ARSA - 22

1.9K 385 29
                                    

🌻 H A P P Y    R E A D I N G 🌻

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌻 H A P P Y    R E A D I N G 🌻

TERHITUNG sudah masuk hari ke tiga Rosa di rawat di siniㅡlebih tepatnya 2 hari tiga malam. Kondisi si gadis sudah membaik kian kemari. Lukanya pun tidak sebasah kemarin hingga saat diobati perihnya pun tidak sesakit saat pertama kali ia mengganti perban. Sekarang sudah menunjukkan pukul 5 sore. Sebelumnya Jessica sempat kemari tadi pagi untuk berencana bolos. Ternyata Chelsie juga ikut mampir kemari dan alhasil gadis berponi tersebut diseret paksa ke sekolah. Sementara Jenna tidak bisa datang hari ini karena ada jadwal les.

Rosa tidak masalah. Ia sudah terlalu merepotkan mereka tiga hari ini. Tolong jangan katakan hal ini pada Jessica atau mereka akan bertengkar lagi. Jessica paling anti dengan kalimat merepotkan yang keluar dari mulut mereka. Bukan hanya marah, gedung rumah sakit bisa-bisa runtuh. Hiperbolanya, sih, begitu. Lebih kuranglah.

Jemari si gadis bergulir di atas layar. Melihat-lihat postingan di akun sosial medianya. Kalau sudah bosan dengan hal itu. Rosa akan membaca novel online atau menonton film. Kendati sudah di lakukan semua selama seharian ini sendirian. Chelsie dan Jessica belum datang juga. Rosa mendengus pelan.

“Pengen pulang,” gumamnya lirih.

Mendekam di kamar ini tidak seenak yang pernah ia tonton di film. Semua film yang ketiga sahabatnya rekomendasikan sudah ia babat habis tadi. Membaca satu novel juga sudah. Membaca webtoon juga sudah. Tidur juga sudah meski hanya sebentar karena ia tersentak ketika suster penjaga datang.

Helaan napas kasar pun keluar dari bibir Rosa. Dipandangi dari atas ranjangnya, pemandangan di luar sepertinya bagus untuk memulihkan akal sehatnya. Tetapi ia harus pergi dengan siapa? Suster? Ck! Jujur saja, tidak menyenangkan sama sekali. Pembicaraan mereka tentu tidak akan seru mengingat suster-suster khusus lantai ini sangat kaku dan serius sekali. Percaya, deh.

Monotonlah pokoknya.

Rosa mengelus perutnya. “Laper.”

Baru saja berkata sepeti itu Rosa dikejutkan dengan pintu yang terbuka lebar dan menampilkan seorang pemuda. Raut wajahnya datar namun terkejut. Sempat berharap seseorang yang lain datang. Huft!.

“Raffa? Ngapain lo di sini?” tanyanya bingung.

Kekasih sahabatnya itu menaruh satu kantong plastik di atas nakas dan berkata, “Jenguk lo, lah, apalagi.”

Rosa mengangguk kecil. Bibirnya sedikit mengerucut ke depan dan Raffa langsung memberikan tatapan menuding.

“Jangan-jangan lo lagi nungguin seseorang terus malah terjatuh ke dasar lautan karena yang dateng gue?” tembaknya. Rosa melotot dan Raffa mendesis pelan sambil menepuk bahu Rosa dua kali. “Jangan berharap sama manusia. Sakit, lho.”

How Bad Do You Want Me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang