33. Delusi

1.3K 197 37
                                    

"Apakah perasaan itu mulai tumbuh? Atau hanya sekedar delusi?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apakah perasaan itu mulai tumbuh? Atau hanya sekedar delusi?"

____Cessper____
***

Dua hari setelah Hyunjin dilarikan ke klinik anak perempuan Dr. Shin yang bernama Shin Mi Rae. Ia mendapatkan jahitan di luka tusuk yang menembus ke dalam perutnya. Beruntung, luka itu tidak terlalu dalam hingga Hyunjin tidak harus melakukan operasi besar, atau peluang terburuknya mungkin ancaman nyawanya yang bisa saja tidak terselamatkan.

Kini Felix berdiri di samping ranjang Hyunjin. Ia menatap lelaki itu yang masih menutup matanya rapat. Meski Dr. shin mengatakan bahwa luka tusukan itu tidak terlalu parah, namun Hyunjin belum kembali sadar dari lelapnya. Kejadian seperti ini terulang lagi. Hyunjin sempat tidak sadarkan diri seperti ini meski seharusnya tubuhnya baik-baik saja ketika ia mengalami kecelakaan motor tepat di hari kematian Sakura.

Dr. Shin memanggil Felix hari ini bukan tanpa alasan. Biasanya, dokter Shin tidak pernah meminta sesuatu pun darinya karena mereka tidak terlalu dekat. Tapi kepeduliannya yang kini ia tunjukan karena keponakan satu-satunya itu mungkin membuatnya merasa khawatir.

"Aku sangat dekat dengan Hyunjin karena aku tahu seberapa besar kesulitannya sejak ayah dan ibunya memutuskan bercerai. Anak itu yang tiba-tiba berubah menjadi pendiam waktu itu membuatku banyak sekali berpikir bagaimana perasaan yang tengah ia pendam. Apa ia kesulitan, apa ia ketakutan, atau hancur? Anak itu tidak pernah menunjukannya kepada siapapun. Aku rasa ia menyembunyikan semuanya dengan sangat rapi," ucap Dr. Shin ikut memandang Hyunjin yang masih terbaring. Ia berdiri di samping Felix sambil melipat kedua tangannya di depan dada.

"Kau pasti lebih mengenal Hyunjin lebih dari yang aku tahu Felix-ssi, karena kau teman terdekatnya yang masih bertahan hingga sekarang," kata Dr. Shin memandang Felix sekilas, sebelum akhirnya kembali memandang Hyunjin yang masih terbaring tak sadarkan diri. Mungkin lelaki itu juga bisa mendengar percakapan mereka.

"Aku tidak tahu apakah aku benar-benar mempengaruhi hal positif padanya selama ini," ucap Felix tertawa masam. Ia sadar, meski ia dekat dengan Hyunjin, bukan berarti ia menciptakan sisi positif pada diri lelaki itu selama ini, karena sudah terhitung berapa banyak hal-hal negatif yang sampai kini masih dilakukan oleh Hyunjin karena dirinya.

"Benar. Kau memang banyak memberikan pengaruh buruk bagi Hyunjin. Kau ingat? Kau mengajarinya merokok waktu itu. Kau juga membuatnya memiliki candu kepada alkohol bahkan sebelum umur kalian melampaui batas legal. Kau menjadi role modelnya untuk urusan berkelahi. Kurasa waktu itu aku hampir menyerah untuk mengawasi kalian. Jika bukan karena rasa peduliku kepada ponakanku sendiri, aku mungkin sudah menelantarkannya sejak lama," kata Dr. Shin terkekeh.

"Tapi kau perlu tahu Felix-ssi, mungkin juga jika bukan karena dirimu yang bersedia menemaninya di waktu itu..., Aku tidak tahu apakah Hyunjin akan lebih baik dari ini," kata Dr. Shin tersenyum tulus ke arah Felix.

Cause You're Enemy (Hyunjin x Yeji)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang