11. Down

1.4K 200 21
                                    

"Karena sebagian rasa sakit hanya bisa disembuhkan oleh orang yang menyakiti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Karena sebagian rasa sakit hanya bisa disembuhkan oleh orang yang menyakiti."

___Cessper___
***

Ryunjin masuk ke dalam apartement dengan heran. Pasalnya, gorden yang terpasang untuk menutupi dinding kaca besar di kamar apartement biasanya akan terbuka di siang hari. Ryunjin sedikit terlambat kembali ke apartement karena ternyata urusannya masih terlalu banyak untuk diselesaikan.

Ryunjin kembali mengernyit karena ia mendapati pintu kamar Yeji yang terbuka. Hari ini adalah jadwal Yeji harus kuliah, jadi ia mengira gadis itu tidak ada di dalam apartement.

"Yeji-ya," panggil Ryunjin sambil berjalan mendekat ke arah kamar. Namun betapa terkejutnya dirinya melihat pemandangan di hadapannya. Kamar Yeji berantakan. Dari alat make up, peralatan kuliah, sampai vigura dan vas bunga. Semuanya pecah berceceran di lantai. Yang lebih mengejutkan, ada bercak darah yang menetes di lantai kamar Yeji.

Ryunjin mengedarkan pandannya dan menemukan Yeji di sisi ranjang, tengah memeluk lututnya sambil menatap ke lantai dengan pandangan kosong. Pecahan vas bunga tergeletak di hadapannya, masih menyisakan bercak darah yang belum mengering di setiap ujung-ujungnyanya yang runcing.

"Ada apa ini!?" tanya Ryunjin cepat sambil mendekat setelah menemukan Yeji. Ia memandang Yeji dengan tatapan terkejut, apalagi melihat vas bunga yang menempel banyak darah di hadapannya. Ryunjin segera memeriksa lengan dan tubuh Yeji, khawatir ada goresan di sana yang membuat Yeji terluka. Tapi ia tak menemukan apapun. Yeji tidak terluka sedikit pun.

"Apa yang terjadi, Yeji-ya!?" Ryunjin mengguncang tubuh Yeji yang masih tak menghiraukan kedatangannya.

Yeji masih terdiam, ia bahkan tak melirik Ryunjin sama sekali. Tubuhnya seperti hanya raga saja. Jiwanya kosong seolah telah hilang sejak beberapa waktu lalu.

"Yeji-ya! Kim Yeji!!!" Ryunjin terus mengguncang bahu Yeji. Ia ingin penjelasan atas semua yang terjadi, juga mengapa Yeji menjadi seperti ini. Tapi melihat bagaimana kondisi Yeji membuatnya tak bisa mendapatkan jawaban apapun.

"Kim Yeji! Tatap aku!" Ryunjin menganggam wajah Yeji dan mengarahkan agar menatap wajahnya. Muka Yeji sangat suram dan pucat. Entah apa yang telah dilalui Yeji, namun Ryunjin mengerti Yeji tengah mengalami depresi berat.

"Apa yang terjadi?" Kini Ryunjin berbicara dengan pelan dan lembut setelah memastikan Yeji menatap matanya. Namun bukannya menjawab, air mata Yeji meluruh. Air mata itu mengalir di wajah datar Yeji karena Yeji tetap tak memberikan ekspresi apapun.

Tak ada tangisan. Air mata itu hanya meluruh sendiri tanpa pancingan yang berarti. Nyatanya Yeji masih membeku dalam dirinya sendiri. Sesekali ia hanya melirik kosong ke udara, seperti kehilangan dirinya.

Dengan sedikit gemetar, Ryunjin akhirnya mengeluarkan ponselnya, berniat menelepon Nyonya Mikaela, mama Yeji. Bagaimana pun kondisi Yeji saat ini sangat membutuhkan pengobatan dan ia harus meminta keputusan orangtuanya terlebih dahulu.

Cause You're Enemy (Hyunjin x Yeji)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang