"Apakah harapan diciptakan agar manusia bisa kecewa kembali?"
___Cessper___
***"Jadi kau ingin kita bersandiwara di hadapan semua orang begini?" tanya Yeji sambil menepis tangan Hyunjin ketika mereka baru saja masuk ke dalam kamar. Ia berjalan masuk dengan sedikit terpincang karena luka yang baru saja ia dapatkan.
"Jadi kau tidak ingin bersandiwara?" kata Hyunjin sambil memasukkan tangannya ke dalam saku celananya. Ia mengangkat sebelah alisnya ketika memandang Yeji yang berjalan mendahuluinya dengan kaki yang terlihat tak nyaman.
"Aku tidak masalah jika kita harus saling mengabaikan dimanapun dan hanya memanfaatkan status pernikahan ini. Aku hanya mencoba bersikap agar di antara kita berdua tidak ada yang merasa dirugikan," kata Hyunjin lagi.
Yeji kemudian berhenti dan berbalik demi memandang lelaki yang dengan tanpa dosa itu mengatakan apa yang telah keluar dari mulutnya.
"Apa katamu? Agar kita tidak ada yang dirugikan? Kalau begitu coba kita lihat seberapa banyak kau harus membayar kembali kejahatan yang telah kau lakukan kepadaku. Kau mau menebusnya dengan apa? Nyawamu? Ya, mungkin dengan nyawamu aku bisa merasa lebih baik," ucap Yeji sedikit tajam. Apa yang dikatakan Hyunjin jelas membuat ia tak mengerti. Hyunjin telah mengakibatkan sesuatu yang sangat berpengaruh pada masa depannya, namun lelaki itu malah hanya menganggap pernikahan ini sebagai permainan belaka. Lalu dimana bentuk rasa bersalah Hyunjin yang seharusnya tengah ia tebus dengan menikahinya sebagai bentuk tanggungjawab.
Mendengar apa yang dikatakan Yeji membuat Hyunjin otomatis melirik ke bagian perut gadis itu. Benar, dirinya hampir melupakan suatu fakta bahwa ia memang lelaki brengsek yang telah menciptakan sebuah luka yang tak akan pernah bisa disembuhkan dalam diri Yeji. Namun rasa bersalah Hyunjin seperti sebuah kaca yang buram, tak terlalu jelas hingga ia lebih baik untuk menutupinya saja. Karena setidaknya ia masih memiliki suatu alasan mengapa dirinya tidak merasa seberdosa itu kepada Yeji?
Mengingatnya membuat Hyunjin sedikit menarik sudut bibirnya sekilas. "Yeji-ya," panggilnya sambil berjalan mendekat ke arah Yeji.
"Jangan berpura-pura seterluka ini karena apa yang kulakukan waktu itu. Aku tahu itu bahkan bukan yang pertama kalinya bagimu kan?" kata Hyunjin berkata pelan saat ia berdiri tepat di depan Yeji. Yeji yang masih menatap Hyunjin tajam mencoba untuk mencerna apa yang dikatakan Hyunjin. Tangan Hyunjin terangkat, menyentuh dagu Yeji dan sedikit menariknya agar Yeji bisa tepat mendongak menatap matanya.
"Apa kau memang gadis seperti itu Yeji-ya? Kau sangat jauh dari ekspektasiku," ucap Hyunjin lagi.
"Katakan padaku sudah berapa kali kau gunakan tubuhmu sebelumnya? Ah-
-jangan-jangan, kehamilanmu bukan disebabkan karenaku?"
PLAKKK!
Yeji menampar Hyunjin dengan seluruh tenaganya. Sungguh, sekejam apapun Hyunjin selama ini, Yeji tak pernah mengira lelaki itu akan mengeluarkan kalimat sekasar itu kepada seorang wanita. Kata-kata yang keluar dari mulut Hyunjin sangat membakar perasaannya dan ia tak bisa menahan lagi untuk mendengarkan. Perkataan Hyunjin benar-benar menyakitkan dan menjijikan bagi Yeji.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cause You're Enemy (Hyunjin x Yeji)
Fanfiction(CHAPTER COMPLETE) ______ Saat musim dingin datang membekukan lautan, gadis itu datang dengan kehangatan dalam dekapannya. Saat musim panas datang menggugurkan dedaunan, gadis itu datang membawa kesejukan pada sinar matanya. Tapi anehnya, ia terci...