"Apa yang telah dilakukan adalah sebuah benih masa lalu yang telah tumbuh. Ia akan berbuah sesuai waktunya, sesuai jenis apa yang ditanam."
__Cessper__
***Hyunjin mulai mendapatkan kesadarannya. Ia mendapati ruangan serba putih dan hembusan udara sejuk yang menghantam pernapasannya. Untuk beberapa saat Hyunjin tidak bisa memahami apa yang tengah terjadi dan hanya menatap langit-langit dalam kebingungan. Bau antiseptik menyeruak pada penciuman Hyunjin, membuat Hyunjin menutup matanya lagi, ia mulai menyadari dimana tempat ia terbaring. Ia bahkan sudah hapal segala sisi ruangan yang kini ia tempati.
Tidak ada siapapun. Hyunjin mencoba mengedarkan pandangan di ruangan itu, tapi ia kesulitan menggerakan badannya, terasa sakit dan ngilu dimana-mana. Selang oksigen dan infus terpasang di hidung Hyunjin. Juga, rasa kebas yang melingkar dari bahu sampai lengan atasnya. Pasti cukup menyakitkan melihat Hyunjin yang tengah mengernyitkan mukanya menahan gerakan tubuhnya sendiri.
Hyunjin menyerah untuk bergerak. Entah separah apa ia mengalami kecelakaan, yang jelas Hyunjin merutuki dirinya sendiri karena akhirnya berkahir seperti ini.
Hyunjin menatap dinding kaca besar yang tak jauh dari ranjangnya, pemandangan kota Seoul terpampang jelas dari arah tempat tidur. Gorden yang terbuka lebar menampakkan tetesan hujan yang menempel pada kaca. Lagi-lagi hujan. Seberapa lama Hyunjin tidak sadarkan diri sampai hujan belum reda sejak ia jatuh di jalanan?
Ingatan Hyunjin akhirnya muncul tanpa permisi. Tidak lupa ingatan terakhirnya dengan Sakura. Mengingatnya hanya membuatnya merasa tak nyaman, membuatnya menyesal telah membuka mata. Padahal sebelumnya ia ingin pergi saja meninggalkan segala hal yang membuat hidupnya kacau. Tidak masalah jika ia akan disebut sebagai pengecut karena melarikan diri dari masalah. Pun Hyunjin merasa sudah kalah. Ia tidak menyerah, namun ia memilih mengalah dari semuanya.
Suara decitan pintu terbuka. Hyunjin melihat Felix masuk membawa bingkisan di tangannya.
"Kau sudah sadar," teriak Felix menghampiri Hyunjin. Ia terkejut melihat Hyunjin yang telah membuka mata.
Dakk!
Hyunjin terkejut dengan benturan tiba-tiba yang menghantam ranjangnya. Ia ingin melirik ke bawah tapi selang oksigen membuatnya kesulitan bergerak.
"Ahh!"
Chan merintih karena kepalanya terbentur ranjang besi. Ia kaget mendengar suara bariton Felix yang mengucapkan nama Hyunjin meski terlalu samar, ia ketiduran.
"Kau sudah sadar?" tanya Chan ketika ia berhasil berdiri.
Hyunjin menatap Chan yang baru saja muncul di hadapannya. Lelaki itu ternyata tidur di lantai, membuatnya tidak bisa dijangkau dengan penglihatan.
"Sejak kapan kau sadar? Kenapa tidak bersuara?" Chan melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Hyunjin, sementara Hyunjin masih terdiam menatap Chan dan Felix bergantian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cause You're Enemy (Hyunjin x Yeji)
Fanfiction(CHAPTER COMPLETE) ______ Saat musim dingin datang membekukan lautan, gadis itu datang dengan kehangatan dalam dekapannya. Saat musim panas datang menggugurkan dedaunan, gadis itu datang membawa kesejukan pada sinar matanya. Tapi anehnya, ia terci...