CHAPTER 21 • KENYATAAN

5.7K 329 10
                                    

Cinta ternyata penjara dengan jeruji kasih sayang, maka kau kerap menangis tanpa merasa di bui, kekasih.”

Sujiwo Tejo

•••••

Diana Soerjodiningrat pov

Semalam aku tidak bisa tidur. Pikiranku benar benar dipenuhi oleh kak Kevin. Inginku mencari tahu kebenarannya. Tapi aku tak tahu bagaimana cara menghubungi kak Kevin? Nomor ponselnya bahkan aku tidak punya. Kalau lewat e-mail akan dijawab lama.

Bagaimana bisa kak Diandra menikah dengan kak Kevin? Jelas-jelas selama ini kak Kevin hanya mencintai aku. Bahkan dalam e-mail yang dikirimnya beberapa saat yang lalu, dia masih mengatakan bahwa mencintaiku. Apa karena aku hamil? Tapi aku hamil juga bukan karena kesalahanku, ada orang yang memberiku perangsang. Bukan karena aku yang suka heaving sex.

Mataku sembab karena ini, sedari tadi air mataku tidak berhenti menetes. Baru saja aku ingin memulai menggapai kebahagiaan, tapi kenapa ada saja masalah yang datang. Apakah aku memang tidak ditakdirkan untuk bahagia?

Sudah pagi. Aku bergegas mandi dan membersihkan mukaku yang mengerikan ini. Aku akan mengikuti acara sarapan pagi bersama yang selama ini tidak pernah kuikuti. Ya, bibi selalu mengantarkan makanan ke kamar dan aku memakannya sendirian. Tapi kali ini, aku harus menemui mereka untuk mendapat jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang bersarang di otakku. Tidak boleh dibiarkan berlarut-larut.

"Selamat pagi semua," sapaku kepada seluruh orang yang ada di meja makan. Lengkap, ada mama papa, kak Diandra, dan kak Ben. Aku duduk di samping kak Ben, berhadapan dengan kak Diandra.

"Diana," kata mereka kompak. Raut keterkejutan tidak bisa disembunyikan.

"Ngapain lo kemari?" tanya kak Ben. Dia menatap jijik kepadaku.

"Mau makan," jawabku rileks. Bagi mereka, aku itu kuman, jadi mereka biasa menatapku jijik.

"Kapan kamu sampai di sini?" tanya mama.

"Kemarin, tapi kalian semua sepertinya sedang sibuk jadi tidak tau aku ada di rumah ini," jawabku berusaha kuat. Aku tidak ingin dianggap lemah lagi.

"Jelas kami semua sibuk, lusa kan hari pernikahan gue dengan Kevin," kata kak Diandra dengan angkuhnya. Dia tau aku memiliki perasaan lebih pada kak Kevin.

"Kakak beneran mau nikah sama kak Kevin?"

"Jelas, semua sudah diatur. Undangan juga sudah disebar."

"Tapi kenapa?" tanyaku lirih.

"Karena Kevin cinta sama gue," jawabnya tegas.

"Nggak! Kak Kevin itu cintanya sama aku," kataku keras. Aku menghentakkan sendok ke piring hingga menimbulkan bunyi nyaring. Entah keberanian darimana sehingga aku bisa melakukan itu.

"PD banget lo, lo nggak sadar kalau hamil di luar nikah? Mana mau Kevin sama perempuan kotor macem lo," kata kak Diandra sarkas sambil menunjukku.

"Gue jadi nggak nafsu makan kalo ada lo gini, bikin ribut aja pagi-pagi," ujar kak Ben. Dia langsung berdiri meninggalkan ruang makan.

Pregnant ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang