh apa yang om ketahui?" tanyaku. Aku harus tau di mana posisiku. Karena bagaimanapun caraku menjelaskan akan selalu salah, ketika om Dharmadji memposisikan diriku pada posisi penjahat.

"Gara-gara kamu Diana diusir dari rumah, gara-gara kamu Diana kehilangan masa mudanya, gara-gara kamu orang-orang punya stigma negatif padanya, mencemoohnya hingga dia berniat bunuh diri," kata om Dharmadji berapi-api.

"Perlu om tahu, saya di sini juga korban. Saya tidak punya motif apapun untuk menyakitinya. Kalau om tanya siapa yang menghamili Diana? maka saya adalah jawabannya. Tapi jika om menuduh saya berbuat seperti yang om utarakan tadi, maaf saya tidak akan mengakui. Diana diusir dari rumah itu memang karena sudah skenario hidupnya begitu," ucapku ambigu.

Pregnant ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang