36. Wound

1.4K 192 93
                                    

"Bukankah cinta selalu datang beriringan dengan luka?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bukankah cinta selalu datang beriringan dengan luka?"

____Cessper____
***

Hyunjin melihat jam pada lengan tangannya yang telah menunjukkan pukul 2 malam. Sudah terlalu larut untuknya tetap berada pada pesta ini. Ia melirik gadis di sebelahnya yang terlihat sayu karena raut mukanya yang menunjukkan rasa kantuk yang menyerang.

Beberapa pasang mata memandang ke arah mereka. Mungkin mereka sedang berbisik di belakang tentang bagaimana sempurnanya hubungan mereka saat ini. Dua orang dengan visualisasi yang menawan dari dua keluarga kaya. Mungkin mereka juga memergoki ciuman romantis yang telah terjadi antara Hyunjin dan Yeji? Sehingga mereka pasti sedang menyebarkan gosip itu ke seluruh penjuru sudut ruangan pesta, atau... hal terakhir yang tidak ingin Hyunjin pikirkan, bahwa beberapa di antara lelaki tengah menatap betapa memikatinya seorang Yeji? Beberapa lelaki memang terlihat melirik gadis itu sesekali. Tidak heran, Yeji memang sudah famous sejak gadis itu masuk ke Universitas Hanyang. Bahkan sampai detik ini, ketika ia sudah memiliki ikatan pernikahan pun tidak mengurangi kefamousannya sebagai salah satu primadona berhati dingin yang tidak mudah didekati. Yeji memang memiliki wajah yang unik, seolah jika ia tengah berada di antara segerombolan beberapa gadis, maka netra yang melihat tidak akan bisa melewatkannya. Juga, gadis itu tengah hamil, wajar jika auranya akan terpancar dan membuat orang lain yang melihat akan lebih tertarik.

Hyunjin menatap ke arah badannya sendiri, mendapati jika blazer yang awalnya ia kenakan sudah tertanggal dari tubuhnya. Kini lelaki itu hanya mengenakan kemeja putih dengan lengan sedikit terlipat. Ia tahu setidaknya langkah pertama untuk melindungi gadis itu adalah dengan menyelamatkan pundak Yeji yang terekspos di tengah-tengah hawa dingin yang menyeruak. Lagipula mengapa Yeji menggunakan pakaian terbuka seperti itu, padahal seharusnya ia tahu ia tengah hamil dan sebaiknya menjaga dirinya sendiri agar tidak mudah sakit.

"Kita pulang?" Hyunjin sedikit tersenyum ketika Yeji menoleh ke arahnya. Hanya sedikit. Jujur, ia belum bisa sepenuhnya merubah sikapnya kepada Yeji. Masih ada beberapa hal yang menurutnya butuh waktu untuk dileburkan, rasa pengkhianatan yang ia tujukan untuk Sakura. Apakah gadis itu akan mewajarkannya jika kini Hyunjin menyayangi orang lain dengan begini dalamnya? Justru, semakin Hyunjin mengingat Sakura, ia semakin ingin melindungi Yeji bagaimanapun caranya. Belajar dari pengalaman dirinya yang pernah disesali, Hyunjin tidak akan pernah membiarkan gadis yang ia lindungi tersayat sedikitpun. Sudah cukup baginya kehilangan semua orang yang berarti baginya. Tidak lagi.

"Pulang?" Yeji mengulang pertanyaan Hyunjin kepadanya.

"Benar. Mama pasti menungguku," kata Yeji lagi mengangguk singkat setelah ia menoleh ke arah Hyunjin yang hanya mengangguk mengiyakan.

"Kita pulang ke apartement, bukan rumah mamamu," kata Hyunjin seperti tak terbantah. Hyunjin secara tidak langsung memintanya untuk kembali pulang dan tinggal bersamanya. Dadanya kembali berdesir kala Hyunjin mengatakannya.

Cause You're Enemy (Hyunjin x Yeji)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang