"Menyerah memang bukan hal mudah, tapi berjuang sudah tentu lebih sulit."
___Cessper___
***
Ruangan bernuansa coklat itu, dulu pernah ia kagumi karena desain dan suasananya yang nyaman. Kini ruangan yang masih ia pijak itu tak lagi terasa sama, hanya ada kemuakan sejauh matanya memandang. Sakura, tak bisa mengeluarkan lagi air matanya yang bahkan sama sekali tidak menggenang di pelupuk mata. Ia terasa mati, mungkin hanya raganya yang kini masih terduduk sambil memeluk lututnya erat di atas lantai. Nyatanya tatapan Sakura kosong, ia seperti mayat hidup yang tidak ingin hidup lagi.
Perlahan dengan amat lunglai, Sakura mencoba meraih jaketnya yang ia simpan di dalam tasnya. Baju yang ia kenakan sebelumnya mungkin sudah tidak bisa ia kenakan karena sudah robek. Ia berusaha memakai jaket miliknya yang selalu ia simpan di dalam tas dengan sisa tenaga yang ia punya, karena seluruh kekuatannya seolah sudah habis. Ia memberontak sebanyak apapun yang ia bisa, meski nyatanya hasilnya nihil.
Lelaki itu masih tergeletak di atas ranjang. Mirisnya, lelaki itu mungkin tidak akan sadar dengan apa yang dia telah lakukan kepada Sakura. Sakura yang telah hancur tanpa sisa hanya akan menjadi satu-satunya orang yang paling menderita. Semuanya telah direnggut secara paksa oleh takdir kejam yang ia miliki.
Sakura sama sekali tak mengerti. Kenapa harus dirinya, kenapa harus ia dari sekian juta manusia di bumi ini yang memiliki hidup mengenaskan seperti ini. Kenapa ia harus hidup jika harus menjadi semenjijikan ini.
Dada sakura sesak. Namun rasanya hanya kekosongan, terasa sangat hampa. Sakit dalam batinnya yang ia dapatkan secara terus-menerus membuatnya mati rasa.
Iris mata Sakura melirik sebuah CCTV di ujung ruangan yang tertutup bingkai besar bergambar singa. Ia menatap benda itu datar. Itu adalah benda rahasia milik Hyunjin yang diberitahukan kepadanya. Kata Hyunjin, rumahnya yang dipenuhi oleh orang asing yang tidak membuatnya nyaman dan harus tetap diawasi. Kini CCTV itu hanya akan menjadi kehancuran lain dalam diri sakura.
Sakura tetap memandang benda kecil itu datar. Mungkin ia akan menancapkan pedang kematian ke dada Hyunjin jika lelaki itu melihat semua ini. Membayangkan Hyunjin menyaksikan kehancurannya, membuat Sakura seperti kehilangan akalnya. Ia sudah tak memiliki martabat apa-apa lagi sebagai perempuan, juga mungkin sebagai manusia. Bagimana bisa ia bertemu dengan Hyunjin lagi jika hanya untuk menunjukan serendah apa dirinya.
Sakura ingin tidak peduli. Ia hanya harus tidak peduli dengan semua yang menjadi beban selama ini. Hyunjin, masa lalunya, kehidupannya, dan masa depan, ia tidak ingin peduli lagi. Kehidupannya benar-benar membuatnya muak. Ia tidak ingin memikirkan apa-apa dan siapapun lagi. Ia juga hancur, jadi biarkan Sakura menggenggam keegoisan dalam dirinya sekali saja. Apa yang akan dikatakan seluruh manusia di bumi ini, apa yang telah dilakukan Lucas beberapa waktu lalu kepadanya, dan apa yang akan Hyunjin saksikan di dalam kamarnya sendiri, semuanya hanya fantasi yang ingin dilupakan dalam ingatan Sakura. Sakura ingin hidup dengan semestinya, bahkan ketika ia sudah hancur tak terbentuk. Ia ingin kembali utuh sebagai manusia normal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cause You're Enemy (Hyunjin x Yeji)
Fanfiction(CHAPTER COMPLETE) ______ Saat musim dingin datang membekukan lautan, gadis itu datang dengan kehangatan dalam dekapannya. Saat musim panas datang menggugurkan dedaunan, gadis itu datang membawa kesejukan pada sinar matanya. Tapi anehnya, ia terci...