CHAPTER 33 • PULANG

6.7K 405 5
                                    

"Kami coba simpan nestapa, kami coba kuburkan duka lara, tapi perih, tak bisa sembunyi. Ia menyebar kemana-mana."

Chairil Anwar

•••••

Hampir sebulan berita tentang tertangkapnya Bernard Soerjodiningrat belum juga berakhir. Seluruh media memberitakannya. Dugaan Dharmadji salah, perkiraannya meleset. Priyawan yang dipikirnya akan melakukan upaya untuk membantu keluarga besannya juga tidak melakukan pergerakan apapun. Bahkan sekarang ada berita lagi berhembus. Berita tentang keterlibatan Antonio Priyawan dan Charlos dalam kasus suap proyek pemerintah.

Sejak berita itu tersiar, belum ada kabar lagi tentang penangkapan. Dharmadji selaku pengacara kondang ini bertanya-tanya, siapa kiranya yang sedang bermain-main dengan kedua keluarga ini. Pastilah ini bukan perbuatan Darren seperti dugaan awalnya. Darren tidak mungkin punya kekuatan untuk melakukan ini semua.

Karena kabar ini, saham Priyawan juga ikut jatuh. Tapi itu tidaklah penting. Yang paling penting adalah saham Soerjodiningrat. Bagaimana kalau perusahaan itu hancur? Itu adalah aset milik Diana. Masa depan Diana akan hancur kalau perusahaan itu juga hancur.

Mau tidak mau Diana harus ambil alih perusahaannya sendiri. Akan kesulitan bagi Charlos untuk mengendalikan perusahaan di saat citranya sudah buruk. Apalagi kemungkinan besar dia juga akan digelandang ke kantor polisi. Persetan dengan wasiat Charles yang mengatakan bahwa sebelum usia dua puluh satu Diana belum boleh memegang kendali perusahaan.

"Kalian harus pindah ke Jakarta secepatnya!" perintah Dharmadji. Dia saat ini secara khusus menjemput Diana ke Bandung.

"Kenapa mendadak om? Diana nggak akan kemana-mana tanpa Darren."

"Kamu mau lihat perusahaan yang dikembangkan papamu hancur? Charlos sudah tidak ada harapan lagi Diana, kamu harus turun tangan sendiri," kata Dharmadji frustasi.

"Tapi Diana nggak bisa pegang perusahaan om," usaha Diana mempertahankan keinginannya. Dia tidak mau berpisah dengan Darren dan juga Aaron.

"Nanti belajar, yang penting kamu ikut dulu ke Jakarta."

"Bagaimana dengan Darren?"

"Lupakan. Kamu bisa mencari suami yang lebih berguna dari dia nanti," ujar Dharmadji. Dia memang tidak suka dengan Darren dari awal. Ini karena perbedaan kasta diantara mereka. Dia menganggap Darren tidak akan bisa melindungi Diana dengan apa yang dia punya.

"Om jangan ngomong sembarangan. Diana akan pergi selama di situ ada Darren." Diana nampak marah dengan omongan Dharmadji. Secara tidak langsung dia merendahkan pilihan Diana.

"Oke, ajak Darren juga. Sekarang kalian pindah ke Jakarta." Dharmadji mengalah. Tidak akan menemui titik temu jika mereka sama sama mempertahankan pendapat masing-masing. Biarlah nanti urusan belakangan untuk menyingkirkan Darren.

"Diana mau tanya Darren dulu. Dia masih kerja, nanti Diana kasih jawaban ke om," putus Diana.

"Apapun yang terjadi besok kalian harus pindah ke Jakarta."

***

Diana, Darren, dan Aaron pindah ke Jakarta. Darren memilih melepas pekerjaannya untuk menemani Diana. Semua sudah dipikirkan secara matang. Meski dia melepas pekerjaannya, Darren masih punya penghasilan dari youtube dan job freelance mendesign rumah. Dia nanti juga bisa mencari pekerjaan lagi di Jakarta.

Pregnant ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang