"Penyesalan yang sudah bisa dibaca dari permulaan, dengan mencoba meleburkan dua dunia antara dua insan yang saling membenci, memanfaatkan, dan saling menyalahkan. Aku akan tetap mencobanya sambil menutup mata."
___Cessper___
***Musim tidak akan lupa kapan ia harus menurunkan hujan sesuai dengan air yang mengembung dalam awan. Hyunjin juga tidak akan lupa akan seperti apa resiko pada keputusan yang akan ia lakukan. Meski sebenarnya terasa sangat salah dan ia merasa tersesat, namun Hyunjin mencoba untuk tidak menyesalinya karena ia baru saja memulai.
Rintikan hujan yang turun ke bumi seolah menjadi pertanda bahwa alam sama sekali tak merestui penikahan yang akan diselenggarakan hari ini. Bagaimanapun, pernikahan ini sudah diawali dengan kehancuran yang sengaja Hyunjin ciptakan. Masa depan seperti apa yang diharapkan sepasang insan yang telah menanamkan kebencian satu sama lain di dalam benak mereka.
Hyunjin termangu dan hanya menatap nisan di depannya dengan hati getir. Maafkan dia yang telah melakukan semua ini demi seorang gadis yang telah tenang di alam sana atas kemauannya sendiri. Tapi egonya telah mengalahkan bagaimana nuraninya bekerja. Entah mengapa mendatangi makam Sakura hanya menambah kemarahan yang semakin mengeras dalam dirinya. Mau bagaimanapun ia berpikir, ia tidak akan terima dengan takdir yang terjadi tanpa diduga ini.
Hari ini adalah hari pernikahannya dengan Yeji akan berlangsung, tapi disinalah Hyunjin berada. Meski setelan tuxedo berwana hitam itu sudah melekat pada tubuhnya, Hyunjin tetap belum ingin beranjak dari sana. Gerimis masih turun rintik-rintik, seorang bodyguard setia memayungi Hyunjin agar lelaki itu tak merusak pakaiannya di hari sepenting ini.
Sudah setengah jam Hyunjin berdiri di samping nisan Sakura dan hanya menatap makam itu tanpa sepatah katapun. Ia berharap Sakura bisa mengerti hanya dengan kehadirannya.
Hyunjin menghela napas, kemudian memeriksa jam tangannya, lalu ia berbalik dan berjalan masuk ke dalam mobil.
***
Yeji tidak gelisah sama sekali, meskipun semua orang yang berada di sana sangat khawatir dengan nasibnya karena Hyunjin tak kunjung datang. Bagi Yeji, menikah dengan Hyunjin merupakan sebuah nasib buruk, meskipun jika tidak menikahinya juga bukan ide yang bagus.
Yeji tidak pernah mengenal Hyunjin sama sekali, dan kini lelaki itu benar-benar akan menjadi pengantin pria di acara penikahan yang pernah ia harapkan akan ia lakukan dengan normal sebagaimana manusia lainnya. Berdiri di altar dengan orang yang saling mencintai. Tapi nyatanya, angan itu ternyata seperti sebuah belati yang mengiris hatinya saat ini. Di sini Yeji seperti seekor kambing hitam yang dijadikan Hyunjin sebagai pelampiasan. Sampai kini bahkan ia tidak tahu apa motif dari lelaki itu sampai dengan tanpa hati mencoba menghancurkan kehidupan Yeji yang sudah tidak utuh. Mungkin, Yeji adalah satu-satunya pengantin di dunia ini yang merasa membenci suaminya sendiri, bahkan untuk melihatnya saja ia merasa sesak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cause You're Enemy (Hyunjin x Yeji)
Fanfiction(CHAPTER COMPLETE) ______ Saat musim dingin datang membekukan lautan, gadis itu datang dengan kehangatan dalam dekapannya. Saat musim panas datang menggugurkan dedaunan, gadis itu datang membawa kesejukan pada sinar matanya. Tapi anehnya, ia terci...