9. Stigma

1.2K 188 42
                                    

"Kehancuran dalam hidupmu mungkin akan menjadi kehancuran lain yang lebih mengerikan jika tidak diperbaiki

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kehancuran dalam hidupmu mungkin akan menjadi kehancuran lain yang lebih mengerikan jika tidak diperbaiki."

_Cessper_
***

Pagi menjelang, suara alarm berdering nyaring mengusik tidur Hyunjin yang kurang nyenyak. Ia membuka matanya sambil mengernyit karena cahaya matahari menyelinap masuk ke dalam netranya. Jam menunjukan pukul 9 pagi, entah penanda waktu untuk apa karena itu adalah alarm milik Felix.

Hyunjin bangun dari tidurnya, kemudian menatap alarm yang masih berbunyi di atas nakas sambil terduduk. Ia menyentuh bahunya yang semakin terasa nyeri. Efek obat-obatan dalam infus yang mungkin telah menghilang sepenuhnya membuat tubuhnya merespon rasa sakit yang sesungguhnya dari luka itu.

Hyunjin memutuskan berjalan ke luar kamar setelah mematikan alarm. Ia mengedarkan pandangan pada ruangan yang hanya terdengar suara detik jam dinding, tapi tak menemukan siapapun.

Hyunjin berjalan ke arah dapur. Perutnya butuh asupan makanan meski sebenarnya ia tak bernafsu makan sama sekali. Mau tidak mau ia harus sarapan dan minum obat agar lebih cepat pulih.

Hyunjin berniat membuat makanan dengan bahan yang akan ia temukan di lemari pendingin. Ia cukup pandai memasak karena telah lama hidup tanpa ibunya dan lebih sering menginap di studio Felix. Felix merupakan panutan Hyunjin dalam menjalani hidup serba mandiri. Ia semakin terbiasa lepas dari kehidupan mewahnya.

Hyunjin mengangkat alisnya. Alih-alih menemukan bahan makanan mentah di dalam lemari pendingin, ia malah menemukan semangkuk bubur, segelas susu, dan secarik note yang tertulis 'Makan, Sayang. Panaskan dulu :*'

Hyunjin meringis membaca note itu, juga karena bentuk bubur yang tidak karuan. Itu adalah bubur nasi yang telah dihaluskan dengan sayur sayuran, tapi tidak sehalus itu karena ia masih bisa melihat wujud dari wortel dan seledri yang bertebaran. Hyunjin mencoba mengaduk bubur itu, terlalu encer. Ia mencicipinya, terlalu manis. Hyunjin mengernyitkan mukanya sambil menatap bubur itu iba. Ia yakin Felix yang membuatnya. Felix memang lelaki mandiri, tapi satu yang harus disayangkan, karena kemampuan lelaki itu dalam hal memasak jauh di bawah rata-rata.

Akhirnya Hyunjin memutuskan pergi ke luar setelah membersihkan diri. Ia harus makan dan dapur studio milik Felix hanya dipenuhi dengan bir. Ia tidak mungkin memesan delivery karena ia tidak memiliki ponsel sekarang. Bagaimana mungkin seseorang yang sakit dibiarkan mencari makan sendiri dan hanya diberi semangkuk bubur yang tidak meyakinkan seperti itu.

Cuaca hari itu cerah, menampilkan langit biru tanpa awan sedikit pun. Berbeda dari hari biasanya yang hanya dihiasi dengan rintik hujan yang tiada hentinya. Hyunjin berjalan menuju sebuah caffe bernuansa coklat yang tak jauh dari studio Felix. Ia menghentikan langkahnya, menatap sebuah pohon yang tidak memiliki bunga atau pun daun di dahannya. Pohon Sakura, tentu saja akan membuat Hyunjin tidak bisa mengabaikan pohon itu karena namanya yang mampu membuat dirinya kembali memikirkan seseorang. Seseorang yang entah bagaimana kabarnya.

Cause You're Enemy (Hyunjin x Yeji)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang