ARSA - 41

1.5K 309 30
                                    

🥀H A P P Y    R E A D I N G🥀

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


🥀H A P P Y    R E A D I N G🥀

ARZAN pundung.

Rosa yakin, seratus pangkat seratus persen.

Buktinya? Lihat saja wajah pemuda berlesung pipi tersebut. Ditekuk, masam, mengerut, terus-menerus mendengus. Setiap Rosa melangkah mengikuti arah manik mata Arzan memandang, pemuda tinggi terus-terusan menghindar; membuang muka. Penyebabnya jelas karena Mika. Saat Rosa dan Mika ingin bertukar nomor ponsel laki-laki tersebut tiba-tiba datang, entah datang darimana. Bagai jelangkung saja. Bahkan Arzan juga menatap Mika dengan tatapan menusuk sampai anak itu cepat-cepat pamit undur diri. Rosa yakin Mika berpikir yang tidak-tidak menjurus aneh, seperti :

“Apa muka gue terlalu ganteng jadi dia merasa tersaingi?”

Rosa menghela napas, setengah geli setengah kesal dengan sikap Arzan sekarang. Semenjak peninggalan Mika yang kabur menuju ke kelasnyaㅡmungkin, Arzan mogok bicara padanya. Tidak sepenuhnya, sih, hanya saja Arzan tidak mengacuhkannya. Sementara Rosa yakin bahwa mulutnya sudah penuh busa karena bergerak sejak tadi. Mungkin mengalahkan Lisa BLACKPINK kala rap. Sebanyak apapun ia berbicara, Arzan juga hanya membalas singkat, tetapi lebih banyak diam. Sampai-sampai Rosa nekat mengikuti pemuda itu hingga memasuki toilet dan berujung ke luar secepat kilat, karena mendengar teriakan penghuni di dalamnya.

Rosa mengumpat dalam hati.

Arzan menyebalkan sekali, sih! Meski begitupun, Rosa gemas, kok. Serius, deh! Hihi!

Sekarang ini Rosa memandang Arzan yang duduk di kursi kebesarannya, fokus dengan lembaran-lembaran putih dan laptop. Rosa mendengus keras-keras agar Arzan menatap ke arahnya, iya, berhasil, tetapi hanya sedetik kurang. Ck! Dasar Tarzan!

Rosa mengerjap, “Eh? Gue udah lama nggak manggil dia Tarzan,” gumamnya bermonolog. Ia terkekeh kemudian dan menatap Arzan untuk ke sekian kalinya, namun tersenyum miring.

“Lo ngambek?” Pertanyaan ke 34 kali dan dijawab Arzan dengan, “Nggak!”

Rosa merotasikan matanya tak percaya, ia melipat tangan di depan dada. “Terus kenapa lo diem-diem kayak patung gitu?”

“Nggak liat gue lagi kerja?” balasnya sinis, Arzan melirik sekilas.

Gadis chipmunk tersebut merotasikan matanya jengah, ia berdecak. “Lo nggak liat mulut gue berbusa ngajak lo ngomong tapi lo diem?”

Arzan diam, tak merespon.

“ARZAN!” serunya kesal, matanya melotot, siap mengibarkan bendera peperangan pada pemuda itu.

Arzan menoleh, menyorort datar dan menurunkan sedikit kacamatanya. “Apa?”

“Lo nyebelin!”

“Lo juga.”

Rosa bangkit dari duduknya dan berkacak pinggang menatap Arzan tak percaya. “Kok gue? 'Kan elo yang nggak anggep gue dari tadi, seakan-akan gue makhluk tak kasat mata.”

How Bad Do You Want Me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang