ARSA - 47

1.4K 279 6
                                    

🥀H A P P Y    R E A D I N G🥀

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


🥀H A P P Y    R E A D I N G🥀

MELIHAT suatu keganjilan di depan mata memang akan dan selalu menarik perhatian. Yang mana, jika sudah menjadi topik trend ataupun baru-baru saja ke luar dari oven. Mereka akan suka berbagi dari mulut ke mulut untuk mencari tahu kebenarannya. Tak ayal kadang terlalu kentara sekali dan dibiarkan saja sehingga menjadi suatu kegiatan yang lumrah di lakukan di masyarakat. Manik mata fokus mencuri-curi pandang sementara telinga di pasang setajam mungkinㅡmungkin lebih tajam daripada kelinci.

Tak usah memperpanjang pembukaan, mari kita sebut saja tokoh utamanya Rosa dan Lion. Ketua padus dan anggota basket yang digadang-gadang akan menjadi kapten basket selanjutnya, charming pula. Paket komplit. Dugaan-dugaan di kepala mulai banyak terukir jelas di gurat wajah mereka yang penasaran, mereka berdua ada hubungan apa?

Rosa risih jujur saja, tapi ia tidak peduli. Gadis chipmunk tersebut menarik lengan Lion untuk duduk kemudian bertanya.

“Kamu mau makan apa? Biar Kakak pesenin,” ujar Rosa seraya mengumpulkan helai rambut dan mengikatnya.

Lion bangkit dan menggeleng, “Aku aja yang mesen. Kak Audy mau makan apa?”

“Ketoprak aja, deh. Nggak pedes, ya, Yon,” balas Rosa dan duduk di kursinya. Gadis chipmunk tersebut mengeluarkan ponsel dan berikutnya Lion datang dengan dua piring ketoprak. Rosa sumringah. Makanan memang membuat suasana hati si gadis membaik.

Sejenak lupa bahwa tadi nyaris saja ingin berbuat sinting dengan menjambak rambut Chika. Sejujurnya.

Sementara itu Lion menatap sang kakak lamat-lamat, berpangku wajah dengan kedua telapak tangan dan menunjukkan cengiran lebar. Si pemuda jangkung tersebut teramat senang bisa sedekat ini dengan kakaknya. Selama ini mereka selalu bersikap bagaikan orang asing. Lion selalu menahan diri jika berpapasan dengan Rosa. Tetapi sekarang tidak diperlukan lagi, Rosa bahagia saja ia sudah ikut senang.

Rosa mengerjap sembari menatap sang adik yang menunjukkan cengiran lebarnya sampai mata Lion ikut menyipit juga.

“Kamu ngapain?”

“Seneng bisa deket sama Kak Audy kayak gini,” jawabnya polong, masih nyengir kuda.

Rosa tersenyum sendu, diletakkannya sendok di atas meja lalu digenggam erat tangan Lion dan melebarkan senyuman. “Yon, maaf, ya. Kak Audy udah egois selama ini dan nggak jagain kamu sebagai Kakak.”

Lion menggeleng, “It's okay. Aku ngerti, Kak Audy nggak perlu ngerasa bersalah karena ini bukan salah kita, Kak. Salah papa.”

“Hmm,” Rosa menghembuskan napasnya kasar. “Yaudah kamu agak cepetan makannya soalnya Kakak mau ngelatih anak padus lagi. OS makin deket jadi Bu Bella mau ngecek besok persiapan anak padus udah sampai mana.”

Pemuda tinggi itu mengangguk-angguk lucu persis seperti bayi. Mirip sekali saat Lion masih balita dan pipinya gembul sekali. Rosa dulu sering menciumi pipi sang adik kalau Julian tidak ada di rumah. Well, ingatan buruk jadi tak perlu dibahas.

How Bad Do You Want Me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang