CHAPTER 13 • MAAF

6.9K 428 2
                                    

"Love is just a word. But you bring it definition.” – Eminem

(Cinta hanyalah sebuah kata. Tetapi kamu memberinya definisi.)

•••••

"Nama yang bapak sebutkan tadi ada di area Universal Cluster Serenity type lahan Privat Estate," ujar anggi.

***

Darren dan Diana langsung menuju lokasi makam yang telah disebutkan oleh anggi. Tidak sulit mencarinya, ada banyak petunjuk arah yang disediakan.

Mata mereka mengedar, mencari nisan bertulis Chales Soerjodiningrat. Type lahan Privat Estate ini merupakan suatu lahan privat yang dikhususkan untuk satu keluarga, jadi kalau nisan charles ketemu otomatis nisan liana juga ketemu. Berbeda dengan type single yang lahannya bercampur dengan banyak makam dari keluarga berbeda.

Sedangkan makam yangti dan yangkung yang ada di lahan privat patung. Lokasinya berdekatan dengan Privat Estate karena masih di cluster yang sama yaitu Serenity.

Netra diana menangkap tulisan pada nisan yang dia cari. Dia bersimpuh dengan air mata yang tak terbendung lagi di lahan pemakaman itu. Lahan perkapasitas delapan orang dengan luas kurang lebih empat puluh delapan meter persegi itu hanya diisi oleh dua makam saja, yaitu Charles Soerjodiningrat dan sang istri, liana.

"Di, aku udah muter muter kok nggak ketemu ya," teriak Darren yang mulai lelah mencari. Dia yang tidak mendapat sahutan dari Diana lantas membalik tubuhnya untuk mencari Diana.

Tumbuhan pucuk merah dan tembok pembatas setinggi empat puluh lima centi meter ditambah kontur tanah yang tinggi, menutupi tubuh diana yang meringkuk di tanah.

"Diana," panggil Darren

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Diana," panggil Darren. Dia berfikir Diana istirahat di mobil karena kelelahan. Jadinya dia memutuskan untuk kembali ke mobil.

Sayup-sayup dia mendengar suara tangisan. Dilihatnya ke samping dan ternyata itu adalah Diana. Darren pun bergegas menuju ke tempat diana.

"Mama, papa, maafin Diana," kata diana ditengah isak tangisnya. Diana duduk disamping kotak nisan orangtuanya. Dia tidak mengindahkan panggilan Darren.

"Aku anak yang durhaka, maafin Diana." Suara tangisan Diana semakin keras.

"Diana, kita doain mama papa kamu supaya tenang di surga," ucap Darren. Dia pernah merasakan kehilangan saat mamanya dulu meninggal, tapi dia belum pernah merasakan kedua orangtuanya meninggal sekaligus. Meskipun demikian, Darren dapat memahami kehilangan yang teramat besar bagi Diana.

"Darren, apakah mama dan papa akan memaafkan anak durhaka seperti aku?" tanya diana.

"pasti," jawab Darren.

"Tapi kesalahan aku besar banget. Selama ini aku membenci mereka, aku nggak pernah doain mereka." Yang Diana tahu melalui cerita dari paman bibinya juga sepupunya, orangtuanya meninggalkan Diana sewaktu masih berumur lima tahun. Mereka kemudian menghilang tanpa kabar dan tidak pernah muncul untuk menemui Diana.

"Itu kan karena Diana belum tahu kejadian yang sebenarnya, mama sama papa pasti memaafkan Diana."

"Aku malu sama mereka. Selama ini hidupku tidak pernah bahagia pasti karena karma telah membenci mereka."

Darren menarik bahu Diana. Tangannya meraih tubuh Diana dan membawa ke pelukannya. Darren membiarkan Diana menangis dalam pelukannya.

"Diana setiap orang punya garis hidup masing masing, jangan salahkan takdir. Ingatlah, mama papamu di surga pasti juga sedih lihat kamu kayak gini. Jadilah Diana yang kuat. Tuhan memberikan ujian karena menilai kamu hamba yang kuat."

Darren melepas pelukannya. Dia memegang kedua bahu Diana. Menatap lekat mata sembab itu dengan penuh kasih. Berusaha memberinya kekuatan.

"Sekarang Diana pilih, mau selamanya terpuruk dalam kesedihan ini atau bangkit dan mencoba mendapatkan kebahagiaan?" tanya Darren.

"Maafkan diri kamu. Mulailah berbuat sesuatu agar orangtuamu bangga melihatmu dari atas sana." Kepala Darren menengadah, seolah melihat bayangan orangtua Diana dari atas langit.

Dengan ibu jarinya, Darren mengusap air mata Diana. Perlahan airmata itu mulai berhenti. Agaknya usaha Darren untuk menenangkan Diana berhasil.

"Darren, bunga yang kita beli tadi mana?" tanya Diana. Dia mulai bisa mengontrol emosinya.

"Masih di mobil, aku ambilin sebentar," ucap Darren dan kemudian dia bergegas mengambil bunga mawar tabur yang sudah dipersiapkannya di mobil. Jarak parkiran mobil dan makam tidak terlalu jauh, jadi tidak membutuhkan waktu lama untuk Darren mengambilnya.

"Harusnya tadi kita beli lili saja," gumam Diana yang tengah menaburkan mawar ke atas tanah makam.

"Kenapa harus lili? Biasanya orang tabur bunga pakai mawar bukan lili," cibir Darren.

"Aku sering mimpi, ada wanita dan lelaki berbaju putih menghampiriku. Si wanita itu membawa bunga lili putih di keranjangnya. Aku yakin mereka mama dan papa." Diana menceritakan mimpi yang sering dialaminya ketika sedih.

"Terus mereka bilang apa?"

"Anak pinter nggak boleh nangis, nanti kalau dilihat pangeran malu," tukas Diana menirukan gaya bicara orang dalam mimpinya.

"Makanya jangan nangis lagi. Kamu itu kalau kuingat ingat emang hobi banget nangis ya," kata Darren.

"Enggak ya, aku nangis kalau lagi sedih aja," elak Diana.

"Waktu malem malem minta makan nggak aku beliin kamu nangis juga," ujar Darren masih ngotot.

"Itu karena bawaan hamil," jawab Diana tidak mau kalah.

"Sama aja, air matanya keluar berarti tandanya lagi nangis," putus Darren.

"Besok-besok kalau anak kamu mau minta sesuatu, aku diem aja. Biarin dia ileran," ancam Diana. Dia tidak suka dikatakan tukang nangis, meskipun faktanya dia memang sering menangis.

"Jangan gitu dong, mamanya cantik papanya ganteng, masa anaknya ileran. Nanti kalau dia diejek temen-temennya kamu tega."

"Lagian kamu jahat, suka banget godain aku."

"Kamu lucu sih, dikit dikit nangis. Dikit dikit ngambek."

Siang yang sejuk karena lokasi makam ada di perbukitan itu dihabiskan mereka dengan saling melempar cibiran. Darren serasa mendapat mainan baru, dengan menggoda Diana dia merasakan kebahagiaan yang berkali lebih banyak dari sebelumnya.

•••••

Sorry Typo 🙏

WARNING !!!
Jangan lupa tekan 🌟

True Love ©2020 laelanhytAll rights reserved

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

True Love
©2020 laelanhyt
All rights reserved

Pregnant ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang