CHAPTER 18 • PERJANJIAN

6.5K 350 12
                                    

"Ketidakbaikannya mungkin akan menggagalkan hidupku. Tetapi tidak akan pernah menodai cintaku." 

[William Shakespeare]

•••••

Darren Morrano Smith Pov

Dua hari dirawat di rumah sakit dan sekarang sudah diizinkan pulang. Diana sudah bisa berjalan sendiri meski masih tertatih. Dia masih belum mau menyusui Aaron. Emosi Diana juga pasang surut, tidak bisa diberi nada tinggi. Semua keinginannya harus diutamakan melebihi kebutuhan Aaron.

"Tolong pangku Aaron ya di," ucapku yang akan memberikan Aaron pada pangkuannya.

"Bangku belakang kan masih kosong," jawab Diana melihat ke bangku belakang.

"Kalau nanti jatuh gimana?" Nggak habis pikir juga kadang sama dia, bayi masih sekecil itu kok disuruh sendirian di kursi belakang.

"Sampingnya dikasih tas biar nggak jatuh," jawab Diana enteng.

"Kamu yang pangku, nggak ada bantahan!" Aku menaruh Aaron pada pangkuan Diana dan langsung kututup pintunya. Aku berlari kecil menuju bangku kemudi.

Sepanjang perjalanan Diana masih menggerutu tidak jelas. Sedikit kutangkap, dia sedang mengajak ngobrol Aaron. Tak terasa bibir kusunggingkan, terharu bahagia. Akhirnya Diana mau mengajak Aaron bicara. Meski terkesan seperti memarahi tapi itu sudah kemajuan yang bagus.

"Sekalian mampir beli makan aja ya, jadi nanti nggak usah keluar rumah lagi," usulku.

"Bebek goreng enak kayaknya," katanya.

"Kamu dari kemarin makan yang digoreng terus di, kurang kurangin lah. Coba ganti sama sayur, biar produksi ASI nya lancar."

"Lagian Aaron juga minumnya susu formula."

"Makanya, mulai sekarang dibiasakan minum ASI."

"ASI nya nggak keluar."

"Kamu aja makannya yang nggak sehat gitu, nggak mau makan sayur kok mau keluar ASI nya," omelku. Dia itu kalau nggak digitukan susah sadarnya.

Akhirnya kami mampir di salah satu restoran jepang. Aku membeli sushi untuk makan malam. Sushi mengandung ikan salmon yang memiliki banyak kandungan asam lemak yang baik bagi otak bayi. Selain itu, aku juga membeli smooties pisang dicampung almond dan granola. Smooties untuk pengganjal perut sampai nanti waktu makan malam tiba.

***

"Jangan nangis terus dong," bentak Diana pada Aaron.

"Namanya juga bayi, kerjaannya cuma nangis sama tidur."

"Ya tapi berisik Darren. Aku nggak bisa tidur"

"Kamu tutup pintu kamarnya, biar nggak kedengeran," kata Darren. Kamar rumah Darren memang didesign kedap suara.

Darren sepanjang malam tidak tidur karena mengurusi bayinya. Bayinya itu jika ditidurkan pada box bayi akan terbangun dan menangis. Untuk saat ini masih tidak apa karena dia masih dalam masa cuti, tapi gimana nanti kalau dia sudah bekerja. Siapa yang akan menjaga Aaron. Sedangkan Diana masih tidak bisa diharapkan begitu.

Darren menyerah, dia sudah berusaha menimang-nimang Aaron tapi nampaknya mata Aaron tidak mau terpejam. Susu formula dalam botol ukuran tujuh puluh lima mili iti juga sudah habis. Popok pun juga sudah diganti. Namun Aaron tidak mau tidur.

Pregnant ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang