25. Last or future

1.4K 174 21
                                    

"Masa depan adalah ujung tali yang terhubung dengan ujung tali lainnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Masa depan adalah ujung tali yang terhubung dengan ujung tali lainnya. Masa lalu."

___Cessper___
***

Rasanya tidak masul akal, jika Yeji masih saja mual menelan makanan memasuki bulan ke dua kehamilannya. Karena semua itu, bukannya ia semakin gemuk, justru wajahnya semakin terlihat tirus. Satu-satunya yang berubah pada dirinya hanya di area perutnya yang terlihat bertambah buncit.

Pagi ini merupakan suatu hal yang aneh bagi Yeji. Ia merasa asing duduk berhadapan dengan Hyunjin di pantri dapur ketika hari masih sepagi ini. Meski dengan sedikit paksaan, Yeji melakukannya. Ia penasaran dengan apa yang dikatakan Hyunjin bahwa rasa mualnya bisa hilang jika mereka makan bersama. Bagi Yeji, itu semua tidak masuk akal meski ia sendiri tahu akan ada suatu kondisi dimana kehamilan seorang wanita akan menciptakan insting yang kuat dengan ayah dari anaknya. Tapi Yeji tidak pernah berpikir presentase tersebut akan ia alami dalam dirinya sendiri. Namun nyatanya Yeji tidak bisa menyangkalnya kala ia benar-benar bisa menelan sampai lima sendok nasi ke dalam mulutnya tanpa mengeluarkannya lagi seperti sebelum-sebelumnya. Yeji melirik Hyunjin yang masih menunggunya bereaksi, kemudian lelaki itu memilih sibuk dengan makanannya ketika ia yakin Yeji benar-benar bisa makan.

Tidak ada yang salah. Mereka hanya makan bersama, mencoba bersikap normal karena tidak mungkin Hyunjin membiarkan Yeji membahayakan kandungannya. Meski terasa aneh, setidaknya Hyunjin bukanlah lelaki yang sekejam itu untuk melukai janin yang sudah terlanjur tumbuh dalam rahim Yeji.

Masalahnya, seperti wanita lain di dunia ini, seperti mahluk lain yang diciptakan memiliki hati dan logika, kini Yeji justru merasa lebih sengsara. Sengsara karena perasaan lain yang tidak ingin ia definisikan, tiba-tiba menyelinap dalam hatinya. Wajah lelaki di hadapannya seperti bukan lelaki yang selama ini selalu bersikap kejam kepadanya. Hyunjin belum pulih benar sejak ia overdosis obat tidur. Wajah lelaki itu masih tak berwarna, pucat, tak ada sinar yang membuatnya terlihat mengintimidasi seperti sebelum-sebelumnya. Namun dibalik itu, Yeji justru merasa aman dan nyaman. Lelaki itu terlihat seperti seorang anak lelaki yang memiliki banyak ketakutan dan kekhawatiran. Raut tenangnya bagaikan sebuah kepolosan yang bercampur dengan rasa sedih dan sesal yang begitu dalam. Yeji tak mengerti apa, namun ia bisa melihat bagaimana kepribadian Hyunjin yang sesungguhnya terlepas dari semua kejahatan yang telah ia lakukan.

"Apa kau... memang menginginkan bayi ini?"

Hyunjin mengangkat pandangannya dan menatap Yeji datar. Gadis itu tiba-tiba menanyakan hal yang sebenarnya tidak pernah ia pikirkan. Apa ia benar-benar siap memiliki anak?

"Kau tidak menginginkannya?" bukannya menjawab, Hyunjin malah balik bertanya. Ia selalu mengalihkan pertanyaan seperti itu setiap tak memiliki jawaban dengan apa yang telah ditanyakan.

"Jika aku menginginkannya, apa yang akan kau lakukan? Jika tidak, apa yang akan terjadi?" tanya Yeji lagi pelan. Entah mengapa ia sedikit takut jika Hyunjin akan marah dengan pertanyaan yang telah ia lontarkan.

Cause You're Enemy (Hyunjin x Yeji)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang